Masak Bareng Mama

965 140 175
                                    


Halo semua,

Lama tidak jumpa, semoga my lovely readers baik-baik dan sehat selalu.

Aku mau tanya, apa yang bikin kalian suka sama book ini?

Kalian pengen ada chapter apa di book ini? Author akan coba tulis request kalian.

Tidak lama-lama lagi, enjoy.

Happy reading.

.
.

"Mama lagi apa?" Jimin berjalan menuju dapur. Tangannya menenteng mobil-mobilan Superman. Seragam sekolahnya sudah berganti baju rumah.

"Ini Mama lagi mau buat makan siang." Tanganku sibuk memotong-motong bahan makanan yang akan dimasak.

Setelah menjemput Jimin dari sekolah, aku langsung pulang ke rumah. Seperti biasa inilah saatnya aku memasak untuk makan sekeluarga. Papa baru pulang nanti sore, jadi siang ini hanya aku dan Jimin yang makan di rumah.

Jimin terus mengamati aku yang sedang menyiapkan sayuran dan daging, matanya membulat sedangkan mulutnya sedikit terbuka. Begitulah ekspresi wajahnya jika sedang sangat serius memperhatikan sesuatu.

"Lihat apa, Chim?" tanyaku penasaran.

"Mama mau masak apa?"

"Mama mau buat bugeo gook sama  sukju namul. Akhir-akhir ini cuacanya sering hujan, anginnya juga makin keras. Sepertinya sudah mau masuk musim dingin, makanya Mama masak ini biar badan jadi hangat dan tidak gampang sakit."

Jimin mengangguk-angguk, "Masaknya susah apa gampan, Ma?"

"Tidak, tidak susah." Aku menggeleng,  "Mama cuma bisa masak yang mudah-mudah. Kalau Halmeoni, nah dia yang jago masak."

Jimin mengangguk lagi. "Tapi masakan Mama palin enak," katanya polos.

Aku tersentuh dengan kata-katanya yang tulus. Tentunya hati ibu mana yang tidak melayang mendengar pujian anaknya sendiri. "Terimakasih, Chim. Mama selalu masak dengan seluruh cinta Mama untuk Chim juga buat Papa." Aku mengelus pipi gembilnya

Dia tersenyum lebar dengan mata yang hampir tidak kelihatan. Tapi lama kelamaan, dia bosan juga hanya memperhatikan terus-menerus. Jimin turun dari meja dapur dan menghilang masuk kamarnya sendiri.

Aku kira Jimin akan bermain di kamarnya sambil menunggu makanan siap. Tetapi sebentar kemudian dia keluar lagi, menenteng mainan yang lain. Mobil Superman sudah tidak dibawa.

"Chim mau masak juga," katanya riang setelah selesai menata alat-alat permainannya tidak jauh dariku di dapur.

Rupanya Jimin hari ini ingin bermain masak-masakan. Jimin memang mempunyai satu set permainan masak-memasak, hadiah dari pamannya, yaitu adikku yang super jahil. Lengkap berisi panci, kompor, talenan, pisau, dan lain-lain.

Hadiah ini tadinya semacam guyonan lain dari adikku yang konyol. Awalnya aku sempat kuatir, takut Papa tersinggung jika anak laki-lakinya diberi suatu permainan yang identik dengan perempuan. Beruntung Papa ternyata berpikiran sangat terbuka, dia sama sekali tidak keberatan bila Jimin bermain masak-masakan. Toh kebanyakan chef hebat juga laki-laki, begitu katanya.

"Ma, gimana cala buat bugo guk?" Jimin bertanya. Dia sudah siap dengan pisau mainan di tangan dan talenan di hadapannya.

Aku tersenyum, "Pertama-tama, kita potong ikan keringnya."

Jimin melaksanakan perintahku, memotong-motong 'ikan' yang tidak kelihatan di talenannya. "Telus?"

"Sekarang kita potong juga lobaknya."

(The Story Of) Chim And YoonieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang