Salju Pertama

715 108 102
                                    

Hello lovelies,
Ga terasa sudah akhir tahun lagi. Sudah hampir 365 hari dari sejak 1 Januari.

Sebagai chapter penutup di tahun ini, Author bawa sedikit hadiah untuk kalian semua dari Chim dan Yoonie.

Happy reading
.
.

Suasana di sekolah Min's Kindergarten hari ini berbeda dari biasanya. Di halaman sekolah sekarang berdiri sebuah orang-orangan salju. Mata dan bibirnya terbuat dari batu kerikil, sedangkan hidungnya yang panjang adalah sebuah wortel, tangannya tersusun dari 2 buah ranting kayu. Kepala snowman yang bulat menggemaskan itu ditutup sebuah beanie hijau, semakin gagah karena ia juga mengenakan syal merah.

Di dalam lebih semarak lagi. Dua buah ruangan kelas digabungkan dan didekor meriah. Langit-langitnya dipenuhi balon-balon berwarna merah dan hijau. Di sepanjang dinding digantungkan kaos kaki raksasa dan rangkaian daun cemara berbentuk bulat. Tidak lupa di salah satu sudutnya diletakkan sebuah pohon cemara besar yang dihias aneka ornamen dan lampu cantik.

Ya benar sekali, hari ini sekolah mengadakan pesta Natal, sekaligus menandai hari terakhir sekolah di tahun ini. Mulai besok sekolah akan diliburkan selama satu bulan dalam rangka musim dingin. Jadi kami semua, warga sekolah ini, baru akan bertemu lagi di tahun yang baru.

Walaupun di antara murid-murid memang ada yang beragama Kristen, tapi kegiatan hari ini murni untuk acara bersenang-senang. Sebagai rasa syukur atas tahun yang telah berlalu sekaligus menyambut tahun baru yang penuh harapan.

Semua anak dan orang tuanya datang dengan busana bernuansa merah. Jimin sendiri mengenakan kemeja putih dan celana jeans dilengkapi sweater merah bermotif salju. Saat kami datang, sudah banyak siswa yang hadir. Padahal acara baru dimulai 30 menit lagi. Nampaknya murid-murid sangat bersemangat mengikuti kegiatan hari ini.

"Taetae, Kookie, hai...," sapa Jimin kepada 2 teman sekelasnya. Mereka berdua sedang duduk bersebelahan, tampak sedang berdebat seru.

"Chim, hai," Taehyung melambaikan tangannya.

"Halo, Chim hwun," kata si maknae. Dia langsung menarik tangan Jimin dan menyuruhnya duduk di antara mereka berdua. "Hwun, Hwun, Kookie mau tanya, cintelklas itu ada nda?"

"Ya, ada don. Meman kata siapa nda ada?" tanya balik Jimin.

"Itu, Taetae Hwun." Jungkook mem pout bibir, dan menunjuk tepat di dada temannya. "Katana cintelklas itu cuma bohonan aja," katanya kesal.

"Meman iya. Sintelklas itu pembohon," Taehyung bersedekap di dada, sangat yakin dengan pendapatnya.

"Taetae salah. Sintelklas itu ada kok, soalnya Natal kemalin, Sintelklas datan kasih hadiah buat Chim." Jimin masih mengingat dengan jelas kejadian tahun lalu, ketika Sinterklas datang tengah malam membangunkan dia yang sedang tertidur dan membawakannya hadiah pensil warna dan peralatan menggambar lainnya.

"Tuh, kan. Kookie juga, cintelklas kasih boneka ailonmen buat Kookie malam-malam." Kookie berkata gusar. "Tapi Kookie balu buka kadonya pagi-pagi. Coalnya macih nantuk."

"Kalau Taetae nda pelcaya, Chim punya fotonya. Ada di hape Mama, Chim difoto sama Sintelklas malam-malam. Iya kan, Ma?" katanya berpaling kepadaku yang mengamati perdebatan mereka dari kursi belakang. Aku mengangguk sayang, mengiyakan perkataan anakku.

(Natal tahun lalu, Papa memakai kostum Sinterklas dan membangunkan Jimin tengah malam lalu berfoto bersama anak kami dengan kostum itu. Dengan perut yang diganjal bantal sehingga nampak buncit serta jenggot putih tebal, Jimin tidak bisa mengenali Papa yang berada di dalamnya. Dia benar-benar percaya bahwa Sinterklas sendiri yang datang.)

(The Story Of) Chim And YoonieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang