q.

623 102 21
                                    

halo ◉‿◉

❁ཻུ۪۪⸙

hyunjin berdiri di depan rumah sang ayah. dengan penuh keberanian ia mengetuk pintu dengan pelan. "ayah, ibu, ini ananta," ucapnya.

tak lama pintu itu terbuka. suzy, ibu hyunjin yang melihat sang anak berada dihadapannya dengan luka yang masih terlihat di wajah langsung memeluk hyunjin. mengusap surai hitam anak tunggalnya penuh kasih sayang. 

"kamu ga apa-apa, to le?" tanya suzy khawatir.

hyunjin mengangguk. menandakan bahwa ia baik baik saja. sang ibu kemudian mengajak anak tunggalnya itu untuk masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang depan.

"sudah diobatin lukanya?"

"sudah, bu. kemarin diobatin sama bundanya aby. tadi pas mau ke sini diobatin mas pandu. udah ga nyeri kok."

hyunjin bicara dengan senyuman yang tidak luntur dari bibirnya. untuk meyakinkan ibunya bahwa ia benar baik-baik saja. hyunjin tak mau membuat ibunya khawatir.

sedangkan suzy yang mendengar nama seungmin tersenyum lebar. "ibu seneng kamu udah baikan sama aby. berani pacar-pacaran segala. udah gede ya anak ibu."

"ya udah gede dong, bu. masa mau jadi anak kecil terus," balas hyunjin dengan senyum malunya.

suzy bersyukur hyunjin jadi lebih banyak tersenyum sekarang. tak salah ia membiarkan hyunjin kembali ke kota kelahirannya ini. anak semata wayangnya berhasil menemukan kebahagiaan bersama orang tersayang.

yang sekarang ia harapkan, semoga saja suaminya bisa melepaskan hyunjin dari kekangannya. membiarkan hyunjin bahagia dengan pilihan hyunjin sendiri.

"duh ya ampun, ibu lupa ibu lagi masak. ayahmu di halaman belakang tuh. nanti kita makan malam bareng ya, ibu panggil kalau sudah siap."

suzy kembali ke dapur. menyiapkan makan malam untuk keluarga kecilnya, dan hyunjin beranjak dari ruang depan menuju halaman belakang. di sana hyunjin dapat melihat ayahnya sedang sibuk dengan dengan kerjaannya.

"ayah, ngapain?"

jinyoung yang merasa terpanggil menolehkan kepalanya. melihat anaknya datang, ia menyuruh hyunjin mendekat.

"sini, le. ini lho cuma ngecat ulang lemari sama meja. lumayan masih bisa dipakai," jelas jinyoung.

menduduki kursi pendek yang ada di depan ayahnya, hyunjin kemudian mengambil kuas cat dan membantu jinyoung mengecat lemari.

"kok malem malem sih, yah?"

"besok kan ayah udah mulai kerja di sini. ga sempet kalau siang-siang. ya udah to malem aja."

hyunjin mengangguk, tanda mengerti. namun pikirannya saat ini dipenuhi bagaimana cara ia berbicara mengenai masalahnya. bukan takut, hyunjin hanya bingung bagaimana cara mengatakannya.

"ayah, nanta minta maaf ya belum bisa jadi anak yang baik buat ayah. maaf nanta nentang permintaan ayah. tapi nanta yakin kok nanta bisa bahagia dengan pilihan nanta sendiri.

"nanta mohon ya, yah. restuin nanta sama abyasa. yaksa juga udah punya pilihan dia sendiri. kita berdua sama-sama nolak dan ga bisa lanjut soal perjodohan itu. maaf, yah."

hyunjin berucap dengan tegas. tangannya mencengkeram erat kuas cat yang ia pegang. kepalanya menunduk tak berani melihat wajah ayahnya.

"enggak. gak ayah restuin."

jawaban sang ayah membuat hyunjin lemas. hatinya seperti ditusuk pisau tajam yang keluar dari mulut ayahnya.

"gak ayah restuin kalau kamu mau nikah sekarang. lulus dulu kamu baru ayah restuin buat nikah. kalau sekarang ayah restuin buat pacaran dulu."

le retour - seungjinWhere stories live. Discover now