🍋8💡

31 4 0
                                    

"Ready?" Camryn mendekatiku yang berdiri di depan cermin. Aku melirik sekali lagi gaun selutut berwarna biru dongker yang kukenakan. Aku mengangguk.

Camryn mengenakan gaun serupa berwarna merah marun. Kami berjalan keluar Dorm dan menyetop Taksi di depan.

"Kita akan ke pesta siapa sebenarnya Cam?" Aku menyikut Camryn yang sedang memperbaiki lisptik dari kaca ponselnya.

"Kau hampir membuatku terlihat seperti badut, Eve." Camryn berseru jengkel. Aku hanya mengangkat bahu.

"Jawab dulu pertanyaanku."

"Kau akan suka ini Eve, meskipun kau mungkin bukan salah satu penggemar mereka." Camryn cekikikan sementara aku menatapnya jengkel. Apa susahnya memberitahuku.

Selang beberapa menit kami sampai di sebuah rumah yang cukup besar dan luas. Aku yang sedikit ragu, di tarik oleh Camryn. Kami sampai di sebuah ruangan luas, mungkin ruang keluarga atau semacamnya.

"Aku ingin ke Toilet." Aku sudah tidak tahan ingin segera membuang hajat karena aku menahannya sejak di dalam Taksi.

Camryn menunjukkan letak Toilet. Sepertinya ia memang sudah mengenal rumah ini.

"Kau temui aku di belakang kalau sudah selesai, acaranya di dekat kolam renang." Aku mengangguk dan segera menuju ke dalam Toilet.

Setelah selesai dengan hajatku, aku mencuci tangan di wastafel dan segera menyusul Camryn. Aku melewati ruang tengah yang cukup luaa dan menuju pintu yang menghubungkan ke halaman belakang. Tapi mataku tak sengaja menangkap pigura besar yang di pasang di tembok. Why Don't We? Apa pemilik rumah ini adalah salah satu dari Limelights? Akan menyenangkan jika aku berkenalan dengannya. Aku tersenyum memikirkannya. Aku segera menuju halaman belakang. Orang-orang di sana tidak sebanyak yang ku kira. Sepertinya hanya pesta kecil-kecilan. Kalau begitu Camryn termasuk kenalan dekat jika dia di undang.

Tapi langkahku seketika membeku ketika aku melihat salah satu dari orang-orang itu. Corbyn yang mengobrol dengan Christina. Jonah dan Tate. Jack menggendong anak kecil. Gabbie membakar sesuatu di panggangan. Daniel yang sedang menjahili Zach. Apa aku sedang mengigau? Tapi aku tidak tertidur di Toilet tadi. Aku coba perhatikan sekali lagi. Astaga, ini nyata. Apa ini rumah the boys? Aku ingin sekali teriak jika tak punya malu.

***
Zach Side

Zach melihat kedatangan Kay yang di sambut pelukan oleh Christina, Gabbie dan Tate. Untuk tidak mengatainya munafik, Kay memang cantik, tapi semenarik dulu di mata Zach. Tiba saat Kay berdiri di depan Zach dan memeluknya. Entah kenapa Zach justru membeku tanpa membalas pelukan perempuan itu. Hanya tersenyum saat Kay menyapanya.

Gabbie dan yang lainnya membakar sosis dan daging sedangkan yang lainnya menikmati jus di tangan. Jon dan beberapa crew yang ikut saat tour sudah datang sejak tadi.

Dari arah pintu, perempuan yang dilihat Zach bersama Kay kemarin datang. Camryn. Perempuan itu pernah beberapa kali di ajak Kay ke rumah ini saat mereka masih berpacaran dulu. Jadi, tidak ada masalah jika dia datang.

"Kau membawa orang Asing yang tidak pernah ke rumah ini datang ke pesta kita, Kay?" Jon berseru membuat beberapa orang termasuk Zach yang sedang mengusap bajunya bekas di siram Daniel dengan jus menoleh.

"Apa maksudmu Cam? Dia sudah beberapa kali ke sini." Kay membela.

"Tidak, maksudku gadis di belakang itu."

Semua orang menatap perempuan yang sekarang mematung. Zach sempurna menyemburkan minumannya. Apa dia tidak salah lihat? Untuk apa Eve ke sini? Dengan siapa?

"Ma..maaf, aku yang mengajaknya ke sini, kukira tidak ada aturan seperti itu." Camryn patah-patah menjelaskan.

"Apa yang kau lakukan Cam? Kau yang mengajaknya?" Kay berbisik pada Camryn.

Semetara Eve hanya menunduk semakin terpojok.

"Maafkan aku, seharusnya aku tidak datang. Aku berjanji akan merahasiakan alamat rumah ini." Tanpa menunggu apapun, Eve langsung berbalik dan berlari meninggalkan semua orang yang menatap bingung kejadian itu.

"Aku bertemu gadis itu saat tour di Dallas kemarin, dia salah satu Limelights." Gabbie bersuara.

Sementara Zach sudah melepas minuman di tangannya dan berlari menyusul Eve. Kay yang melihat itu menatap menyelidik. Termasuk Camryn yang sekarang bingung dengan suasana canggung yang di karenakan kecerobohannya sendiri mengundang sembarangan orang.

"Eve!" Panggil Zach berusaha menghentikan langkah Eve. Namun perempuan itu tetap tak berhenti, malah mempercepat langkahnya.

Beruntung Zach berhasil menangkap tangannya dari belakang.

"Kenapa kau mengejarku? Kau akan di marahi Jon." Suara Eve tercekat. Zach tau perempuan itu hendak menangis. Ia menyumpahi Jon dalam hati kenapa tega mengatakan hal itu pada Eve.

"Maafkan Jon, dia tidak bermaksud membuatmu malu atau menya-"

"Tak apa Zach." Eve melepas pegangan tangan Zach berusaha tersenyum. Tapi merutuki dirinya dalam hati kenapa mau saja di ajak Camryn menghadiri pesta yang bahkan ia sendiri tak tau siapa yang mengadakan pesta.

Zach menatap Eve dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Aku antar kau pulang." Zach hendak mengambil kunci mobil tapi tangan Eve mencegahnya.

"Tak apa, aku bisa pulang sendiri." Eve meyakinkan. Tapi Zach menggeleng cepat dan tetap mengambil kunci mobil lalu menggandeng tangan Eve keluar.

Eve hanya diam sepanjang perjalanan begitupun Zach. Sampai tiba-tiba mobil di depan mereka berhenti mendadak membuat Zach berusaha menginjak rem sekeras mungkin agar berhenti. Sedangkan tangannya melindungi kening Eve saat yang terantuk ke depan.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Zach. Eve menggeleng tersenyum.

"Thanks."

Zach kembali fokus menyetir.

"Apa yang kau lakukan di sini, kalau aku boleh tau?" Zach membuka percakapan.

Eve terdiam sejenak. Zach menghela nafas. Mungkin dia tidak mau menceritakannya. Bukankah Eve selalu menyebutnya penguntit atau pengganggu? Jadi untuk apa dia memberitahu Zach tentang dirinya.

"Aku berkuliah di sini," jawab Eve yang membuat Zach sedikit terkejut.

Pertama, karena ternyata Eve mau menjawab pertanyaannya. Kedua, karena Eve mengatakan kalau dia melanjutkan kuliah di sini? Di Los Angeles?

"Benarkah? Kau hebat."

"Tidak juga." Eve balas terkekeh.

"Bagaimana dengan cover lagumu? Apa kau berencana untuk membuat cover lagu kami lagi?" Tanya Zach setengah melirik wajah Eve yang di poles make up tipis namun terlihat manis di mata Zach.

"Aku belum tau, sepertinya aku akan lebih sibuk dengan kuliah." Eve mengangkat bahu.

Zach terus menyetir hingga mereka sampai di sebuah bangunan bertingkat yang di duga Zach adalah Asrama Eve.

"Thanks." Eve tersenyum setelah menutup pintu mobil.

"Apa aku boleh menemuimu ke sini lain waktu?"

Eve terlihat berpikir.

"Tidak masalah." Eve mengangkat bahu. "Asalkan tidak ketahuan papparazi?" Eve terkekeh diikuti Zach.

Zach melajukan mobilnya meninggalkan bangunan Dorm itu. Sepanjang jalan ia hanya tersenyum. Setidaknya Eve tidak menatapnya sebal. Itu untuk pertama kali seumur hidupnya Eve tersenyum padanya. Awal yang baik.

***
Aku menghempaskan tubuhku ke ranjang dan menatap langit-langit. Betapa bodohnya aku datang ke pesta hanya untuk mempermalukan diri sendiri.

Yang membuautku heran adalah perlakuanku pada penguntit itu. Maksudku, Zach. Sejak kapan aku tidak jengkel melihat kehadirannya. Mungkin karena setidaknya dia yang menerimaku di rumah itu. Mungkin.

~~~~
Komen
Vote
👇

Catch Me Back (Zach Herron) •Why don't we•Where stories live. Discover now