🍋12💡

34 5 0
                                    

"you look so beautiful, you walked out of dream, I never felt this way before, your eyes are all I need."
______________________________________________
Evelyn's POV

Aku mengirim fotoku saat di Hollywood Hills. Dan dia seperti biasa hanya membalas dengan emotikon bosan. Dasar Ryan menyebalkan. Aku mencoba menelponnya dan satu kali nada sambung dia menjawab.

"Astaga Eve, apa tidak cukup dengan mengirim fotomu saja? Sekarang kau harus bercerita panjang lebar? Aku sedang sibuk, Dad baru saja mengomeli.."

"Diamlah! Kau semakin cerewet dari biasanya Ry. Aku hanya ingin menanyakan kabarmu." Aku mendengus kesal.

"Aku baik, bagaimana denganmu?" Tanyanya dengan suara yang sedikit lembut dari sebelumnya. Aku terkikik sedikit. Aku bukannya terlalu percaya diri tapi aku yakin Ryan telah merasa bersalah.

"As you know, I'm good."

Aku melihat lalu lalang orang di luar sambil sesekali memakan spaghetti ku. Aku sedang di restaurant cepat saji di dekat kampusku dan tidak berniat untuk pulang lebih cepat
Lagipula Camryn belum pulang, mungkin aku akan menunggunya.

"Bagaimana kabarnya?" Tanyaku pelan.

Ryan terdiam di seberang.

"Siapa yang kau maksud?" Tanpa melihatnya langsung pun aku sudah tau, bahwa keningnya berkerut kebingungan.

"Mom." Aku menghela nafas berat.

Menyebut Mom, membuat lidahku kelu. Aku merindukannya kalau boleh jujur. Entah dia merindukanku atau tidak, atau mungkin malah lebih senang aku pergi karena tidak ada yang mengganggunya bersama para pria nya.

"Aku sempat bertemu dengannya saat menemani Dad berkunjung ke perusahaan tempatnya bekerja, dia terlihat baik." Aku mendengar suara berat seseorang yang memanggil Ryan di belakang.

"Aku harus pergi Eve, orangtua itu selalu saja memanggilku, jaga dirimu baik-baik, aku menyayangimu." Ryan dengan volume suara yang tidak bisa di kontrol, akhirnya menutup telepon sepihak. Aku benar-benar mendengus kesal kali ini. Ryan tidak melanjutkan kuliahnya tapi bahkan dia lebih sibuk dariku.

Aku hendak meletakkan kembali ponselku tapi urung saat ku lihat terlalu banyak pesan di grup chat Limelights. Ya, aku bergabung di salah satu grup chat, walaupun aku sangat jarang mengobrol.

Aku menggulir isi-isi chat hingga menemukan sebuah foto yang di kirim salah satu Limelights.

Zach dating someone.

Oh my god, my baby Zach, I'm jealous.

Is that Kay?

Banyak sekali komentar mereka tentang foto itu. Aku segera membuka Instagramku yang belakangan ini tidak ku sentuh. Itu seratus persen aku. Tapi beruntung Zach memilih foto yang tidak menampakkan wajahku, hanya dari belakang. Tentu saja, dia tidak sebodoh itu.

Aku mencari akunnya, dia adalah satu-satunya member why don't we yang tidak ku ikuti. Terdengar jahat memang, tapi aku tak perduli. Walau jujur saja, perlakuannya belakangan membuat rasa benciku memudar tapi aku tak berniat untuk mem-follow nya saat ini juga. Mungkin lain kali.

Aku segera menekan profilnya yang menampakkan story yang ia posting beberapa jam lalu. Aku dengan rambut yang ku kuncir menghadap ke Hollywood sign. Sejejurnya itu foto yang fantastis. Tapi tidak dengan keadaan seperti ini. Zach benar-benar nekat.

Tapi setelah kupikir-pikir, ini tidak terlalu buruk. Mungkin mereka akan mengira aku adalah Kay, mengingat warna rambut kami hampir mirip. Aku meletakkan ponselku dengan sedikit lega.

Catch Me Back (Zach Herron) •Why don't we•Where stories live. Discover now