Buku Catatan Vino

8 1 0
                                    


Tak terasa satu minggu telah berlalu semua kampanye pemilihan OSIS telah selesai dan benar saja pengumuman telah diberikan dan Rendy berhasil menang dalam pemilihan OSIS tahun ini

Setelah istirahat tiba aku seperti biasa selalu pergi ke perpustakaa. Saat di depan perpustakaan aku melihat Mading yang bertuliskan papan pengumuman mading itu berisi pengumuman tentang janji-janji Rendy sebagai ketua OSIS yang akan merealisasikan semua saran dan masukan dari temannya dengan program kerja selama 1 bulan

Saat sedang mencari novel novel misteri yang biasa aku baca di rak buku perpustakaan, aku mendengar suara-suara lirih dari beberapa siswa yang memang sejak tadi membicarakan sosok Rendy yang keren dan karismatik itu. Nampaknya Rendy begitu populer, Namun aku yang memang tidak begitu peduli dengan lingkungan sekolah ini merasa biasa saja dan melanjutkan aktivitas untuk membaca, Duduk seperti biasa disudut perpustakaan dekat jendela yang tempat nya agak gelap agar bisa fokus untuk membaca novel-novel kesukaanku.

Saat sedang di tengah-tengah membaca ada seseorang yang menghampiri, setelah itu dia memperkenalkan diri nya dan kutahu namanya adalah Sinta, dia membawa banyak buku sastra di tangannya, ada beberapa buku dari beberapa penerbit terkenal kemudian dia menyodorkan satu buku kesukaannya dan menceritakan mengenai isi buku tersebut dan benar saja setelah aku baca beberapa paragraf kata-katanya begitu unik dan menambah referensi bacaan ku sehingga tak terasa kami menjadi cepat akrab.

Di tengah perbincangan dia berkata saat sedang konsultasi mengenai ide nya kepada Rendy selaku ketua OSIS untuk membuat sebuah ekskul sastra, Rendy memberi arahan untuk mengajak ku bergabung karena dia tahu bahwa aku suka dengan sastra.

Aku yang cukup terkejut ternyata Rendy tau beberapa hal mengenai ku, ya meskipun kami satu kelas, tapi aku merasa tidak pernah berbaur atau ngobrol dengan nya. Atas penilaian nya tadi aku jadi semakin penasaran dengan nya. Mungkin sedikit kepo akan meredakan rasa haus ku akan keingintahuan tentang Rendy. Karena kebetulan ada Sinta, aku tanyakan saja kepadanya, mungkin dia tau beberapa info.

"Oia Sinta, kamu waktu pemilihan OSIS kmarin pilih Rendy? " aku yang tiba tiba berkata untuk merubah arah topik pembicaraan."Hmmm, ya pasti lah. Memang ada yang nggak pilih dia? "Sinta menjawab dengan percaya diri.

"Dibandingkan dengan Doni (saingan Rendy dalam pemilihan calon ketua OSIS kmarin) yang kaku banget itu, ya pasti semua anak pilih Rendy, udah gitu ganteng juga" Sinta menyambung kata kata nya tadi sembari memuji yang membuat nya senyum senyum sendiri.

"Tapi sebenarnya agak aneh sih, aku kan pernah 1 kelas dengan Rendy waktu kelas 10, dia beda banget sama dia yang sekarang, dulu dia terkesan cuek, sering bolos, pemalas, dan dari kabar yang pernah aku dengar, dia pernah beberapa kali terlibat perkelahian dengan anak sekolah lain. Satu satu nya yang nggak berubah ya ganteng nya aja sih Hahaa" tanpa di beri komando Sinta dengan semangat menceritakan semua yang dia tau rentang Rendy.

"Oou begitu, aneh juga ya. Aku juga berfikir awalnya merasa sepertinya nggak ada orang yang se perfect itu". Aku menanggapi.

"Ciee, Karin mulai suka nih sama Rendy ya?" Sinta menyudutkan ku.

"Ihh apa sih, nggak kok, kagum aja, eh heran maksud nya" aku jadi salah tingkah.

"Suka juga nggak apa-apa, aku juga suka kok sama Rendy, ganteng, kaya, ketua osis, jago olahraga. Cewek mana yang nggak suka? Hahaa" Sinta meredakan saltingku tadi.

"Malah jadi bahas cowok, jadi gimana nih klub sastra kita? Kamu mau kan gabung?" Sinta kembali membahas topik yang tadi sempat aku alihkan.

"Hmm, yaudah deh, tapi pinjemin aku buku yang tadi kamu rekomendasiin ya, kayanya menarik", kataku bernegosiasi.

Terka KarinWhere stories live. Discover now