Keterungkapan

7 0 0
                                    

Sudah 1 minggu aku libur sekolah, hari hari ku habiskan bermalas malasan di rumah, terkadang aku pergi ke taman, dan ke cafe. Tak ada yang begitu spesial. Beberapa kali Sinta dan Vino mengajak ku main, tapi aku berfikir kalau aku ikut mereka hanya akan mengganggu kebersamaan mereka. Jadi lebih baik aku menolak ajakan nya.

Hari ini senin malam, aku sedang berada di taman. Tiba tiba ponsel ku berbunyi, Rendy memberitahu ku bahwa katanya ada kabar penting dari Tama. Aku baru teringat bahwa kami masih sedang menjalankan misi. Kemudian Rendy mengajak kami untuk segera berkumpul. Tapi karena Vino dan Sinta sedang pergi, jadi hanya aku Rendy dan Tama yang bisa datang untuk berkumpul.

Rendy bilang akan menjemput, tapi setelah aku bilang bahwa aku sedang berada di taman, akhirnya Rendy memutuskan untuk berkumpul di taman. Setelah sekitar 15 menit menunggu Rendy dan Tama datang. Seperti biasa Tama datang dengan membawa tas laptop nya. Karena suasana yang cukup ramai, Rendy mengajak kami untuk membahas di kedai saja. Lalu kami segera menuju kedai.

Aku menanti berita yang akan Tama sampaikan, dan tidak biasa nya, Rendy juga ternyata terlihat belum tau apa yang akan di bicarakan. Lalu Rendy bertanya untuk membuka diskusi.

"Jadi gimana Tama?". Rendy bertanya.

Aku hanya terdiam menanti jawaban Tama. Lalu kemudian Tama membuka laptop nya dan menunjukan beberapa video.

"Coba lihat, ini rekaman video aktifitas nya semenjak kamera terpasang sampai hari ini, tidak aktifitas yang mencurigakan". Lalu Rendy bertanya lagi.

"Kamu gimana sih, kalau nggak ada apa-apa kenapa kamu menyuruh kita untuk kumpul", Rendy terlihat kecewa.

Dari beberapa tampilan video dan penjelasan nya tadi Aku berfikir mungkin Tama ingin menyampaikan bahwa cara ini tidak efektif dan mengajak diskusi untuk mencari cara lain. Meski tetap saja seperti ada sedikit yang mengganjal di pikiran ku.

Dan benar saja, Tama menyarankan kami untuk membuat suatu cara lain untuk menjebak kepala sekolah tersebut. Setelah berfikir cukup lama kami tak kunjung mendapatkan ide, karena memang malam itu kami hanya bertiga, terasa kurang membuat kami dapat berfikir maksimal, terkadang Sinta dan Vino juga membantu banyak kasus kami. Setelah jam 9 malam, kami putuskan untuk mengakhiri pertemuan, rendy dan tama pulang lebih dulu setalha sebelum nya Rendy mengajakku untuk mengantarku pulang tapi aku tolak karena aku masih ingin bersantai di kedai ini lebih dulu.

Setelah mereka berdua pergi, aku mencoba menerka apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana cara untuk menjebak kepala sekolah. Pikiran ku sedang sulit untuk di ajak bekerja sama. Saat sedang berfikir, terdengar alunan musik melody, nada nya lebih lembut dari biasanya, aku juga baru sadari sejak tadi seperti aku tidak mendengar musik, mungkin karena terlalu fokus diskusi dengan Tama dan Rendy.

Setelah mendengar alunan musik ini pikiran ku menjadi lebih tenang, tiba-tiba banyak ide yang muncul, lalu aku coba catat untuk ku sampaikan besok kepada mereka.

Keesokan hari nya, aku Sinta dan Vino berkumpul di ruang sastra, namun terlihat anggota osis sedang mengadakan rapat. Sambil menunggu, aku menyampaikan apa yang semalam aku Rendy dan Tama bahas kepada Vino dan Sinta. Mereka sangat menyayangkan mendengar berita tersebut, mereka berfikir sudah dapat segera memenjarakan dan kepala sekolah kami. Setelah sekitar jam 3 sore, rapat anggota osis selesai.

Nampak nya mereka sedang membahas terkait program akhir jabatan, karena seperti seharusnya dalam beberapa bulan lagi akan di adakan reorganisasi anggota osis. Anggota osis lain terlihat masih memadai ruang osis, sehingga kami tidak dapat membahas masalah rahasia ini, setelah itu Sinta dan Vino menyarankan kepada Rendy dan Tama untuk berkumpul di ruang perpustakaan.

Aku Sinta dan Vino datang terlebih dahulu, kemudian beberapa menit setelah nya Tama dan Rendy datang. Tanpa membuang waktu, Sinta dan Vino langsung memberikan beberapa saran yang tadi sudah aku sampaikan juga kepada mereka berdua. Saran pertama aku menyarankan untuk mencoba membuntuti aktifitas kepala sekolah selama beberapa hari, namun cara pertama di sangka oleh Tama dengan alasan, tidak satupun dari kami yang bisa bolos sekolah, juga kemungkinan aktifitas nya di lakukan hingga luar kota sehingga akan sulit untuk kami dapat mengikuti nya. Lalu saran kedua aku menawarkan untuk mencoba seolah olah menjadi mitra bisnis dan menawarkan produk atau jasa yang berkaitan dengan kebutuhan sekolah tentu dengan harga yang bersaing agar kepala sekolah tertarik dan mencari tau nilai total perjanjian penjualan, apakah sama dengan proposal pengeluaran sekolah yang asli.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 23, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Terka KarinWhere stories live. Discover now