Chapter 18 - Maung Mode On

117 12 18
                                    

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya Readers. Vote and Comment dipersilahkan😊

🌺HAPPY READING🌺

"Woyy pasangan yang mau nikah!", panggil Arin pada Jeje dan Al yang berjalan bersama sambil tertawa.

Jeje dan Al menoleh.

"Bantuin bawa jurnal nya dong", pinta Arin dengan wajah memelas.

Al menggelengkan kepala nya, Jeje tertawa pelan. Mereka berdua menghampiri Arin.

Jeje mengambil semua jurnal yang menumpuk ditangan Arin.

"Bagi sini, berat banget yang lo bawa", ujar Arin.

"Gue aja yang bawa. Mau kemana nih?", tanya Jeje.

"Ke ruangan bu Rini"

"Ini beneran bu Rini yang nyuruh kan? Bukan orang yang mau ngerjain lo?", tanya Al.

Kejadian penyiraman Arin saat itu telah di ketahui oleh Al dan yang lainnya, mereka ingin mencari tahu siapa dalang di balik tragedi penyiraman itu, tapi Arin menghentikan mereka dan meminta untuk tidak memperpanjang masalah.

"Bukan kok. Tenang aja", jawab Arin.

"Syukur deh, jalan kuy"

Akhirnya mereka bertiga berjalan bersama menuju ruangan Ibu Rini untuk membawa jurnal yang diminta oleh sang dosen.

Setelah selesai mengantar jurnal, mereka menuju ke kelas.

Arin yang melihat Nanon berjalan ke arah mereka sontak langsung bersembunyi di belakang Al.

"Rin, lo ngapain sih?", tanya Al bingung.

"Kalau Nanon nyari gue, bilang aja kalian gak tau gue dimana oke", kata Arin kemudian dengan secepat kilat bersembunyi di balik tembok di dekat tempat mereka berdiri.

"Lah? Tuh anak kenapa sih?", tanya Al heran.

"Gak tau", jawab Jeje dengan wajah yang sama bingungnya dengan Al.

Tidak tahu saja Arin kalau Nanon sudah melihatnya, bahkan saat mereka baru keluar dari ruangan dosen.

Nanon menahan tawa nya saat melihat Arin yang berlari saat melihat dirinya.

"Hey yo bro", sapa Nanon pada Jeje dan mempertemukan kepalan tangan mereka. Salam ala lelaki.

"Halo, Al", sapa Nanon pada Al.

Al mengangguk.

"Kita gak liat dan gak tau Arin dimana", kata Al tiba-tiba, padahal Nanon tidak bertanya pada dirinya.

Nanon tertawa. Jeje menepuk keningnya.

"Kenapa ngomong gitu sih, Al sayang?", tanya Jeje dengan wajah memelas.

"Loh? Kenapa? Emang ada yang salah? Kan tadi Arin nyuruh kita ngomong gitu ke Nanon kalau Nanon nanyain Arin dimana", jawab Al dengan watadosnya.

"Tapi kan Nanon belum nanya"

"Ya gak apa-apa. Biar Nanon gak nanya lagi ke kita", kata Al dengan entengnya.

"Kamu ngomong gitu tanpa sadar udah ngasih tau ke Nanon kalau Arin tadi bareng kita, astagaaa", Jeje tidak menyangka otak lemot tunangannya itu akan muncul di saat yang tidak tepat.

"Astaga bener, omegatttt Al dodol!", Al menepuk kepalanya.

Jeje menggelengkan kepalanya dengan wajah sedih.

MY ANNOYING BOY (NANON)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang