Chapter 39 - Penjelasan

70 5 0
                                    

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya Readers. Vote and Comment dipersilahkan😊

🌺HAPPY READING🌺

Hari yang tidak di nanti oleh Arin kini tiba.

Dirinya kini tengah menunggu Nanon yang kata nya akan menjemput dirinya.

Arin memilih menunggu di teras depan, agar setelah mobil Nanon tiba, ia akan langsung bergegas tanpa ada waktu untuk berbasa-basi dengan lelaki yang tengah dihindarinya.

Mobil milik Nanon sudah terlihat dan telah memasuki pekarangan rumah keluarga Arin.

Arin bangkit dari duduknya saat melihat Nanon yang turun dan menghampiri dirinya.

"Rin, ka..", kalimat Nanon langsung dipotong oleh Arin.

"Langsung aja, gue gak punya banyak waktu", kata Arin yang langsung berjalan menuju mobil Nanon.

Nanon mengacak rambutnya frustasi.

"Mampus lo Nanon, salah sendiri nyari masalah", batin Nanon yang kini sudah mengikuti langkah Arin.

Selama berada diperjalanan, Arin dan Nanon hanya saling berdiam diri. Tidak ada yang membuka obrolan.

Nanon sebenarnya sangat ingin mengajak Arin untuk mengobrol dengannya, namun ia paham dan sadar akan situasi. Suasana hati Arin sedang kacau. Diam adalah jalan terbaik agar suasana tidak semakin memburuk.

Setelah menempuh perjalanan selama 10 menit, akhirnya mereka sampai di sebuah Restaurant.

"Apa lo liat-liat?", sinis Arin saat memergoki Nanon yang tengah melihat ke arah dirinya.

"Ih galak banget calon istri"

Sumpah, bukan kata itu yang sebenarnya ingin diucapkan oleh Nanon kepada Arin. Namun entah mengapa malah kata-kata itu yang meluncur bebas dengan indah dari mulut licinnya.

Dalam hati Nanon merutuki kebodohan dirinya dan kelicinan mulutnya.

"Nanon bego banget astaga!", batinnya.

"Gak usah kegatelan ya lo. Cepetan buka kunci pintu mobilnya, gue mau turun!", sarkas Arin.

"Ya ampun, Rin. Gak gitu maksud aku"

"Gak usah bacot. Cepetan buka"

"Iya Princess iya", Nanon segera menuruti perkataan Arin sebelum Ibu Negara nya itu meledakkan amarahnya saat ini juga.






~~~~~~~~~~~~~






Arin dan Nanon melangkah memasuki Restaurant dan pandangan mereka teralih saat melihat Jia yang melambaikan tangannya pada Arin dan Nanon untuk meminta agar mereka mendekat.

"Yuk", Nanon tanpa sadar sudah menarik tangan Arin disertai senyum manisnya.

"Tahan, Rin. Tahan. Bentar aja hantam nih manusia. Seenak jidat main narik-narik tangan orang", batin Arin yang tengah menahan rasa kesal.

Rupanya disana bukan hanya Jia seorang diri. Namun sudah ada seorang lelaki yang tengah duduk manis disebelah kursi yang diduduki oleh Jia.

"Ayo silahkan duduk", kata Jia yang berusaha mencairkan suasana saat melihat Nanon dan Arin sudah sampai di meja yang ia tempati.

Arin kini telah duduk berhadapan dengan Jia.

"Hai Kak Arin, kenalin aku Jia, adik dari Chimon dan juga adik sepupu dari kak Nanon. Kenalin ini pacar aku, Patrick", kata Jia.

MY ANNOYING BOY (NANON)✔Where stories live. Discover now