Part 6-🧤

2.6K 323 28
                                    

.
.
.
.
.

Sedang asyiknya bersantai. Tiba tiba saja ada sebuah telepon yang berdering. Chuuya meraih hape nya di saku. Menatap heran. Biasanya tidak akan pernah ada yang menelponnya. Ia membuka layar hape. Dilihatnya ke arah jam. Lama juga akutagawa ke kamar mandi. Sudahlah. Jangan pikir aneh aneh chuuya. Entah kenapa firasat nya memburuk saat melihat sebuah nomor tidak dikenal di layar hapenya.

.
.
.
.
.

Ting!

.
.
.
.
.

"Halo?" Tanya chuuya menyelipkan teleponnya di telinga kanannya. Tidak ada jawaban. Salah sambung?. Mendadak aura di sekitar rumah chuuya gelap. Chuuya langsung merinding. Suara jam mulai mendominasi ruangan besar itu. Chuuya menahan nafas. Ia kembali menatap ke arah sekitar. Tidak ada seorangpun. Bahkan akutagawa belum kembali. Chuuya akui ia takut.

"Halo?" Tanya chuuya lagi. Masih Berusaha memberanikan diri. Masih tidak ada suara apapun. Hanya ada suara pergerakan jam yang perlahan bersuara disana. Membuat rumah ini terasa sangat sepi. Ia melihat lagi ke arah nomor hape itu. Ia tidak tau nomor siapa ini.

"Halo!" Seru chuuya lebih ketus. Ia merasa orang ini mempermainkan nya saja. Dan ia menjadi kesal. Tiba tiba ada sebuah suara tetesan air yang membuat chuuya mengernyit heran. Air?. Dia sedang apa?. Hanya ada suara tetesan air yang menetes perlahan. Kemudian ia tertawa membuat chuuya merinding ketakutan.

"Siapa kau?!" Tanya chuuya. Ini pasti Stalker. Siapa lagi yang tau nomor chuuya selain dirinya?!. Orang itu masih tertawa senang. Ia sinting. Suara jam masih terdengar keras bersamaan suara tawa yang terdengar lebih dekat dari sini. Perasaan nya saja atau memang ini dekat?.

Orang itu berhenti tertawa. Chuuya menelan ludah. Ia takut. Ia gemetar. Apalagi akutagawa belum juga kembali. Rasa cemas perlahan mengerogoti nya. Ia takut kalau terjadi apa apa dengan akutagawa. Berhubung akutagawa memiliki penyakit anemia yang membuat tubuhnya lemah sekali.

Orang itu menatap seraya menyeringai menatap sebuah foto chuuya yang ia tempelkan disana. Dan sebuah nama Chuuya yang dihiasi tanda hati manis di kedua sisinya. Ia menarik sebuah benda tajam yang perlahan mulai meneteskan cairan ke lantai yang semula bersih itu.

"Chuuya~, kau diam diam pergi dengan orang lain ya?"

"Hah apa maksud mu?" Gantian suara chuuya terdengar heran. Orang itu menyeringai tajam. Hatinya terbakar rasa cemburu luar biasa. Ia tidak mau siapapun berada di dekat Chuuya. Siapapun meskipun ia adalah orang yang mempunyai hubungan darah sekali pun.

.
.
.
.
.

'Chuuya adalah miliknya'

.
.
.
.
.

"Aku ada loh chuuya. Kau tau kan?. Aku akan cemburu jika kau tertawa dengan orang lain"

Chuuya melihat ke arah layar hape dengan berkeringat. Apa apaan dia. Darimana ia tau?!. Cemburu?. Ia bahkan sama sekali tidak mengenal orang aneh ini. Eh tunggu nada suara ini. Rasanya chuuya kenal jelas. Tidak mungkin kan?. Tidak lama ada tetesan itu berhenti. Chuuya memicingkan matanya. Suara itu dekat dengannya. Ia yakin sekarang. Dekat sekali. Di rumah ini lebih tepatnya. 'Jangan jangan......'

Kedua mata biru nya membelalak sempurna saat tau apa yang terjadi. Dengan cepat ia meninggalkan hape dan segera menuju ke asal suara. Suara itu semakin jelas. Suara yang berasal dari kamar atas. Dekat kamar mandi. Rumah ini kosong seharusnya. Detak jantung chuuya semakin keras. Tidak mungkin kan?. Perasaan khawatir dan takut menghantui dirinya. Akutagawa!!!.

.
.
.
.
.

Tidak ada seorangpun di rumah besar ini kecuali dirinya. Aneh bukan?. Jika ada suara tetesan air yang dirasa bukanlah air keran. Tetesan nya pelan dan jatuh satu persatu. Chuuya segera menuju ke asal suara. Saat disana. Ia terpaku saat melihat pemandangan yang mungkin adalah pemandangan terburuk yang pernah ia lihat.

Kakinya gemetaran. Seketika wajah nya memucat. Ada seseorang yang sedang berdiri disana. Memegang sebuah pisau berhias darah segar di tangan kanannya yang berbalut perban putih. Dibawah sana ada akutagawa yang terjatuh tidak berdaya dengan kaki yang berdarah. Ia memejamkan kedua matanya.

Chuuya mengalihkan matanya menatap sang pelaku. Pelaku yang berambut hitam dan sangat ia kenal. Ia berdiri menguraikan senyuman biasanya. Senyuman yang entah kenapa terasa sangat
mengerikan ,jauh berbeda dari biasanya. Tidak ada suara apapun selain bunyi air yang merupakan tetesan darah dan angin malam yang berhembus pelan mengelitik tubuh chuuya.

Orang itu menatap chuuya dari ekor matanya. Itu membuat chuuya merinding. Gila. Ini benar benar gila!!!. Orang itu menatap chuuya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia tampak bahagia sekali dan itu membuat chuuya bertambah ketakutan.

"Ara Ara chuuya~, selamat sore. Apa kau sehat my sweetie?" Tanya dazai dengan nada santai. Ia memamerkan senyuman seolah hal yang ia lakukan itu hal yang biasa. Apa apaan dia?. Kenapa ia ada disini?!. Kenapa ia biasa saja bahkan setelah menusuk seseorang?!. Kenapa ia masih bisa tersenyum seperti itu?! .Ia menatap lagi ke arah akutagawa yang tampak tidak bernafas. Apa ia mati?!. Really?!. Apa apaan ini?!.

"Ka..kau kenapa kesini?!. Kau menusuk seseorang?!. Apa kau itu gila?!" Ketus chuuya. Ia benar benar takut dan gemetar sekarang. Tapi ia tidak boleh Terlihat seperti itu. Ia harus membuat si pelaku di depannya ini terkejut dan takut padanya. Dazai terlihat sedikit terkejut dengan chuuya yang tampaknya masih bisa membentaknya seperti itu, membuat chuuya menyeringai namun masih terselip rasa takut luar biasa.

.
.
.
.
.

Tapi kembali ia tersenyum lagi. Ia memegang kedua pipinya sehingga bekas darah segar itu menempel. Pisau kecil yang terlihat sangat tajam itu menempel perlahan di kulit wajahnya. Saking tajamnya hanya dengan diletakkan saja mulai tergores dengan mudah garis merah disana. Membuat chuuya menelan ludah seketika. Sakit!!. Apa ia tidak merasakan sakit?!. Orang ini psikopat!!. Sudah dipastikan ia itu psikopat!!. Kenapa ia bisa tidak tau tentang hal itu?!.

"Chuuya kau kasar sekali. Tapi aku suka~" katanya tersenyum. Wajahnya terlihat bahagia sekali. Ini mengerikan. Seolah olah ia menyukai suara bentakan Chuuya. Padahal ia sedang memarahinya. Ia malah terlihat senang. Bagaimana ia tidak bisa tau sisi lain dazai yang seperti ini?!. Ia itu gila!. Tidak waras!!. Bagaimana dazai bisa diterima di sekolah?!.

"Kau seharusnya ada di rumah sakit jiwa. Dasar sakit!!!" Seru chuuya lagi. Menaikkan suaranya berusaha agar membuat dazai ketakutan. Tapi bukannya ketakutan dazai malah semakin Tersenyum. Membuat chuuya perlahan melunturkan seringainya. Tidak bisa dengan cara ini. Masokis. Ia juga masokis. Lihatlah betapa senangnya dia saat disiksa.

Astaga?!. Bagaimana chuuya bisa terjebak bersama orang yang psikopat sekaligus masokis?!. Argh nasibnya buruk sekali!!. Dan ia adalah dazai?!. Ternyata dia adalah stalker yang selama ini mengintainya. Stalker aneh dan gila yang ternyata selalu ada di dekatnya. Ia tau itu. Mata itu dan aura itu yang selalu membuat chuuya merinding ketakutan. Tidak salah lagi. Sekarang pun ia lebih merinding daripada sebelumnya. Sial!!.

.
.
.
.
.

🧤'Tachiōjō' (DaChuu)Where stories live. Discover now