Part 16 -🧤

2.1K 243 30
                                    

.
.
.
.
.

Tepat pada sore hari. Akhirnya atsuhi bergerak untuk pulang ke rumahnya. Sampai di depan pintu rumah. Atsuhi melambaikan tangannya. Senyum tercipta manis di bibirnya. Awalnya baik baik saja, hingga chuuya sadar kalau akutagawa sama sekali tidak terlihat di manapun. Biasanya atsuhi akan mencari akutagawa karena takut sendirian.

Chuuya melihat ke sebelah kanannya. Ada dazai yang ikut berdiri di sebelahnya. Ia tampak biasa saja. Ia tidak akan mengganggunya kali ini kan?. Chuuya memandang aneh dan heran. Seharian ini dazai biasa saja, tapi ia langsung menganggu jika ia ingin bertanya kepada atsuhi. Terutama tentang akutagawa. itu kebetulan?.

"Atsuhi"

"Hm?" Atsuhi memiringkan kepalanya. Surai abunya bergerak mengikuti wajah kecilnya membuat wajahnya bertambah manis. Ia melirik lagi dazai dari ujung matanya sejenak. Tidak ada pergerakkan.

"Apa kau langsung pulang atsuhi?" Tanya chuuya. Ia sedikit memutar balikkan perkataannya. Ia menatap lagi ke arah atsuhi. Yang lagi lagi tersenyum dan mengangguk otomatis. Aneh. Ada yang aneh.

"Sendiri?"

"Tidak kok, aku bersama kak akutagawa!" Seru atsuhi semangat. Ia menoleh ke arah samping. Padahal tidak ada siapapun. Yang ada hanya kami bertiga. Chuuya menaikkan satu alisnya heran. Bukankah dia sendirian?. Siapa disana?.

"Hah?, Kau aneh atsuhi, bukankah kau sendirian?" Tanya chuuya. Ia semakin heran saat atsuhi malah memandang nya dengan tatapan heran. Seolah dirinya yang salah disini.

"Tidak kok. Aku selalu bersama kak akutagawa" seru atsuhi. Tiba tiba dazai menutup pintunya. Membuat kedua orang itu terkejut. Atsuhi menatap heran. Dan akhirnya memutuskan untuk pergi setelah dazai memberikan nya kode di jendela rumah besar itu. Meskipun sedikit heran tentu saja. Ia merasa kalau perkataan chuuya begitu aneh. Bukankah dia tidak sendirian selama ini?.

Ya kan kak akutagawa?. Serunya menatap ke samping. Ada seseorang yang tampak jelas disana. Hanya tersenyum tanpa menjawab apapun. Seolah dia sebenarnya tidak ada disana.

.
.
.
.
.

Chuuya memandang heran dazai yang tiba tiba saja berbuat sesuatu yang aneh. Padahal ia sedang dalam penyelidikan. Dazai tersenyum tipis. Ia tidak mengindahkan tingkah chuuya yang menatap heran dan kemarahan yang sudah sampai ke ubun-ubun. Dazai menarik chuuya dalam pelukannya dalam satu tarikan.

Ia segera lagi lagi mencium bibir chuuya tanpa mengizinkan ia berbicara sedikit pun. Chuuya tentu saja melawan. Ia tidak terima dirinya di perlakukan seenaknya seperti ini. Namun, dazai sangatlah kuat. Ia memeluk tubuh chuuya dari depan hingga ke belakang.

Kemudian dengan cepat dan sensual meremas kedua bongkah pantat chuuya. Chuuya tersentak. Ia otomatis membuka matanya sambil menatap tajam ke arah dazai. Dazai hanya menanggapi dengan tenang , ia tersenyum. Ia semakin meremas pantat chuuya sehingga membuatnya sedikit kehilangan keseimbangan badannya.

Tubuh mereka saling berpelukan. Bedanya kedua tangan chuuya meremas kasar dan paksa dada dazai. Dan dazai memeluk chuuya dengan kedua tangannya meremas jahil pantat chuuya sehingga membuatnya merinding. Ia mencium Chuuya semakin liar dan membuat chuuya menutup kedua matanya otomatis lagi. Nafasnya perlahan semakin sesak. Tapi dazai tidak melepaskan nya.

.
.
.
.
.

Gawat..

Aku...

Aku..

Aku tidak kuat lagi.

A..aku akan pingsan..

.
.
.
.
.

Chuuya tidak bisa lagi menahannya. Tubuh nya lemas karena mendapat serangan bertubi-tubi dari dazai. Pikirannya buyar masih terpaku dengan ciuman yang serasa aneh di mulutnya. Matanya mulai berkunang kunang. Tatapannya yang tajam tadi perlahan semakin lemas. Ia bisa melihat dazai menyeringai menatapnya seolah chuuya sudah termakan dalam permainannya.

Dan...dia pingsan lagi. Kali ini dalam pelukan orang yang paling ia benci itu. Dazai sialan itu.

.
.
.
.
.

Deg!

Deg!

Deg!

Chuuya bisa merasakan detak jantungnya terasa mau keluar dari tempatnya. Suasana di sekitarnya kelam dan seram. Chuuya melihat ke sekeliling. Tidak ada seorangpun. Tidak ada apapun. Ia merasa sendirian disini. Chuuya bisa merasakan dirinya gemetaran. Dan sesuatu muncul di belakang nya memeluk nya dengan erat. Chuuya menahan nafas.

"Chuuya~" bisik seseorang itu. Ia mendekap chuuya lebih erat. Hanya satu orang itu saja. Chuuya mendadak tidak bisa bergerak. Ia melihat dengan ngeri. Seseorang itu menatap chuuya dengan tatapan tajam. Seolah ia yang mengendalikan chuuya. Ia memeluk tubuh chuuya erat erat. Memeluknya hingga ia tidak bisa kemanapun. Ia tidak bisa lari. Takut. Rasa takut menghantui dirinya ketika melihat tatapan orang itu.

Hanya ada kami berdua disini. Di ruangan gelap tanpa ujung ini. Chuuya sendirian. Ia merasa terperangkap secara tidak sengaja oleh dirinya. Apa salahnya?. Ia benar benar terjebak bersama orang aneh ini. Sendirian, dan ia mengurungnya seolah chuuya adalah barang.

.
.
.
.
.

Deg!

Deg!

"Hah!!" Chuuya bangun dari tidur panjangnya itu. Ia membuka matanya besar besar. Keringat bercucuran. Perasaan itu masih memenuhi dirinya. Ia merasa terperangkap dalam sebuah ruangan gelap dan hanya ada dirinya dan dazai disana. Itu mengerikan. Ia menatap ke sekitar. Di kamarnya.

Dia ada di kamarnya. Chuuya berusaha mengatur nafasnya menatap tajam ke arah sekitar. Ia tidak boleh panik dulu. Chuuya hendak bergerak tapi ia bisa merasakan bagian bawahnya terasa luar biasa sakit. Ia baru tersadar dan mendesis kesal. Kemarin dazai melakukannya habis habisan hingga chuuya pingsan karena kehabisan tenaga. Sialan dia.

Dengan bersusah payah. Chuuya berusaha bangkit dari tempat tidurnya itu. Pasti dazai yang membawanya kesini. Ia benar benar tidak bisa menebak jalan pikiran orang itu. Chuuya membuka pintu. Tidak terkunci. Aneh. Chuuya melongok kan kepalanya melihat ke luar. Tidak ada seorangpun. Rumah besar itu benar-benar sepi dan kosong.

Deg!

Entah kenapa perasaan nya tidak enak. Ia merasa seperti sedang di awasi. Dan keadaan ini terlalu kosong baginya. Chuuya menelan ludah. Melangkah keluar. Tidak ada sosok dazai yang akhir akhir ini menghantui nya. Itu sangat aneh. Biasanya dazai akan mengikuti nya kemanapun ia pergi. Ada yang tidak beres. Chuuya tau itu.

Deg!

Crat!?

.
.
.
.
.

Chuuya berhenti melangkah ketika kakinya menyentuh sebuah cairan aneh. Chuuya melihat ke bawah. Ada sebuah cairan berwarna merah yang tampak seperti aliran sungai kecil. Chuuya menatap aneh. Ia melihat ke arah depan. Cairan itu mengalir mulus dari arah sebuah ruangan.

Chuuya merasakan ada firasat buruk. Tapi ia berusaha terlihat baik-baik saja. Cairan ini. Padahal setaunya kemarin sama sekali tidak ada. Rumahnya bersih. Tadi saat di kamar juga masih bersih. Seperti sudah di bersihkan. Seperti nya ada yang sengaja membuat ini. Chuuya menunduk. Mencoba mengendus bau cairan aneh itu.

Srek!

Chuuya langsung terduduk dan menghindar dari sana. Ia menatap ngeri dan pucat. Itu darah!. Ia bisa mengetahui nya dari bau amis tadi. Chuuya mundur seketika karena takut. Firasat buruk itu semakin menjadi jadi. Tangannya gemetaran menyentuh lantai. Rasanya ia tidak mampu bergerak dan hanya memandang ruangan lama yang menjadi asal aliran itu. Mengerikan!.

.
.
.
.
.

🧤'Tachiōjō' (DaChuu)Where stories live. Discover now