-ˏˋ⋆ RAHASIA JOY ⋆ˊˎ-

1.4K 164 10
                                    

⊹   ˚

. ˓˚    ✿ .  ⊹  . ⊹ ˚

. ˓˚    ✿ .  ⊹

──────✥⬚۪۪❁۫۫₍⚘⁾۪۪❁۫۫⬚✥──────

             "Lu kemarin lusa pulang sama siapa?" tanya Joy kepada Jennie yang lagi duduk dimeja miliknya, sambil mainin ponsel miliknya.

Jennie menoleh kearah Joy, lalu memandang ke sekitar, kelas masih sepi hanya ada 5 murid yang baru datang, termasuk dia dan Joy. Hanya ada Sejeong si ketua kelas, dan juga Momo yang sedang menyalin pr Bahasa inggris milik Chungha.

Merasa aman, Jennie memilih untuk bangkit lalu mengajak Joy menuju perpustakaan. Masih ada dua puluh lima menit sebelum bel masuk.

"Yuk ke perpus!" kata Jennie sambil menarik Joy untuk bangkit dari duduknya.

"Ngapain sih?" protes Joy.

"Gue mau cerita," gumam Jennie.

Lalu Joy berjalan mendahului Jennie.

"Eh, mau kemana?" tanya Sejeong.

"Ke perpus," sahut Joy.

"Nanti kalo balik sekalian bawain pinjeman buku paket matematika ya, gue udh bilang ke Bu Suzy, jadi kalian tinggal bawa aja nanti buat kelas," jelas Sejeong.

"OKE!" balas Jennie bersemangat, entah mengapa mendengar kata 'matematika' membuatnya jadi senang.

Dasar Pak Jongin. eh?

──────✥⬚۪۪❁۫۫₍⚘⁾۪۪❁۫۫⬚✥──────

"Jadi lu pulangnya dianter sama Pak Jongin?" tanya Joy setengah berbisik.

"Iya, gue juga gak nyangka bakalan jadi deket sama Pak Jongin gara-gara pestanya kak Jisoo," jelas Jennie ikutan berbisik sambil senyum.

"Gausah terlalu deket, Jen. Gue cuma gamau lu jadi bahan omongan yang gak bener," kata Joy.

"Iya-iya, enggak. Cuma dianter doang. Gak diulang lagi," sahut Jennie sedikit sewot.

Jennie tau maksud Joy itu baik, Jennie juga tau hubungan antara guru dan murid itu sedikit memiliki stigma negatif. Tapi Jennie sudah terlanjur jatuh kedalam pesona guru barunya tersebut hanya dalam dua hari.

"Selagi belum keterusan, mending lu buang jauh-jauh rasa kagum sama Pak Jongin, sebelum nanti berubah jadi perasaan yang lebih besar."

"Kenapa harus? Kan gue cuma kagum aja, Joy. Gak lebih."

"Gue kenal sama lu udah dari kelas sepuluh, Jen. Setidaknya gue hafal sama sifat lu."

"Iya gue tau, cuma lu juga gak berhak buat ngatur perasaan gue. Gue bebas suka ke siapa aja, Joy."

Joy mendengus kesal, lalu bangkit dari duduknya dengan kasar, sambil berkata, "Terserah. Intinya gue udah ngasih peringatan,"

Hal ini sukses membuat Jennie terkejut, tidak biasanya Joy seperti ini.

Setelah itu Joy berjalan meninggalkan Jennie yang mematung ditempat, memandang kepergian Joy yang membawa tumpukan buku paket matematika.

GirlsWhere stories live. Discover now