[01] locked

243 55 21
                                    

— Gruwel Game —

"Hai!"

Yang disapa lantas mengadahkan kepalanya, menatap ketiga gadis bernametag Kim Chaewon, Kang Hyera dan Jo Yuri.

"E-eh?" Minju tersenyum kikuk.

Yuri menjulurkan tangannya. "Kenalan yuk? Gue Jo Yuri, panggil aja Yuri"

Minju membalas jabatan tangan Yuri. "Hai. Gue Minju"

Kini gantian Chaewon yang mengulurkan tangannya. "Kim Chaewon" ujarnya sambil tersenyum.

"Kang Hyera" kini gantian Hyera.

Minju membalas jabatan tangan Chaewon dan Hyera lalu tersenyum. "Minju. Hehe, thanks ya udah mau kenalan sama gue"

"Sans aja kali" ujar Yuri.

"Anyway lo udah makan?" tanya Hyera yang dibalas gelengan Minju.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Chaewon dan Yuri.

"Ikut kita makan yuk, ju. Udah pada nunggu dikantin tuh" gadis bernametag Lia yang menghampiri mereka mengajak Minju untuk bergabung bersama anak-anak lainnya. Lia tahu, daritadi Minju hanya menyendiri sedangkan Han, murid yang notabennya dekat dengannya sudah dapat berbaur bersama murid yang lain.

"Yuk, mau ga?" tawar Yuri, lagi.

Minju berpikir sebentar lalu mengangguk. Lalu mereka pun berjalan beriringan menuju kantin.

Chaewon, yang memang berjalan disamping Minju membisikkan sesuatu di telinga Minju.

"Lo... punya 2 diri lo kan?"

***

"Nah itu dia yang ditunggu daritadi!"

Lia merotasikan bolamatanya malas. "Sabar dikit dong"

Minju mengedarkan pandangannya pada tempatnya berpijak kini. Kantin sekolah yang terlihat luas dan rapih, nyaman dilihat.

"Anyway, pada belom kenalan kan sama Minju?" tanya Han yang dibalas tatapan tajam dari Minju.

"Eh tapi gue tau nama kalian kok, sans aja hehe" ujar Minju sambil terkekeh, menahan rasa kesal setengah mati pada lelaki yang kini duduk dihadapannya tersebut.

Karena Jaemin dan Jerome sudah memesankan makanan terlebih dahulu tadi, jadilah kini mereka semua tinggal makan.

"Kok tumben banget pada nyuruh ngumpul dikantin gini? Biasanya pisah kan kita" ujar Yeji ditengah-tengah kegiatan mengunyahnya.

"Lah emang lo gatau?" tanya Yangyang dibalas delikkan dari Yeji.

"Biasanya paling up to the date lo ji" timpal Jeongin.

"Emang ada apaan sih? Sumpah gue juga gatau" ujar Chaeryeong.

"Itu loh anak kelas XII-B yang namanya Ningning, tau kan? Lagi rame di grup angkatan katanya dia ditemuin bunuh diri di rumahnya" jelas Jeno.

"Hah? Kok—"

Ctek

"AAAAAA!!!!" Chaeryeong yang hendak bertanya terpotong oleh lampu yang mati bersamaan dengan teriakan Nancy.

"Heh berisik dodol!! Cuman mati lampu doang, ntar juga nyala" ujar Jeyou tanpa melihat ke arah Nancy. Semuanya gelap gulita, bahkan Hyunjin yang duduk disampingnya pun tak terlihat olehnya.

"Iya anjir nan, mana cuman lo doang yang teriak. Disini kan rame, anak-anak murid lain ga heboh tuh" sambung Somi.

"Som, lo salah—" ujar Ryujin menggantung.

"Apaan sih jin? Ngomong yang jelas dong!" ucap Hyera agak panik, dibalas tatapan dari beberapa temannya.

"Disini ga ada murid lain, selain kita" bersamaan dengan apa yang Ryujin katakan, lampu kembali menyala namun hanya sekilas lalu kemudian mati lagi.

"Loh?! Anak-anak yang lain kemana?! Masa iya kita sendirian di kantin??!" Jisung mengacak rambutnya.

"para penjual kantin juga ga ada!" lanjut Sunwoo.

"Oke, tenang dulu tenang semuanya. Mungkin ada yang iseng—"

"SIAPA SIH YANG BERANI NGERJAIN ANAK KELAS 12 A?! NEKAT NYARI MATI BANGET! AWAS AJA, NANTI RUMAHNYA GUE BAKAR BIAR MAMPUS!!" ucap Chenle menggebu-gebu sehingga omongan Woonggi terpotong.

"Chenle diem dulu anjir! Denger gue dulu!!!" Balas Woonggi.

"Okeoke, lanjut gi" Nako melerai perdebatan tak berguna itu.

"Oke. Nah, kita cari jalan keluar dulu dari sini, terus lapor kepsek kalau tadi ada yang ngerjain kita di kantin. Gimana? Setuju?" yang lain balas mengangguk, meskipun tak akan kelihatan.

"Lix, Chan, temenin gue cari pintunya" ucap Woonggi yang dibalas deheman Felix dan Haechan.

"Yur, gelap banget disini. Gue takut" ucap Nancy pada Yuri.

"Gak guna lo bawa hp kalo gabisa dipake senternya" sambar Chaeryeong.

"Oh iya bener, tumben pinter lo" ucap Nancy lalu mencari ponselnya yang tadi ia letakkan di sakunya.

"Guys?" ujar Ryujin pelan.

"Kenapa Jin?" tanya Chaewon yang kebetulan duduk di samping Ryujin.

"I-itu..." Ryujin menunjuk ke arah gorden yang tiba-tiba terhempas kemana-mana, padahal tak ada angin dan jendela tertutup.

"Tulisan apaan sih?" tanya Chaewon sambil menyipitkan matanya.

Ryujin menggeleng. "Mau coba liat?" Chaewon menggeleng "ogah!".

"Yuk sama gue jin" ujar Hyera membuat Ryujin menoleh. "Mau?" Hyera mengangguk.

"Jun jagain kita dari belakang ya" ucap Hyera yang dibalas anggukan Renjun.

"Be careful" peringat Somi.

Hyera dan Ryujin pun berjalan mendekat ke arah jendela tersebut.

Dengan perasaan takut, Ryujin pun menyibakkan gorden tersebut. Nampaklah tulisan yang terbuat dari tinta berwarna merah.

"Ewh, bau anyir darah anjir!" ucap Ryujin saat dirinya menyibakkan gorden tersebut.

"Jin.."

Ryujin menoleh ke arah Hyera. "What?" Hyera menunjuk ke arah jendela tersebut.

Ryujin mengikuti arah pandang Hyera lalu membulatkan matanya sempurna saat membaca tulisan di jendela tersebut.

"Wanna play the game?" Ucap Ryujin mengeja pelan bacaan tersebut. Bersamaan dengan hal tersebut—

"AAAAAA!!!"

To be continued

Plot yang kubuat terlalu gampang ditebak, kan?
I knew it, hehe~

Gruwel Game | 00-02LWhere stories live. Discover now