[09] accused

151 44 25
                                    

- Gruwel Game -

"H-halo?"

Yeji memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya saat hawa dingin tiba-tiba terasa bertabrakan dengan badannya, padahal hari masih siang.

"Ada orang gak?"

Yeji masih terus saja bersuara, meskipun ia juga tak tahu apa guna dirinya disini.

"Lo dateng akhirnya."

Yeji tersentak, lalu kemudian memutar badannya. Seseorang dengan tudung hitam dan sebuah topeng.

Yeji menegak salivanya susah payah, "l-lo siapa?!"

Ia terkekeh sejenak, lalu menarik sebuah tali yang entah sejak kapan ada di hadapannya.

Gotcha! Yeji kini dapat melihat tubuh Lia yang sudah tak bernyawa tergantung diatas sana. Dengan banyak bercak darah di kaos biru muda yang sebelumnya ia kenakan, mayat Lia terlihat sungguh naas.

Yeji menutup mulut dan matanya menggunakan kedua telapak tangannya. Ia merasa mual, namun juga sedih bukan kepalang saat melihat itu adalah mayat salah satu temannya.

"Jadi gimana? Sejauh ini, permainan gue seru gak?"

"Bacot anjir!" Ujar Yeji sarkas, meskipun sebenarnya kini ia takut bukan kepalang.

Ia tersenyum, "mau tau siapa gue?"

"Mau banget lah! Pake nanya!"

"Yaudah, lo maju dulu dua langkah."

"Dih?! Ogah!!" tolak Yeji mentah-mentah.

"Hurry up, Hwang Yeji."

"Bacot, cepet tunjukkin siapa lo sebenernya hah?!!"

Ia terkekeh pelan, lalu perlahan membuka tudung yang menutupi sebagian wajahnya, dan membuka topengnya.

Yeji menegak salivanya susah payah, "lo?!"

"Iya, ini gue."

"Kok lo- AKHH SIALAN!!" Yeji belum menyelesaikan ucapannya, namun badannya sudah terangkat ke atas oleh karena sebuah tali yang ia injak secara tak sadar.

"Gue udah bilang buat maju dua langkah, ck bego banget."

Yeji dapat merasakan bahwa makin lama, tali itu melilit lehernya semakin kencang.

"G-gue... gue gak nyangka."

"Gak nyangka kalau sekarang lo bakal mati?"

"Je- AARGH! S-SAKIT.."

Yeji menunduk, melihat ke arah kaki jenjangnya yang kini telah dipenuhi banyak darah karena sayatan pisau orang didepannya.

"Sorry. Tapi lo terlalu baik buat ngeliat temen-temen lo yang bakal mati juga nantinya."

"Please..."

"ANJINGG!!!" samar-samar, Yeji dan orang itu dapat mendengar bahwa ada yang berteriak.

Hyunjin, tolong...

"Lo- AKKHHH!!" Yeji bahkan belum menyelesaikan ucapannya, namun orang itu sudah terlebih dahulu menikam perut Yeji sehingga gadis bermarga Hwang itu menjadi makin meringis.

"Sorry, semoga lo tenang ya." ucapnya lalu meninggalkan Yeji karena ia tahu Hyunjin sudah mendekat.

***

Gruwel Game | 00-02LWhere stories live. Discover now