12 - Pelaku yang sebenarnya

3.8K 656 45
                                    

Tampak Taufan sedikit bingung dengan situasi dan hanya diam saat melihat seseorang berjaket hijau dan topi hijau sedang menghancurkan kebun. Satu-persatu tanaman dihancurkan dengan pelan.

"Tidak mungkin, mana mungkin Duri menghancurkan kebun yang sudah susah payah dia bangun." Taufan meringis ngeri, ia menenggalamkan kepalanya diantara kedua tangannya. Menutupi wajah kebingungannya agar tidak dilihat olehmu.

"Tenanglah, itu bukan Duri."

Taufan melihat kearahmu dengan wajah bingung. Kau segera menelepon Blaze dengan cepat sebelum kebun semakin hancur.

"Halo kak?"

Suara Blaze terdengar diujung telepon. "Blaze, cepat katakan padaku. Siapa saja yang berada dirumah sekarang?"

"Ah! kulihat ada kak Gempa yang sedang bebersih, Solar ada dikamar sedang membaca buku dan Duri yang masih sakit. Sisanya kak Halilintar yang katanya ada urusan, kak Taufan yang ikut klub skateboard dan Ais yang aku tidak tau kemana."

Cukup dengan penjelasan Blaze disana. Kau dari awal sudah tau siapa pelakunya dan hanya butuh sedikit bukti lagi. "Baiklah, terima kasih Blaze." Kau segera menutup telepon dan membalas tatapan Taufan yang dari tadi melihatmu dengan bingung.

"Duri ada dirumah dan masih demam."

Taufan langsung bingung saat mendengar pernyataanmu. "Lalu, siapa yang ada didalam sana?"

Kau membuat wajah yang Taufan sendiri bingung saat melihatnya. "Kalau itu, kenapa kau tidak mengeceknya sendiri? Tenang saja, disini sepi karena hari minggu." Kau mengusirnya menggunakan gerakan tanganmu.

Taufan meneguk ludah pahitnya. Ia akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam dan menghentikan seseorang itu.

Kau hanya memperhatikan dari luar. Bukannya tidak mau masuk, kau sadar kakimu sudah tidak bisa dipaksa lagi sejak kau memaksa lari.

Terlihat orang itu sadar bahwa Taufan masuk dan melihatnya. Ia terkejut dan segera melarikan diri tapi Taufan dengan cepat mengejarnya. Larinya tidaklah secepat itu sehingga Taufan berhasil menangkapnya.

"Berhenti!"

Taufan mendorong orang itu hingga ia jatuh bersamaan dengan Taufan yang menahannya dari atas. Ia yang terperangkap dibawah Taufan, tidak bisa bergerak.

Topinya terlepas dan menampilkan rambut coklat dan helaian rambut putih. Matanya yang biru menatap mata Taufan yang juga berwarna biru. Taufan menarik nafas dengan berat saat itu juga.

"Ais?"

Ya, pelaku selama ini yang menghancurkan kebun adalah Ais. Ais tidak bisa melawan saat kakaknya sudah menemukannya. Dengan memakai jaket dan topi milik Duri, ia menghancurkan kebun yang entah kenapa.

"Kenapa kau melakukan ini Ais?"

Ais membuang muka dari kakaknya. Ia menutup mulutnya, tidak mau menjawab apapun pertanyaan kakaknya itu.

Taufan menyerah dan menarik Ais untuk berdiri. Ia mengambil topi milik Duri dan memakaikannya dikepala Ais.

"Ayo pulang, kau harus jelaskan ini."

Taufan menahan pergelangan tangan adiknya, tidak mau kalau adiknya ini malah kabur lagi.

Kau melihat mereka berdua sudah keluar dari kebun kaca dan Taufan melihatmu masih berada didalam semak.

"Ayo pulang," ajaknya. Tapi kau tak kunjung berdiri dari sana. "Ah, kalian bisa pulang duluan." Kau menyadari bahwa kakimu memang sudah sangat sakit, kau tidak ingin memperlambat mereka sehingga kau menunggu agar kakimu sehat lebih dulu.

『 Save Them 』 BoBoiBoy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang