25. Wrong time.

379 104 13
                                    

"Ah lo gapaham Na," keluh Hwiyoung sembari mengacak-acak rambutnya.

"Gapaham apanya sih anjir?" Tanya Naeun kebingungan, "Lo kali yang nggak ngerti omongan gue? Kalau mau balikan ya mending lo dengerin penjelasan Yeri lah."

"Dia kayak gamau ngejelasin."

"Ya karena lo gamau dengerin dia! Lo kan selalu begitu, gapernah mau dengerin omongan orang lain. Lo cuma fokus sama pikiran lo, merasa pikiran lo itu udah paling bener," omel Naeun, "Lo sadar gak sih? Banyak perspektif orang lain yang belum elo tahu, di masalah ini, lo gatau perspektif Yeri gimana kan? Lo cuma tau Wooseok itu mantannya Yeri yang bikin Yeri jadi demen main main sama cowok. Tapi lo gatau kan alasan yang Yeri sebenarnya?"

Hwiyoung terperangah, tak bersuara karena semua yang dibicarakan Naeun benar adanya.








Sejak kemarin, Yeri dan Hwiyoung tidak saling mengabari. Hwiyoung pun menghapus postingan di instagramnya. Tapi tidak dengan Yeri. Yeri merasa jika semua ini hanyalah sebuah kesalahpahaman.

Mobil Yeri berhenti tepat di depan rumah Hwiyoung, terlihat pintu gerbangnya terbuka sedikit bertandakan ada orang yang datang ke rumah Hwiyoung.

Yeri mematikan mesinnya dan keluar dari mobilnya. Kemudian ia berjalan tanpa suara menuju rumah Hwiyoung.

Terdapat mobil mercedes benz yang plat nomernya ia ketahui adalah milik mantan Hwiyoung, Naeun.

Yeri tersentak. Langkahnya berhenti sesaat melihat mobil tersebut parkir di depan rumah Hwiyoung. Gadis itu membulatkan matanya, reflek mengepalkan tangannya. Rasa bersalahnya makin melebar di hatinya.

Pasti Hwiyoung stress banget sampe Naeun kesini nemenin dia, batin Yeri.

Hwiyoung yang sedang berlarian mengejar Naeun hingga keluar rumah dan saat Naeun menoleh ke arah gerbang pintu, ia menyadari jika ada Yeri yang sedang mematung menatapnya dan Hwiyoung.

"Eh Yeri...." sapa Naeun dengan kikuk.

Hwiyoung yang baru sadar dengan kehadiran Yeri langsung merubah ekspresi wajahnya, yang tadinya bahagia menjadi terlihat acuh.

"Eh, lo berdua lagi main ya... Yaudah deh gue balik dulu, maaf ya ganggu," jelas Yeri lalu membalikkan tubuhnya dari hadapan Naeun dan Hwiyoung.

"Eh Yeri! Ini Hwiyoung mau ngomong sama lo!" Seru Naeun lalu menoleh pada Hwiyoung dan mengangguk pada pria jangkung itu.

Yeri menoleh dan wajahnya terlihat senang karena Hwiyoung ingin berbicara dengannya. Naeun segera mendorong Hwiyoung untuk lebih dekat dengan Yeri.

"Gue ke dalem ya," lanjut Naeun lalu pergi meninggalkan Yeri dan Hwiyoung berduaan di teras.

Yeri menarik nafas, sedikit ragu. "Ada yang mau gue omongin," kata gadis itu dengan nada serius, "Gue mau minta maaf sama lo. Gue minta maaf kalau kejadian beberapa hari yang lalu udah bikin lo marah, kecewa, atau benci sama gue."

Hwiyoung menatap Yeri tajam, "Minta maaf buat apa?" Tanya Hwiyoung yang membuat Yeri terpaku.

Yeri menahan diri sejenak, "Gue tau lo marah banget sama gue."

"Marah untuk apa?" Tanya Hwiyoung datar. Ia menatap Yeri makin tajam, "Ngapain gue marah sama lo?"

"Makanya dengerin gue dulu—"

"Mau dengerin apalagi sih?" potong Hwiyoung dengan suara tegas. Cowok itu melengos lalu menghela nafas kasar, berusaha untuk tidak membentak Yeri.

"Gue—"

"Yer, lo gak capek kayak gini terus?" Tanya Hwiyoung dengan nada lebih tenang dari sebelumnya, "Capek gak sih ribut melulu perihal cemburuin satu sama lain? Ngambek seminggu lebih cuma karena cemburu gajelas?"

"Ribut setiap hari hanya karena lo gapernah percaya sama gua? Bahkan lo gapernah kasih rasa percaya ke gua sedikitpun karena lo pernah sakit hati sama masa lalu lo," jelas Hwiyoung terdengar sedang berusaha menguasai dirinya.

Yeri terdiam membisu. Alasan yang sudah ia siapkan dengan Hanbin dan Bobby hilang begitu saja setelah Hwiyoung menyelesaikan kalimatnya.

"Harusnya gua sadar dari dulu, kenapa cowok cowok yang pernah deket sama lo gak pernah jadian sama lo," kata Hwiyoung dengan lantang, "Itu karena lo gapernah bisa percaya sama mereka. Lo gapernah kasih kesempatan buat mereka untuk nunjukin kalau mereka beneran sayang sama lo."

"Yohan bilang gua harusnya berbangga diri karena lo bisa terima gua sebagai pacar lo. Tapi gua malah merasa tertekan," ucap Hwiyoung mulai lepas kendali, "Karena lo nggak pernah liat gua sebagai cowok lo. Lo selalu liat gua sama kayak yang lain, yang nggak pernah bisa lo kasih rasa percaya itu Yer."

"Lo itu gak lebih dari cuma mau main main sama gue. Gue bahkan gatau kalau lo sayang sama gue atau cuma sekadar ngikutin saran dari temen temen lo."

Kalimat terakhir dari mulut Hwiyoung seakan menjadi ledakan besar di hati Yeri.

"Tapi gapapa," ucap Hwiyoung sembari menatap mata Yeri, "Gua udah nggak berusaha buat jadi yang pertama di hidup lo lagi, kok."

"And now, you keep yours, I'll keep mine."

Tanpa menunggu jawaban, Hwiyoung berjalan cepat masuk ke rumah, seakan tak mau lagi melihat wajah sendu Yeri.

Yeri terdiam berdiri sendirian dengan kelopak mata yang sudah basah dan kepalan di kedua tangannya untuk menahan airmatanya tadi agar tidak jatuh. Walau ujung ujungnya tetap terjatuh.

Yeri segera membalikkan tubuhnya, lalu berjalan cepat untuk masuk menuju mobilnya.













Naeun yang sedang menunggu di ruang tamu, langsung berdiri melihat Hwiyoung masuk dengan wajah memerah tanda sempat menahan tangis.

"Eeee gimana gimana? Balikan?" Tanya Naeun sembari menahan Hwiyoung.

Hwiyoung hanya menatap mata Naeun, tak lama terdengar suara mesin mobil yang nyala lalu perlahan menghilang.

Naeun menatap sinis Hwiyoung, "Jangan bilang...?"

"Lepasin."

Naeun langsung menjauhi Hwiyoung lalu menatap kasihan padanya.

"Cowok sok paling tau segala hal kayak lo tuh emang gak deserve perempuan kayak Yeri," ucap Naeun lalu mengambil tas yang ada di meja, "Lo gatau kan? Seberapa sayang Yeri ke lo? Emang lo yang selalu tutup mata."

Lalu setelah itu, perempun cantik berambut coklat ini pergi begitu saja dari rumah Hwiyoung. Tanpa mengucap salam perpisahan pada Hwiyoung.





Secukupnya [yeri ft. hwiyoung]Where stories live. Discover now