Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pintu kelas terbuka, tanda ada pergerakan masuk ke dalam ruangan itu,
Siapa lagi kalau bukan Heeseung? Yang masuk dengan seragam sekolah seadanya dengan tangan di kedua saku celananya.
Sekarang masih jam enam pagi, masih ada waktu tiga puluh menit sebelum kelas dimulai.
"Hai, Heeseung."
"Astaga... Ada apa lagi?"
Heeseung kembali melihat anak itu, Sunghoon. Anak yang suka mengaku sebagai teman baru Heeseung setelah mereka terus bertemu belakangan ini
"Earphonemu."
Sunghoon menyerahkan earphone berwarna hitam ke genggaman Heeseung,
"Cih, tertinggal ternyata."
"Pemilik toko yang menyuruhku memberikannya kembali. Kamu meninggalkannya kemarin. Untung aku datang berkunjung."
"Hm, terima kasih."
"Omong-omong bagaimana dengan bunga itu? Sudah diberikan ke pacarmu?"
Sunghoon tertawa manis setelah mendengar Heeseung berhasil membuka topik pembicaraan,
"Yahh... Lee Heeseung, kami ternyata bisa membuka topik juga, eoh?"
"Aku hanya bertanya. Tidak dijawab juga bukan masalah."
"I... Iya iya..."
"Aku sudah memberikannya."
"Tapi dia menolaknya..."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Arkhhh... Sial..."
Heeseung perlahan memberi plaster untuk menutupi luka di kakinya, dia tidak menyangka darah yang begitu banyak keluar dari tubuhnya,
Heeseung melupakan sakitnya untuk sejenak, kemudian melihat ke arah langit melalui jendela rumahnya,
Dia baru ingat hari ini dia akan ke panti asuhan untuk memberi mereka sekedar bantuan
Lelaki itu melihat uangnya sekali lagi, tanpa berfikir panjang dia memilih untuk mengambil jaketnya dan pergi kembali ke sekolah dan berangkat ke panti asuhan bersama teman-teman yang lain
