hampir menemukan jawabannya

277 72 19
                                    

"Kamu tidak apa berangkat kerja sekarang?" Tanya Nichia dan Sunghoon kepada Heeseung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu tidak apa berangkat kerja sekarang?" Tanya Nichia dan Sunghoon kepada Heeseung.

"Tidak masalah. Lagipula aku sudah berjanji akan bekerja disana mulai hari ini."

"Tapi ini sudah malam, kamu bisa terlambat pulang jika begini." Ucap Sunghoon dengan segala kekhawatirannya.

"Hei. Ayolah, aku bisa sendiri. Lagipula aku sudah biasa pulang larut malam. Kutemui kalian besok." Ucap Heeseung dengan senyumnya serta menampilkan deretan giginya yang rapi.

"Sampai bertemu besok! Hati - hati, Heeseung!"

Heeseung perlahan mulai hilang dari pandangan mata mereka, pertanda bahwa dia akan menuju ke toko bunga iu. Untuk pertama kalinya dalam sebulan penuh ini.

Sang pemuda Lee menapakkan kakinya di lantai toko bunga, tidak lupa menciptakan bunyi derapan kaki disana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sang pemuda Lee menapakkan kakinya di lantai toko bunga, tidak lupa menciptakan bunyi derapan kaki disana.

"Selamat malam, bu." Sapanya dengan senyum yang tidak luntur.

Sang ibu pemilik toko itu terheran "Heeseung? Kamu kembali bekerja?"

"Ah... Iya bu. Maaf saya tidak pernah memberi tahu. Tapi ada banyak hal yang harus saya urus jad—"

Belum sempat si pemuda menyelesaikan kalimatnya, si ibu pemilik toko bunga langsung berkata "Iya iya baiklah, aku akan mendengarkan ceritamu nanti. Sekarang aku butuh bantuanmu."

Sang pemilin toko berkeliling sekeliling toko untuk mencari sebuah bunga, sementara Heeseung hanya kebingungan "I... Ibu mau cari apa? Saya bantu."

"Bunga Peony. Karena kamu tidak ada beberapa saat ini, pelanggan bunga Peony kita harus menunggu."

"Ah! Bunga yang ini kan, bu?" Tanya Heeseung setelah menemukan buket bunga peony yang biasa dia antarkan.

"Nah iya! Itu dia bunganya! Tolong segera antarkan ke rumah yang biasa. Mereka menunggumu."

"Oh... Begitu.... Baiklah bu." Ucapnya sambil memegang buket itu.

"Apa lagi yang kamu tunggu? Ayo segeralah kesana!"

ruang hampa ✓Where stories live. Discover now