"Permisi, pak. Boleh saya masuk?" Tanya Heeseung ketika ia berada di pintu depan ruangan kepala sekolah.
Sang kepala sekolah heran dengan Heeseung "Eh...? Ah iya baiklah, silahkan masuk."
"Ada yang mau saya sampaikan kepada bapak, maaf jika menganggu."
"Tidak menganggu kok, nak Heeseung. Saya hanya terkejut kamu datang kemari, biasanya harus dipanggil dulu."
"Eumm... Pak, sebenarnya karena ada masalah yang harus saya klarifikasi ke bapak. Tapi jika bapak masih ada pekerjaan, saya bisa menunggu kok."
Sang kepala sekolah menolak Heeseung untuk pergi "Saya kebetulan sedang tidak sibuk. Silahkan. Apa yang ingin kamu bicarakan dengan saya?"
"Eumm... Saya ingin minta tolong kepada bapak untuk menerima Sunghoon kembali ke sekolah ini. Masalah Sunghoon dengan kedua orang tua saya sudah selesai."
kemarin sore...
"Kalian tidak percaya aku sudah berbalikan dengan Nichia?" Tanya Heeseung.
Sang Ibu masih terpaku tidak percaya "Kamu sungguhan? Kamu dan Nichia sudah lama putus hubungan."
"Iya itu benar. Aku berbalikan dengannya. Jadi jangan sebarkan rumor aneh lagi di sekolah mengenai Sunghoon. Aku mohon, biarkan dia kembali bersekolah." Pintanya kepada kedua lawan bicaranya itu.
Lelaki berusia empat puluhan yang mendengar omongan itu hanya terdiam, entahlah dia tidak berbicara apapun sedari Heeseung meminta.
"Tapi ibu masih belum percaya, kamu dsn Nichia bertengkar hebat waktu dulu. Mana mungkin kalian bisa berbalikan dengan masalah seberat itu?" Ujarnya karena masih tidak percaya.
Heeseung menjawab pertanyaan "Aku tidak pernah mempermasalahkan itu lagi, itu sudah lampau dan dulu..."
"Aku sudah tidak menyimpan dendam kepada Nichia... Meskipun...."
"Dia penyebabku menjadi tertutup kepada semua orang." Ucapnya untuk mengakhiri perkataan itu.
YOU ARE READING
ruang hampa ✓
Fanfiction⎯ lee heeseung; bahkan aku yang dilahirkan sebagai seorang manusia tidak pernah diperlakukan selayaknya manusia.