ruang hampa ✓

akhirnya harus diungkap

"Lee Heeseung!" Seru Sunghoon selembari mendekati tempat duduk Heeseung.

Heeeseung malah menyapanya "Oh hai! Bagaimana dengan beres - beresnya kemarin? Maaf aku dan Nichia tidak bisa membantumu."

Sunghoon mengehela nafas beratnya "Bukan waktunya kita untuk membicarakan itu. Sekarang beritahu padaku."

"Be... Beri tahu apa?" Tanya Heeseung karena tidak  mengerti apa yang Sunghoon bahas sedari tadi.

"ALYSIA! KAMU BERTEMU DENGANNYA, HAH? KENAPA TIDAK SEGERA MEMBERITAHUKU?"

"Sebentar... Kamu tahu dari mana?" Bukannya memberi jawaban, Heeseung hanya bertanya balik kepada sahabatanya itu.

"Itu tidak penting! Ayo jawab pertanyaanku! Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Baiklah... Sebentar. Izinkan aku berbicara dulu. Duduk." Perintahnya kepada pemuda Park yang kemudian segera duduk di bangku sebelahnya.

Heeseung menghela nafas pelan "Haish... Bagaimana aku harus menceritakannya? Panjang sekali sampai aku tidak bisa menjelaskannya dengan kata - kata."

"Jangan basa - basi. Cepat ceritakan!" Paksanya kepada pemuda Lee.

Heeseung kembali mengangkat suara "Aku bekerja di toko bunga seperti yang kamu tahu. Beberapa bulan yang lalu aku menemui seorang perempuan. Kukira itu Nichia, karena pada saat itu aku belum pernah bertemu dengan Nichia untuk waktu yang cukup lama..."

"Singkat cerita. Aku sudah lama tidak pernah mengantar bunga kerumahnya lagi. Dia suka bunga peony sama sepertimu, dia selalu memesan bunga peony setiap minggu. Terakhir kali aku bertemu dengannya aku bertanya mengenai Alysia."

"Awalnya memang ia tidak mau mengakuinya. Tapi setelah kutanya beberapa hal akhirnya dia mengaku... Dia adalah Alysia..."

"Alysia tidak pernah meninggal."

"Nichia, kamu senggang kan hari ini? Apa masih ada les piano?" Tanya sang ibu kepada Nichia yang tengah duduk sambil memainkan ponselnya.

"Tidak ada. Kenapa bu?"