bagian satu : halaman tiga

2.9K 293 9
                                    

"Jaem!!"

Langkahnya terhenti lalu menoleh ke belakang, mendapati Renjun dengan beberapa buku ditangannya.

"Hm? Buku apaan, tuh?" tanya Jaemin.

Renjun menjunjung buku tersebut. "Buku kelas 12. Oiya, ntar ngumpul, ya! Gue yang dapet giliran!" ujar Renjun.

Jaemin mengacungkan jempolnya, "Iya kalau bisa ya, Njun." ucapnya. Renjun menganggukkan kepalanya. "Diharapkan ya!"

Jaemin menyunggingkan senyuman manis pada sahabatnya lalu berkata, "Iya, diperjuangkan! Sini tas lo, biar sekalian." keduanya tertawa lepas.

"Duluan, ya, Jaem! Ngirim nih buku ke kelas 12 dulu! Ntar ketemuan di kelas! Makasih juga udh bawain tas gue!" Jaemin menganggukkan kepalanya pada Renjun. "Ditunggu!"

Keduanya berbalik lalu pergi ke tempat tujuan mereka.

Bel selesai pelajaran mereka berbunyi, terpaksa Bu Taeyeon menutup pelajarannya. "Baik, anak anak. Jangan lupa tugasnya, ya! Selamat bertemu di lain waktu!" tutup Bu Taeyeon.

Jeno yang memiliki jabatan di kelasnya sebagai ketua kelas pun berdiri. "Berdiri! Beri salam!"

"Terimakasih, Bu Taeyeon! Selamat Siang!" teriak mereka bersamaan.

"Terimakasih kembali, kalian dapat kembali ke habitat masing masing!" jawab Bu Taeyeon.

"Jaem, diharapkan ya!" ingat Renjun pada Jaemin.

"Iya tenang, diperjuangkan kok!" jawab Jaemin dengan senyum manisnya. "Kalo gitu, duluan ya, Ren!" Renjun menganggukkan kepalanya.

Jaemin melajukan motornya kembali kerumahnya dengan hati yang tenang. Perlu waktu 20 menit, Jaemin mengendarai motornya kembali ke rumah.

"Jaemin Pulang!" teriaknya bersamaan dengan membuka pintu rumah tersebut. Simbok yang tadinya sedang menonton TV-pun menoleh ke arah pintu.

"Lanjutin aja, Mbok, nontonnya. Jaem habis ini mau main ke rumah Renjun ya, Mbok?" izin Jaemin kepada Simbok.

"Iya, den... Jangan sampai malam, ya! Simbok masakin makanan kesukaan Aden..." ujar Simbok.

"Siap, Mbok! Jaem ke atas ganti baju dulu ya!" jawab Jaemin lalu melanjutkan langkahnya ke kamarnya.

Sampai di kamar, Jaemin langsung mengganti pakaiannya dengan kaos, celana jeans panjang, sepatu, dan topinya yang serba hitam lalu kembali turun ke bawah, menemui Simbok.

"Mbok, kalau ada apa apa, mau apapun, chat Jaem, ya? Jaem mau berangkat duluan. Bye, Mbok!" ujar Jaemin dan di anggukan oleh Simbok.

Jaemin kembali melajukan motornya yang ia parkirkan di garasi menuju rumah Renjun.

"Yang diharapkan datang!!" pekik Haechan begitu melihat motor Jaemin di teras rumah Renjun.

Jaemin terkekeh mendengar pekikan Haechan. Ia berjalan mendekat padanya.

"Kok ga masuk?" tanya Jaemin.

"Orangnya lagi beli makanan." jawab Haechan lalu melirik bungkusan yang berada di tangan Jaemin.

"Apaan tu?" tanya balik Haechan menunjuk ke arah bungkusan di tangan Jaemin.

"Ini? Tadi gue mampir ke indojuni dulu beli cemilan, gue tau kalo kalian ga cukup sama apa yang di beli Renjun nantinya." jawab Jaemin membuka bungkusannya, membiarkan Haechan melihat makanan yang ia bawa.

"Yang lain belum pada dateng? Lu juga tumben ga ngaret." ujar Jaemin.

"Biasa, ngaret lah mereka. Gini amat nasib cogan!" ujar Haechan membalas perkataan Jaemin.

"Ya kan gue cuma takjub gitu lho, Chan. Soalnya kan biasanya elu yang paling telat kok sekarang malah jadi yang paling awal, kan sesuatu yang perlu dipertanyakan dan di abadikan!"

"Suka suka lo, dah, Jaem! Pusing gue!"

"Nih, gue bawa obat, minum nih biar ga pusing!"

"ga gitu konsepnya, bambang!!"

"lho? benerkan kalo pusing minum obat?"

"bodo lah bodo!!"

Jaemin tersenyum jahil, senang dapat membalas kejahilan Haechan dan tetap melanjutkan keusilannya hingga semua orang tiba di sana.

to be continued

rasanya gatel mau lanjutin tapi kerjaan rumah menumpuk.

selamat menikmati hari minggu/ahad kalian!

rendirse ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang