bagian tiga : halaman satu

2K 209 2
                                    

Jaemin terduduk diam di balkon rumahnya, menatap dan menikmati bagaskara yang akan beristirahat. kini ia tak kembali berharap akan ada mobil hitam elegan yang akan datang ke sini.

tatapannya meneduh. kepalanya memilas balik malam tadi yang menjadi malam terakhirnya bertemu dengan sang kakak. malamnya tadi hanya ia habiskan untuk menangis dan memohon agar sang kakak agar tak pergi dan tetap bersamanya.

jawaban dari sang empu di luar ekspetasi jaemin. diamnya jaehyun dengan tatapan menunduk sendu cukup menjadi jawaban bagi jaemin. pemuda itu mengerti, ingin menghentikan tangisnya dan menghabiskan waktunya bersama sang kakak tapi tak bisa. ia tak bisa menghentikan tangisnya.

harinya buruk, bahkan lelucon haechan dan pertengkaran renjun dengan haechan pun tak bisa membuatnya tersenyum. bahkan ia menarik diri dari kegiatan sekolahnya.

dirinya kini sendirian, simbok dilarang bekerja di rumah itu lagi dan di paksa untuk kembali ke kampung halamannya oleh sang ayah karena memihak jaemin.

dirinya tertawa miris. batinnya bertanya, "Apalagi yang akan di ambil lagi?"

ia menghentikan aktivitas menikmati senjanya dan masuk ke dalam, menyalakan lampu teras, agar terlihat bahwasanya disana masih ada seorang pemuda.

ia berjalan ke dapur mengecek persediaan makanan di kulkas. hanya sebotol air dingin dan beberapa wadah plastik makanan yang di berikan dari para tetangganya. ia mengambil salah satunya, membukanya lalu menaruhnya ke dalam mangkuk yang tahan panas dan memasukkannya ke dalam microwave.

setelah 5 menit menunggu, jaemin mengambil mangkuknya kembali dengan sarung tangan dan menaruhnya di meja makan. ia mengambil sendok dan menuangkan air putih hangat kedalam gelasnya. mengambil obat dan menaruhnya di samping mangkuknya. ia mendudukkan dirinya di kursi dan berdoa, meminum airnya sedikit lalu dilanjutkan menyuapkan makanannya hingga habis dan meminum obatnya.

rasanya asing, makan malam sendirian tanpa ditemani simbok. sunyi. kembali, jaemin kembali jatuh pada kesunyian. biasanya ia akan bercerita tentang harinya pada simbok setelah makan.

"Hah..."

jaemin menghela nafas pelan, ia membutuhkan sandarannya yang sudah di jauhkan darinya. dirinya mengambil pisau.

"Gak, Jaemin!" batinnya berteriak.

jaemin menaruh kembali pisau itu.

"ck! pemikiran bodoh..." lirih jaemin lalu membawa mangkuk ke wastafel dan mencucinya.

ia berjalan ke sofa ruang tamu menidurkan tubuhnya. ia ingin mengistirahatkan dirinya, tapi tak kuat jika harus kembali ke kamarnya. kepalanya sudah sangat berat dan sangat pusing.

"selamat malam, bumi... selamat beristirahat, tubuh..." lirih jaemin dengan bibir pucatnya.

baiklah, mari biarkan pemuda itu beristirahat malam ini lalu memulai aktivitasnya pagi hari lagi.

to be continued

untuk kamu, ragaku; aku sayang kamu — seismograf, spotify podcast

Selasa, 15 September 2020

rendirse ✓Where stories live. Discover now