bagian tiga : halaman tiga

2K 196 0
                                    

"pamparam papaparam!!"

"jeng jeng jeng!!"

"durururururururururu!!!"

"teng teng teng!!"

"duas!!"

"..."

"hahahahahaha!!! du-duas apaan?!!"

Jeno kelabakan, "itu, anu..."

"anunya saha, jen?! gila sih lo, pakboy-nya kelewatan!" seru Haechan.

yang lain kembali tertawa.

"anjeng banget dah, haechan." ujar Jeno lalu meminum es tehnya.

"kalo haechan anjeng elu apa, jen?" tanya Jaemin.

"gue? gue pemiliknya!" seru Jeno.

"Bad jengan!" pekik Haechan.

"Bang, omongannya, gue kasih tau Mama nanti!" ujar Chenle.

"Cepu banget lo, bocah!"

"adek lo chan..." ujar Renjun.

"ha? dia?" tanya Haechan lalu menunjuk Chenle. "Bukan deh, mukanya gak mirip Mama sama Papa." ujar Haechan lalu meminum es tehnya.

Mimik wajah Chenle sudah kesal, menahan tangis, emosi, dan lain sebagainya. Jaemin yang ngelihat muka Chenle langsung meluk dia. "Chan, nangis nih! elu mah jadi abang gak becus!" seru Jaemin.

"Iya tu! Wuuuu!!!" sorak yang lain memanasi Haechan. Yang disoraki hanya memutar bola matanya malas.

puk!

"Gak usah nangis, kalo lo bukan adek kandung gue, mana mungkin gue bakal ngejek elu." ujar Haechan sambil ngelus kepala Chenle.

"Lagi pula gue yang ngasih nama lu Chenle." lanjutnya lalu nyeruput es tehnya.

Renjun menaikkan salah satu alisnya. "Emang kalo semisal dia bukan adek kandung lu, lu mau apain dia?" tanya Renjun.

"lo tau sikap gue, jadi lu musti tau apa yang bakal gue lakuin ke orang itu." jawab Haechan habis balik nyeruput es tehnya.

"gak peduli cewek atau cowok?" tanya Jeno di balas anggukan oleh Haechan. "Iya, gak peduli cewek atau cowok. lagi pula kalau pun emang kepaksa punya adik angkat, gue pilih pilih, anjing!" ujarnya.

"Abang mu ini gak mungkin ngebiarin keluarganya itu tersakiti, Le. Apalagi kamu itu bungsunya, disayang banget lah sama abang mu itu. Tipe tipe tsundere dia mah. Kita udah kenal dia dari masih di janin ibu masing masing." ujar Jaemin masih meluk Chenle dan Haechan masih ngelus ngelus kepala Chenle.

"Anjir... mau bilang keren tapi ga jadi." ujar Jisung.

"Bocah omongan lo jaga ya!" seru Haechan.

"peace, bang!" kata Jisung dengan menunjukkan jari tengahnya.

puk!!

"satu!"

"awas lo bocah!" ujar Haechan memperingatkan lalu kembali nyeruput es tehnya.

"ngelu banget nasib lu, sung... kami semua turut berduka cita." ujar Jeno.

"tapok tidak ya?"

"bunuh tidak ya?"

"lempar tidak ya?"

"tenggelamkan tidak ya?"

"selepet tidak ya?"

"tendang tidak ya?" ujar mereka berurutan mengejek Jeno dengan menirukan beberapa sticker whatsapp yang sering mereka gunakan.

"temen akhlak eobso kalian."

to be continued

Eps 54 - Aku cuma bisa bilang gapapa
Kita dan Waktu oleh Halobagas

Sabtu, 19 September 2020

rendirse ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat