01 - Begin

38.9K 5.2K 239
                                    

Heretic Grand Duchy, Varthelia.

Di sebuah ruangan besar. Tampak seorang pria bersurai putih yang sedang tertidur di atas meja kerjanya. Matanya itu meski tertutup namun kesedihan tetap terlihat di sekitarnya, dan wajahnya terlihat pucat seperti orang yang terbengkalai selama beberapa hari.

Tiba-tiba suara ketukan pintu menginterupsi di susul dengan terbukanya pintu besar kamar pria tersebut. Sosok pelayan pria bersurai merah berjalan masuk menghampiri tuannya.

"Tuan Elion, Archduke Azrael berada di sini," ucapnya.

Elion, meski dia tertidur tapi hanya dengan suara kecil dari Neil saja rupanya sudah cukup untuk membuatnya terbangun dari tidurnya itu. Pria tersebut bangkit dari kursi dengan langkah yang sedikit sempoyongan hingga membuat Neil sedikit khawatir dengan tuannya itu.

"Kenapa dia ada disini?" ucap Elion dengan nada bicara yang sangat dingin dan parau, matanya itu terlihat sangat kosong. "Aku tidak pernah mengadakan yang namanya acara duka atas kematian Lynelia seminggu lalu. Tapi kenapa orang sehebat dia bisa berada di sini secara tiba-tiba?'

"Saya tidak tahu tuan," sahut Neil sambil menggelengkan kepalanya. "Tuan Azrael tiba-tiba berada di sini dan saya juga tak mengerti apa tujuannya datang kemari, tapi yang pasti tuan Elion harus pergi menemuinya dulu."

Elion menghembuskan nafas pelan kemudian berjalan meninggalkan ruangannya untuk bertemu dengan Azrael. Ia berjalan layaknya mayat hidup yang tidak memiliki emosi dan berkulit pucat pasi. Para pelayan yang berpapasan dengannya ada yang ketakutan dan ada juga beberapa yang menunjukkan rasa iba.

Elion mendorong pintu ruang tamunya kemudian menatap kearah seorang pria dengan warna surai yang serupa dengannya itu sedang menyeruput teh dengan begitu tenang. "Apa yang membuat seseorang berstatus Archduke seperti anda untuk menemui saya hari ini?" tanya Elion.

Azrael menyudahi acara meminum tehnya, dia menatap kearah Elion yang terlihat uring-uringan sekali. "Kau kehilangan wanita yang paling kau cintai di dunia ini huh," ucap Azrael yang berhasil membuat Elion terkejut. "Wajahmu itu terlihat sangat mati, apa kau benar-benar akan menyerah begitu saja?"

Elion tak menjawab melainkan menatap lama kearah Azrael. Namun tak lama kemudian pria tersebut mendengus dan berjalan masuk untuk duduk di sofa ruang tamunya. "Maaf tuan Archduke, tapi saya tidak menerima belasungkawa saat ini," ucap Elion.

"Apa aku terlihat seperti sedang mengucapkan belasungkawa?"

"Lalu apa maumu datang kemari?"

Azrael menghela nafas panjang kemudian menghembuskannya kembali dan mulai menatap kearah Elion. "Kau," panggilnya. "Aku tahu pria yang sangat mencintai wanitanya sepertimu pasti tidak mengubur mayat istrimu bukan?"

"Dia bukan mayat!"

"Terserah kau mau menganggapnya mayat atau bukan, tapi yang pasti aku memiliki permintaan untukmu dan kau tiada pilihan lain kecuali harus mengabulkannya," tutur Azrael.

"Apa itu?" heran Elion.

"Bawa aku menemui mayat istrimu itu, aku harus memastikan sesuatu darinya," pinta Azrael yang tentu saja langsung di tolak mentah-mentah oleh Elion. "Kau harus melakukannya atau aku sendiri yang akan langsung pergi kesan tanpa ijin darimu."

"Hm, memangnya kau tahu dimana dia?" ujar Elion sambil menatap curiga kearah Azrael.

"Tidak ada satu pun hal yang tak kuketahui di kerajaan ini."

=====

Dengan sedikit perdebatan, akhirnya Azrael berhasil membuat Elion mengantarkannya kepada Lynelia, istri tercinta Elion. Tubuh tak bernyawa wanita itu tetap terlihat bagus meskipun sudah tak memiliki nyawa selama satu minggu. Tampaknya Elion benar-benar merawatnya sebaik mungkin meski wanita itu sudah meninggal.

"Puas melihat? Maka segeralah pergi dari tempat ini," tegas Elion. Pria itu merasa ada sesuatu yang aneh dari Azrael, tapi disisi lain dia juga merasa kalau Azrael memiliki sesuatu yang bisa membantunya saat ini.

Azrael mendecih kesal lalu menatap sinis kearah Elion. "Kalau kau mau aku pergi maka sebaiknya kau menunggu di luar saja, aku berjanji tak akan melakukan apa-apa pada istrimu ini kok," ucap Azrael.

Elion membuang nafas dalam-dalam, ia menatap Azrael yang terlihat sangat fokus kearah istrinya. "Baiklah, kurasa aku tak ada pilihan lain selain mendengarkan ucapanmu agar kau segera pergi," cetus Elion yang kemudian melangkah keluar dari ruangan dimana Lynelia berada dan membiarkan Azrael berada di dalamnya.

Tepat setelah suara pintu yang ditutup terdengar Azrael langsung melangkah maju mendekati mayat Lynelia. Tangan pria tersebut terangkat dan menyentuh dahi wanita tersebut dengan jari telunjuknya.

Dalam sekejap seluruh ruangan berubah menjadi sangat terang, dan lokasi yang di pengelihatan Azrael menjadi padang rumput. Di tempat tersebut terlihat sebuah cahaya bulat yang terbang tak tahu arah, namun dia tidak menghilang meski sudah berdiam lama di padang rumput tersebut.

"Rohnya tak menghilang, atau ber-reinkarnasi," heran Azrael saat melihat cahaya tersebut yang terus-menerus pergi kesana-kemari tanpa tahu arah. "Sepertinya dia juga roh yang berpindah dimensi dengan memori masa lalunya seperti apa yang terjadi pada Elynia."

Azrael langsung mengangkat tangan kanannya kearah cahaya tersebut lalu menariknya. "Hei roh nakal yang tak bisa diam, tak kuduga pria kejam seperti Elion bisa tertarik pada wanita tak bisa diam yang sukanya pergi tak tahu arah sepertimu. Tapi sepertinya kau adalah tipe wanita nekat seperti Elynia ya."

"Dengarkan malaikat yang sedang berbicara padamu saat ini," ujar Azrael. "Aku memberi kau tugas untuk mencari tubuh yang akan segera mati kemudian masuklah kedalam tubuh tersebut. Pastikan kalau tubuh itu menerima rohmu dengan baik, okeh?"

Azrael melepaskan genggamannya terhadap roh tersebut kemudian dalam sekejap roh itu kembali melayang pergi, namun bedanya kali ini dia tidak hanya diam di padang rumput melainkan mulai berpergian menelusuri kerajaan untuk mencari wadah baru sebagaimana yang dikatakan Azrael.

Azrael menghela nafas saat melihatnya. "Gila, cuma roh aja hiperaktifnya sudah tak karuan seperti itu. Duh, aku tak bisa membayangkan bagaimana cara dia memikat pria kejam seperti Elion," ucapnya sebelum akhirnya pria tersebut menghilang dari padang rumput dan kembali ke ruangan awal.

Bertepatan dengan dirinya yang kembali, Elion membuka pintu dan menatap Azrael yang sedang berdiri di hadapan mayat istrinya. "Apa kau sudah selesai dengan urusanmu?" tanya Elion.

Azrael menganggukkan kepalanya lalu berjalan menghampiri Elion. Pria tersebut menepuk pundak Elion beberapa kalian kemudian berkata, "Tunggulah beberapa tahun, dan kuharap kau bisa bahagia kali ini." Itulah kata-kata Azrael yang terakhir sebelum akhirnya pria tersebut menghilang secara tiba-tiba.

"Apa maksudnya? Cih, tidak jelas."

=====

Hiya, part ini sudah ngasih tahu kan apa yang dimaksud Azrael pas detik-detik kematian Lynelia di menjelang chapter terakhir I Choose a Hot Daddy Route.

Ya sudah kalau begitu... terima kasih banyak buat kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

This is Our Crazy Family [END][KUBACA]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora