04 - Joanna

26.6K 4.7K 507
                                    

"Meow..."

"Ah kucing toh rupanya." Aku bernafas lega karena pria itu percaya kalau yang barusan adalah kucing. Dia akhirnya kembali fokus melepaskan perangkap yang melilit di kakinya dan aku terus memandanginya yang mencoba melepaskan perangkap dengan susah payah.

Tapi jujur saja ya, aku sedang mengisi asupan cogan, karena setelah sekian lama tak melihat cogan akhirnya aku dapat melihat satu yang luar biasa tampan duh.

Loh? Eh? Kemana dia? Aku hanya berkedip sekali dan dia sudah menghilang begitu saja?

"Aku di belakangmu anak kecil."

Seketika tubuhku langsung merinding setelah mendengar ucapannya itu. Ini orang ghoib banget dah, masa hanya dalam satu kedipan mata saja dia sudah berpindah tempat, apa jangan-jangan dia memang dewa atau malaikat gitu?

Dengan susah payah aku membalikkan badanku dan menatap iris birunya yang menunduk menatapku tajam. Dia mengangkat badanku dan membuat tatapan kami terlihat setara.

"Kau sadis juga ya rupanya sampai memasang begitu banyak perangkap di hutan ini," ucapnya dengan seringai tipis di bibirnya. "Tiga ratus tahun lebih aku hidup, dan ini pertama kalinya aku bisa terperangkap oleh orang lain selain Azrael."

WHAT?! TIGA RATUS TAHUN LEBIH?

"Ka-Kau benal-benal hidup celama itu?" tanyaku yang sangat terkejut saat ini, bagaimana mungkin manusia dapat hidup selama itu weh.

Pria itu menunjuk bibirku dengan jari telunjuknya. "Hm, berbicaralah normal, rasanya aneh mendengar ucapanmu yang cadel itu," ucapnya.

"Hah maksudmu berbicara normal itu apa?"

Leh? Mulutku kok tidak cadel lagi? Bahkan aku berbicara dengan sangat normal barusan seperti anak yang sudah lancar berbicara. Apa sebenarnya yang dilakukan oleh orang ini padaku?

"Kau apakan aku?" heranku.

Dia menggidikkan bahunya dan mendengus pelan. "Aku tak melakukan apa-apa padamu, mungkin aku hanya mengubah nada bicaramu di hadapanku, cadelmu itu sedikit membuatku kebingungan kau tahu," sahutnya.

Aku menggelengkan kepala. "Bukan itu yang kumaksud," ucapku. "Maksudku adalah bagaimana cara kau bisa melakukannya? Apa kau memiliki semacam kemampuan sihir gitu?"

Dia terkekeh mendengar ucapanku. "Kau berlebihan sekali anak kecil, apa kau tak pernah melihat hal seperti ini?" Pria itu menunjukkan telapak tangannya kepadaku lalu dari tangannya muncul bola cahaya yang entah berasal dari mana.

Aku menatap hal itu dengan mata yang berbinar-binar, demi apa ada yang namanya sihir di sini? Padahal biasanya para kakak pelayan selalu berkata kalau tidak ada lagi sihir yang tersisa di kerajaan Varthelia, dan sekarang aku melihat sihir itu dengan mata kepalaku.

"Eh? Tapi bukannya sudah tidak ada sihir yang tersisa di dunia ini?" heranku.

Pria itu mendecak kesal. "Kau kira pria bernama Hio itu bisa menghilangkan sihir dari keluargaku? Jika dia berani mengusik keluarga kami maka jelas sekali kalau nyawanya akan hilang hanya dalam hitungan detik."

Aku tak paham apa yang dimaksud oleh pria ini. Tapi nama Hio itu kurasa aku pernah mendengarnya di suatu tempat. "Ya sudahlah abaikan pertanyaanku barusan, tapi permisi tuan tampan," ucapku sopan. "Tak bisakah kau menurunkan? Ketiakku mulai sakit loh."

"Ah iya, aku lupa kalau kau anak kecil."

Dia menurunkanku lagi ke tanah. Hah akhirnya, tanganku rasanya seperti akan putus saat dia terus-terusan mengangkatku dengan satu tangannya tadi. Perlakuannya itu cukup kasar untuk anak-anak huh.

"Tapi aku heran, apa kau benar-benar anak berusia tiga tahun?" herannya sambil menatapku dengan penuh selidik, ia mengusap dagunya dan menarik-narik surai putihku.

Hm, dia ngajak main jambak-jambakan gitu?

"Surai putih, kau mengingatkanku pada dua orang gila di keluargaku yang selalu bertengkar merebutkan ibu, ya walau kadang aku ikut rebutan juga sih karena si Azrael itu mengurung ibu di ruang kerjanya terus-terusan."

Apa ini? Apa dia sedang curhat masalah keluarganya padaku karena melihat suraiku yang berwarna putih ini?

Pria itu beralih dari surai putihku menuju mataku. Kali ini dia menatapinya dengan begitu teliti sampai membuatku ingin sekali meninju wajah tampannya yang menyebalkan itu.

Lah siapa ya kagak kesal coba kalau diperhatikan sampai seperti sedang melihat sebuah objek penelitian. "Permisi tuan tampan, tak bisakah kau berhenti menatapiku sebelum aku meninju paras rupawanmu itu," ucapku dengan senyuman manis.

Setelah mengucapkan itu dia baru memundurkan wajahnya. "Ah maaf," ucapnya. "Aku hanya merasa kalau warna mata dan suraimu ternyata mirip dengan Azrael ya, apa jangan-jangan dia berselingkuh diam-diam dan kau adalah anak ha--."

Aku langsung meninju wajah saking kesalnya, ya walaupun aku tahu kalau tinjuan itu hanya terasa seperti sebuah sentuhan karena aku melakukannya dengan tubuh anak kecil. "Aku anak kandung dari pria sadis bernama Elion, bukan Azrael. Sekian dan terima kasih."

"Ah, rupanya Azrael berselingkuh dengan pria bernama Elion."

Astaga ya Tuhan! Aku butuh sebuah pil yang dapat mewaraskan otak dong. Kalau ada yang punya bagi satu ya, karena aku akan langsung memberikan pil itu pada pria sinting di hadapanku ini.

"Haduh, terserahmu sajalah."

Tiba-tiba ada banyak burung gagak yang berterbangan melintasi lokasi kami saat ini. Pria itu mendongak menatap kumpulan burung beterbangan tersebut kemudian tersenyum kecil kearahku.

"Sampai jumpa anak kecil, tampaknya pertemuan kita hanya bisa sampai disini saja," ucapnya.

Aku menahan pakaian pria dengan menggenggamnya erat. "Tunggu, sebutkan namamu dulu sebelum pergi," timpalku.

Pria itu menggaruk tengkuknya pelan. "Eum, aku tak ingat marga yang dipakai oleh si Azrael itu jadi aku akan menyebutkan nama singkatku saja ya," tuturnya yang kubalas dengan anggukan kepala.

"Ezequiel, itu namaku."

Joanna pov end.

=====

Terima kasih banyak buat kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terima kasih banyak buat kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

This is Our Crazy Family [END][KUBACA]Where stories live. Discover now