03 - Joanna

28.4K 4.6K 265
                                    

Seiring berjalannya waktu, badanku terus bertumbuh dan berkembang. Kakiku mulai bisa digunakan untuk merangkak dan berjalan sehingga aku dapat berpergian kesana-kemari meski harus tersandung beberapa kali sih.

"Nona Joanna, apa kau akan pergi keluar lagi?"

Aku mengacungkan jempolku kepada Vina, salah satu pelayan yang sudah merawatku dengan sangat baik dari bayi. "Acu mau pelgi mayin di taman!" sahutku. Cara bicaraku memang belum sempurna sama sekali sih, tapi yang penting mereka paham maka ya sudahlah.

"Hati-hati ya," ucap kak Vina sambil melambaikan tangannya kepadaku, dan kubalas dengan melambaikan tangan padanya juga. Aku langsung berlari menuju taman untuk mencari ketenangan, gila masih anak-anak aja sudah stress nih kepala.

Setelah sampai di taman, aku langsung berbaring di atas rumput dan menatap langit biru. Kehidupan ini tenang, meski begitu masa depanku tidak aman sama sekali, hidupku rentan bahaya.

Ah, aku tahu!

Aku akan menjadikan taman ini sebagai markas rahasia karena lokasinya yang terpencil. Kemudian aku juga anak memasang perangkap di sekeliling hutan ini agar apabila suatu hari nanti si ayah jahat itu ingin membunuhku dan mencariku maka dia akan terjerat oleh perangkap-perangkap yang sudah kusiapkan.

Ukh, jenius sekali bukan? Aku tahu itu.

Kalau begitu bagaimana kita mulainya ya... hm, kalau masalah membuat perangkap seharusnya aku tahu siapa orang yang tepat untuk membantuku dalam hal ini, dan tak kusangka kalau dia akan berguna juga ya...

=====

"KAK HILTON!" Aku mendobrak pintu kamar anak remaja itu dengan kencang kemudian berjalan masuk ke dalam sambil mengguncang kuat tubuhnya agar dia dapat segera bangun dari tidur nyenyaknya itu.

Hilton mengeluh pelan dan mengusap matanya sebelum akhirnya ia bingung dan mengernyit kesal kearahku, demi apa anak ini galaknya bukan main duh. "Apa yang kau lakukan hah?! Kenapa kau mengganggu waktu tidur tenangku?"

Kalau ini adalah Hilton, maka aku mempunyai cara ampuh untuk menjinakkan singa yang satu ini. "Eum, kak Hilton, kau kan pliya yang hebat dan jago dayam membuat pelangkap cambil memikilkan mekanismenya, bicakah kau mengajalkanku calanya juga?"

Dalam sekejap pipi anak remaja itu langsung memerah. Dia payah sekali dalam menanggapi pujian, cih. "A-Apa maksudmu? Tapi kenapa anak kecil sepertimu ingin belajar bagaimana cara membuat perangkap hah? Apa ada orang yang menganggumu?"

Ukh, memang ada, namanya Elion! Ya tapi mana mungkin aku mengatakannya padanya yang ada nanti bisa semakin gawat situasinya. "Tidak kak Hilton, hanya saja acu mau belajal cala masang pelangkap buat nangkap hewan!"

"Nangkap hewan?" bingungnya. "Kau masih tiga tahun loh, dan kau sudah ingin menangkap hewan di usia tiga tahun? Sadis juga ya kau ternyata."

Iya benar, aku sadis karena tangakapanku kali ini akan sangat mengerikan. Elion, lihat saja kau ayah sadis, aku tidak akan membiarkan kau membunuhku dengan begitu mudah. "Kakak ajalkan ya," ucapku yang sok imut.

Hilton menghembuskan nafas panjang kemudian bangkit dari ranjangnya sambil menggendongku. "Baik aku ajarkan kau cara membuat perangkap, kau ingin perangkap yang sehebat apa?" tanyanya.

Aku memberikan seringai miring. "Aku ingin pelangkap yang dapat menangkap manucia cepelti Elion!"

Dan...

Tak kusangka ternyata sedendam itu Hilton pada Elion.

Bagaimana tidak? Dia langsung memasangkan perangkap di sekitar hutan bahkan tanpa perlu aku pinta-pinta lagi tepat setelah mendengar kalau aku ingin memasang perangkap yang cocok untuk menangkap orang seperti Elion.

Memang hebat kekuatan dendam kesumat ini ya. Aku memperhatikan Hilton yang sedang sibuk memasangkan perangkap di hutan sekeliling taman yang akan menjadi markasku ini, dia memberikan tali hijau di setiap perangkap sebagai penanda agar aku tak terjebak oleh perangkap.

"Bagus, aku memasang dua puluh perangkap di hutan ini, jadi kalau pria bejat itu berani masuk ke hutan ini maka tak dapat dipungkiri lagi kalau dia akan terjebak," ucap Hilton dengan seringai jahatnya. Entah kenapa aku jadi lebih bersyukur karena lahir sebagai anak Elion dibandingkan anak Hilton.

"Telima kacih kak Hilton!" ucapku senang yang dibalas anggukan kepala oleh pria tersebut.

Baguslah, dengan begini satu masalah pun dapat terselesaikan dengan begitu mudahnya berkat bantuan Hilton dan kebencian mendalamnya pada Elion. Aku akhirnya kembali menjalankan hari-hariku dengan tenang dan aku juga semakin sering mengunjungi taman karena tempat itulah yang teraman menurutku.

Hari pun berlalu, setiap hari aku selalu pergi ke hutan untuk sekedar memastikan kalau tidak ada makhluk bernama Elion yang terperangkap, kalau dia sampai terperangkap maka yang pertama aku lakukan adalah menertawainya tentu saja.

Durhaka duh, mana ayah kandung lagi.

Hari ini aku pergi lagi ke taman yang merupakan markas rahasiaku. Seperti biasa, aku berbaring dan memikirkan cara untuk kabur dengan aman dari kediaman ini, perangkap sudah berhasil, tapi itu mungkin tak akan bertahan lama jadi aku harus mencari jalan lain.

'Grusuk

Suara apa itu? Tampaknya ada sesuatu yang berhasil terjerat oleh perangkap yang sudah dipasang oleh Hilton. Jangan Elion dong, belum kuat mental aku kalau harus bertemu dengannya secepat ini.

Aku bangkit berdiri lalu mengambil ranting pohon berujung tajam yang setidaknya dapat kugunakan untuk melindungi diri dari serangan tiba-tiba. Dengan penuh was-was aku melangkah masuk ke dalam hutan untuk menghampiri sumber suara.

"Ukh siapa sih yang memasang perangkap seperti ini disini."

Aku berlari ke sebuah pohon besar lalu berlindung di bawahnya sambil menacoba mengintip orang yang terjerat oleh perangkap. Manik gelapku menelusuri ciri-ciri orang tersebut dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Surai hitam, berarti dia bukan Elion, untunglah.

Dia memiliki iris biru laut, kulitnya pucat, surainya hitamnya itu halus sekali mirip benang, dan dia terlihat seperti pria dewasa. Meski begitu yang paling menonjol dari semuanya adalah...

TAMPANGNYA GANTENG BANGET BUSET DAH!

Manusia macam apa yang bisa setampan ini hiks, apa dia keturunan dewa atau malaikat? Atau dia blasteran surga? Atau jangan-jangan dia memang bukan manusia hih.

"Siapa di sana?"

Nah kan mampus.

=====

Hayoo who is that? 🤭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hayoo who is that? 🤭

Terima kasih banyak buat kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

This is Our Crazy Family [END][KUBACA]Where stories live. Discover now