Salah Paham

7.9K 1K 177
                                    

Daichi pov

Aku berjalan lesu menuju sekolah. Tadi malam aku tidak bisa tidur, aku terus memikirkannya. Aku takut, bahwa selama ini aku menyukai orang yang sudah dimiliki orang lain. Karena itu adalah hal yang menyakitkan.

"rasanya aku mau bolos aja" gerutuku. Jalan masih sepi, aku terlalu awal berangkat sekolah. Aku hanya berharap aku tidak bertemu dengan Sugawara hari ini.

"selamat pagi,, daichi-san" suara yang tidak ingin ku dengar terdengar juga. Sepertinya dunia tidak berpihak padaku.

"pagi juga sugawara-san" aku membalikkan badan ku. Terlihat Sugawara yang sedang membawa sepedanya.

"kau berangkat awal juga ya hari ini" sugawara turun dari sepedanya dan menentengnya lalu berjalan bersama ku.

"iya,, kenapa kau membawa sepeda? Bukan kah kau lebih sering jalan kaki karena rumah mu lumayan dekat?" tanyaku heran sambil melihat sepeda yang dia bawa.

"ohhh akhir-akhir ini aku lebih mudah merasa lelah, jadi aku putuskan untuk membawa sepeda, Tooru yang meminjamkannya" sigawara menjawab.

"ohh begitu"  setelah kalimat yang kukeluarkan itu, tidak ada lagi percakapan diantara kita hingga kita berpisah. Aku benar-benar tidak ingin bertatap muka dengan nya lagi. Antara cemburu, kesal dan merasa kalah.

"masih boleh nikung nggak sih?" gerutuku asal. Saat ini aku sedang sibuk mencatat materi di papan tulis. Disisi lain aku berharap cepat- cepat bel istirahat berbunyi agar aku bisa melepaskan beban pelajaran, disisi lain juga aku tidak mau bel istirahat berbunyi karena aku takut bertemu Sugawara.

Kringggg!!!!!

Yak antara senang dan sedih, bel istirahat benar-benar berbunyi. Sebelum ramai aku langsung menuju ke kantin. Aku juga berusaha agar tidak bertemu Sugawara apalagi bertatap muka.

"antrian nya lama banget" gerutuku lesu. Jujur aku tidak bisa tenang, aku terus waspada memandang sekitar. Dulu Sugawara bagaikan malaikat yang kunanti di jam istirahat, tapi sekarang layaknya psikopat yang siap membunuhku kapan saja.

"aduh cepat dongg, aku takut, aku takuttt-" tubuhku menegang saat merasakan sentuhan kecil dipundak ku, aku berbalik badan pelan pelan kalau saja ada serangan mematikan.

"yo,, daichi-san" gadis berambut pendek menyapa ku

"ohhh ternyata kau Michimiya-san kau membuatku hampir mati" tubuhku mendadak bugar dan suasana yang menyerampak seketika hilang.

"aku tidak seseram itu" Michimiya sepertinya sedikit kesal dengan kata ku tadi. "mau makan bareng???" tawarnya

"boleh boleh, kau duduk saja, biar aku yang pesan"

"baiklah, yang aku pesan sama sepertimu saja" katanya berjalan pergi menuju meja makan.

2 menit aku mengantri akhirnya soba hangat aku dapatkan. Aku segera membawanya ke meja makan dan makan bersama Michimiya.

"ngomong-ngomong besok Tim ku akan melakukan latih tanding dengan Tim putri dari sekolah sebelah" kata Michimiya dengan bangga.

"kemarin tim ku melakukan latih tanding dengan tim Nekoma" balas ku tidak mau kalah. "sepertinya nanti tim volly perempuan akan berlatih mati-matian" tambah ku

"harusnya begitu, tapikan hari ini semua eskull ditiadakan, kau tidak tahu??"

"hah? Benarkah?? Aku tidak tahu, sebentar" aku mengeluarkan Handpone ku dan membaca pesan dari takeda-sensei. Aku menghela nafas sambil membacanya, ternyata benar.

"ya ternyata benar, salah ku jarang membuka pesan yang terkirim"

"dasar bodoh, jahat, dan tidak berperasaan" Michimiya memukul kepalaku pelan lalu tertawa.

Aku tertawa pelan sambil menggaruh kepalaku yang tidak gatal. Disisi lain aku salah fokus dengan Sugawara yang baru datang ke kantin.

Wajahnya terlihat lesu, matanya juga terlihat tidak secerah biasanya. Apa yang terjadi dengannya???. Dia berjalan memesan makanan, karena kantin tidak terlalu ramai jadi dia dengan cepat bisa mendapatkan pesanan nya.

Dia melihatku, sakatika tubuhku tegang, biasanya dia akan menghampiriki dan makan bersama ku. Untuk saat ini aku tidak mau terhubung dengannya, oleh sebab itu aku takut dia kesini. Dia masih melihatku, dan dia pun berjalan pergi keluar kantin.

"eh?? Lah kok??" aku terheran heran dengan sikapnya yang sangat berbeda itu.

"daichi? Kau baik-baik saja??" tanya Michimiya.

Aku baru sadar bahwa aku sedang bersama Michimiya. Jangan jangan....

"dia salah paham??!" teriak ku tanpa sadar dan menjadi perhatian seluruh murid di kantin. Michimiya tampak sedikit terkejut dengan sikap ku yang mendadak ini.

Dia pasti salah paham!!!

Sebunyikan Aku Dari Dunia, Daichi. (Tamat) Where stories live. Discover now