Saingan manis

5.8K 781 577
                                    

SUGAWARA POV

📲"hah? Jadi suamiku belum mengirimkan uang bulanan kepadamu?" suara nyaring wanita terdengar dari seberang sana

"hmm belum" jawab ku singkat.

📲"hahhh seperti biasa. Baiklah koushi, aku akan mengirimkannya nanti"

"tidak perluh, aku sudah tidak butuh harta kalian". Menurut insting ku, aku memang sudah tidak memerluhkan bantuan mereka.

📲"hah? Benarkah?apa kau yakin? Kalau kau yakin, Yasudahlah. Aku tidak peduli"

"entah kenapa, aku merasa akan pergi jauh. Aku merasa aku tidak perluh bergantung kepada kalian lagi" aku melihat pemandangan diluar jendela.

📲"baiklah. Cepatlah kau pergi. Aku tidak mau melihatmu lagi." setelah ia mengucapkan kata itu. Sambungan telefon pun terputus.

Tadi adalah ibuku, setiap bulan dia selalu menghubungiku untuk membahas uang bulanan ku atau membahas hal lain. Dia bukannya khawatir kepadaku, dia hanya menjalankan sedikit kewajibannya sebagai seorang ibu.

"sebenarnya aku tidak peduli dia ibuku atau bukan" perkataan jahat ku keluar tanpa kuinginkan.

Aku hanya terduduk sambil memandangi ponsel ku. "Ahhh sudah jam 8. Aku ada janji dengan daichi sekarang."

Aku berdiri kedepan kaca untuk melihat penampilan ku. "Sip udah ganteng, tinggal capcuss" kataku sambil menuju pintu keluar.

Tepat saat aku membuka pintu, daichi sudah berdiri didepan pintu. Aku langsung memeluknya dan diapun balas memeluk ku.

"selamat ulang tahun, daichi" daichi hanya mendengar ucapanku dengan wajah kurang puas.

"mana kata-kata 'sayang' nya??" yak ternyata itu yang membuatnya kurang puas.

"dasar" aku memukul pelan perutnya dan dibalas dengan ringisan daichi. "selamat ulang tahun, sayang" tambahku.

"hahahah makasih sayang. Inget selama hari ulang tahun ku, kamu harus manggil aku sayang" katanya mengedipkan sebelah matanya.

"aku gk inget pernah setuju ama hal kayak gitu" ujarku pergi meninggalkannya.

"pernah waktu kamu masih setengah nyawa waktu bangun tidur" daichi berlari pelan mengejarku.

"itu aku masih dijembatan alam kesadaran. Nggak sah itu"

"udahlah terima aja"

"hahhh yasudahlah" untung lagi ulang tahun, jadi aku turutin aja kemaunannya.

"kita akan kemana?" wajah polos tanpa dosa daicho bertanya kepada ku.

Aku hanya diam memandang sambil memendam ocehan-ocehan kemarahanku. Ini kan hari ulang tahun nya, harus nya dia udah ngerencanain mau pergi kemana!! Batin ku. Aku hanya bisa menarik nafas pelan dan menghembuskannya pelan.

"kita ikutin insting aku aja" jawab ku singkat.

Tentu saja jawabanku ditolak olehnya. "hah? Kalo kita ikutin insting kamu, yang ada nyasar" katanya. Sepertinya dia masih ingat peristiwa 🌸wah🌸 yang terjadi padaku kemarin.

"kita ke Mall saja. Aku yang traktir" ucap daichi sambil menunjukan dompet nya. Ya dari tadi kek batin ku.

💐💐💐

Aku dan daichi berjalan menuju mall terdekat. Awalnya aku bilang untuk naik angkutan umum aja, tapi dia nolak dengan alasan 'sekalian olahraga'. Padahal tiap hari juga kita olahraga.

"niisan!!" teriak sebuah suara. Aku yang mendengar suara yang tidak asing itu sontak menengok. Oh,, ternyata gadis kecil yang ada ditaman waktu itu.

Sebunyikan Aku Dari Dunia, Daichi. (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang