0 3

24.8K 6.9K 3.8K
                                    

"Yo Kang Taehyun, jangan lupa kerjain pr kita, ya. Inget, harus lengkap tanpa coretan sedikitpun," ucap seorang siswa seraya melempar tiga buku tulis ke meja Taehyun dengan kasar.

Taehyun yang sedang melamun dibuat terkejut, wajahnya hampir saja terkena lemparan buku jika tidak ditepis oleh tangannya.

Hhh, padahal moodnya sedang buruk hari ini. Tapi mau bagaimana lagi, sebagai ketua kelas yang baik dia harus sabar dan mengerjakan pr mereka.

Katanya sih begitu...

"Oh ya, tulisannya jangan lupa dibedain, biar gak ketahuan kalau lo yang ngerjain."

"Iya..."

Begitulah Taehyun di sekolah, menurut tanpa melawan, berbeda dengan dirinya saat di kosan yang bebas mengekspresikan segala bentuk emosinya.

Karena sekolah itu tempat menimba ilmu, bukan tempat untuk ribut dan berkelahi. Jadi, lebih baik dia diam dan menurut saja, dia tidak mau kalau masalah sepele seperti ini sampai ke telinga guru.

Nanti dia gagal dapat beasiswa...

"Halo Taehyun, masih pagi udah banyak kerjaan aja. Ke kantin yuk, nanti gue yang bayar."

"Woi, lo siapa?" Tanya siswa yang biasa dipanggil Adudu oleh teman-teman sekelasnya, katanya suaranya mirip.

"Gue temen kosnya Taehyun, nama gue Choi Beomgyu. Mau minta tanda tangan? Boleh. Mau minta foto? Boleh banget."

"Dih, siapa juga yang mau kedua hal itu dari lo."

"Nah, siapa juga yang mau disuruh ngerjain pr sama lo? Hayo, kalimatnya gue balikin tuh, bingung kan awokawok."

"Wah, ngajak ribut banget nih orang." Adudu menggulung lengan seragamnya ke atas, melonggarkan dasinya bersiap untuk berkelahi.

"AYO SIAPA TAKUT!" Balas Beomgyu ngegas, ikutan menggulung lengan bajunya.

Suasana jadi heboh, yang menonton langsung berancang-ancang ingin merekam, ada juga yang bersiap ingin menahan keduanya.

Tapi sebelum itu terjadi...

"LO BERANTEM SAMA GUE, SIAP-SIAP DIPANGGIL GURU!" Seru Beomgyu dengan keras.

"HAHA, LO PIKIR SIAPA YANG PERCAYA SAMA MURID BERGAYA PREMAN KAYAK LO?! GAK ADA!"

"Gak ada lo bilang? Coba lihat ke pintu, hehehe."

Ohohoho, orang-orang langsung menoleh ke pintu, dimana ada Soobin berdiri di sana dengan kedua tangan terlipat di dada, menatap datar tiga orang yang pr nya akan dikerjakan Taehyun.

Nah loh, panik tuh panik.

"Jadi kalian ya..." gumam Soobin berapi-api, melangkah lebar ke tiga murid nakal tersebut seraya menggulung lengan almet osisnya.

Beomgyu tertawa terbahak-bahak, masih pagi sudah dapat hiburan. Tapi dia senang, soalnya tiga orang itu adalah orang yang Soobin cari, katanya sih mereka habis berantakin gudang gara-gara ketahuan merokok.

Ada-ada saja.

"Kak, gue sama Taehyun ke kantin dulu, ya."

"Iya, makasih udah kasih tau, nanti di pulang sekolah gue beliin sunbucks."

Beomgyu nyengir aja, lalu menarik paksa tangan Taehyun agar berdiri dan membawanya bersamanya menuju ke kantin. Tangannya merangkul Taehyun, seolah-olah mereka sudah akrab.

Tentu saja mengundang perhatian murid-murid lain yang melihat, Kang Taehyun yang dikenal cupu, teladan, dan kesayangan guru ternyata temannya si preman kelas 1-4?

Wah, konspirasi.

"Tae, gue mau diskusi soal siapa sahabat orang yang bunuh diri. Gue sengaja pilih lo karena lo pinter, siapa tau lo bisa pecahin masalahnya."

"Gak mau."

"Hitung-hitung bantu sekolah..."

"Gue gak mau buang-buang waktu untuk hal kayak begitu, lebih baik gue ke perpus untuk belajar atau tidur di uks."

"Ayolah, please."

"Sekali lagi lo memelas kayak gitu, gue dorong ke tong sampah di sebelah lo," ancam Taehyun tak main-main karena merinding.

"Oke deh, berarti lo setuju, kan?"

"Hmm."

"Beneran?"

"Iya."

"Lo bakal pikirin masalah ini sampai tuntas?"

"Gak tau."

"Kalau gue traktir sebulan penuh?"

"Call."

"Yeu, giliran ditraktir langsung setuju," cibir Beomgyu sambil menggeplak pundak Taehyun dengan keras.

Eh, kelepasan.

"CHOI BEOMGYU, LO MAU GUE TONJOK, HAH?!"























































Hueningkai mengaduk-aduk es tehnya dengan lesu, tidak ada semangat untuk menjalani hari yang cerah ini.

Bukan tanpa alasan ia seperti itu, ada hal lain yang menganggu pikirannya. Masalah bunuh diri itu, terngiang-ngiang di kepalanya.

Tadi pagi, ketika ia hendak berangkat sekolah, ia tak sengaja berpapasan dengan Yeonjun yang sedang menelpon temannya.

Raut wajahnya terlihat serius, bahkan sampai tidak sadar kalau Kai menyapanya, justru dilewati begitu saja.

Samar-samar Kai mendengar suara dari ponsel Yeonjun, lebih tepatnya suara orang yang ada di seberang telepon.

Suaranya mirip Soobin, tapi dia tidak yakin.

Dan ia tak sengaja mendengar,

"Kak Yeonjun, ada masalah baru. Drama, ada yang drama di kosan kita, bersiap merusak semuanya."








































Jadi, siapa yang drama?
Siapa yang protagonis?
Siapa yang antagonis?

DRAMA | TXT ✓Where stories live. Discover now