0 7

20.8K 6.6K 3.7K
                                    

Hari ini sekolah bebas jam pelajaran setelah libur sehari, dikarenakan besok libur lagi. Tentu saja itu hal yang menyenangkan, libur dua minggu kan lumayan untuk mengurangi stres akibat lelah belajar.

Tapi kalau libur masih ada tugas juga, itu sih beda lagi.

Karena free class tersebut, murid-murid banyak yang nongkrong di kantin atau bermain bola di lapangan, contohnya Beomgyu, Hueningkai, dan Taehyun yang duduk bertiga di kantin sambil makan mie.

Mereka ngapain? Apa lagi kalau bukan membahas pembunuhan itu.

"Gue penasaran, lo tau kalau Kak Yeonjun bawa karung dari mana?"

"Cctv sekolah lah, dari mana lagi?"

Kai menyipitkan matanya, tapi kalau dipikir-pikir bisa saja sih. Di halaman belakang sekolah terdapar tiga cctv yang sengaja dipasang agar tidak ada murid yang bolos lewat sana.

"Bilang aja kali kalau lo liat langsung," kata Taehyun seolah-olah tahu.

"Hah? Haha, ya kali gue ke halaman belakang malem-malem. Emangnya ngapain?" Tawa Beomgyu memukul-mukul meja.

"Terus lo tau dari mana? Kalau dari cctv, berarti lo masuk ke ruang guru, dong?" Tanya Kai mulai curiga.

"Bukan masuk lagi, gue emang ada di ruang guru," jawab Beomgyu setelah menyedot milkshake cokelatnya. "Waktu itu gue sama Pak Minhyun lagi bahas soal olimpiade sejarah, dan kebetulan gue salah satu kandidat peserta. Terus gue gak sengaja liat cctv pas Pak Minhyun lagi sibuk beresin soal-soal latihan."

"Terus sekarang?"

"Olimpiade jelas dibatalin."

"Lo gak ngarang, kan?" Tanya Taehyun setelah diam mendengarkan.

"Buat apa gue ngarang? Masih ada hal lain yang harus gue karang, yaitu kalimat untuk pojokin dua orang tertua di kosan kita."

"Gyu, sebenernya lo siapa, sih?" Tanya Taehyun to the point. "Lo tau banyak hal, bahkan tentang itu."

Beomgyu menggaruk-garuk telinganya. "Gimana ya, kan udah gue bilang, ini demi pekerjaan."

"Apa pekerjaan lo?"

"Orang yang bakal memublikasikan semuanya suatu hari nanti, itu yang bisa gue kasih tau."

"Oh ya, Tae," panggil Kai baru ingat. "Kata lo, pembunuhan itu bener. Lo tau dari mana?"

Taehyun berdeham, membenarkan kacamatanya yang turun dari posisinya. "Itu... gak sengaja denger obrolan orang..."

"Kok ragu-ragu gitu ngomongnya?"

"Emangnya kenapa?! Gak suka?!"

Nah kan, sifat aslinya keluar. Padahal Taehyun sudah menahannya jika berada di sekolah. Kalau begini, orang-orang pasti akan semakin semangat membullynya.

"Yang itu gak usah dibahas, nanti lo tau sendiri," ujar Beomgyu akan membicarakan hal lain. "Soal korban, namanya siapa?"

"Nah, itu yang gue gak tau," jawab Kai penuh sesal. "Kalau gak salah dia anak kelas satu, marganya Choi. Dia itu murid baru, baru mau masuk lebih tepatnya. Gak taunya di hari seharusnya dia masuk, dia ditemuin di sumur sama anak sekolah kita."

Pergerakan Taehyun terhenti, dia terdiam, lalu mengangguk-angguk dan lanjut menyedot jus jeruknya.

"Dia liat mukanya?"

"Nah, sampai sekarang gak ada yang tau dia siapa."

"Hmm..." Beomgyu mengetuk-ngetuk meja dengan jari telunjuknya seraya berpikir. "Di sekolah ini... ada berapa murid baru?"

DRAMA | TXT ✓Where stories live. Discover now