1 1

18.7K 6.2K 2.3K
                                    

Pelakunya : kucing, biru
Yang drama : 17 (yang inget pasti tau) :D





Soobin bersandar di dinding, menghadap dokter yang sedang mengobati luka di kepala Beomgyu sebelum memasang perban. Kemudian dia menoleh ke kanan, ada Kai yang duduk memegangi hidungnya. Sudah diobati, tapi masih sakit.

Taehyun dan Yeonjun diam, menjaga jarak satu sama lain. Cukup canggung mengingat hubungan mereka berlima tidak baik.

"Nah, sudah selesai," ucap sang dokter senyum sumringah. "Jangan banyak tingkah, nanti kalau bocor lagi kan gak lucu."

"Ah si dokter bisa aja," balas Beomgyu bercanda. "Nanti kalau kepala saya bocor lagi kan ada dokter disini, jadi gak masalah."

"Udah gila," gumam Taehyun disertai kekehannya. Menurutnya Beomgyu itu unik, tapi ngeselin.

"Udah belum? Gue mau pulang."

Soobin mencebikkan bibirnya. "Sabar dong, Kak Yeonjun."

"Sabar sabar, besok gue ada ulangan, gue belum belajar."

"Terus kenapa ikut?"

"Tadi kan gue disuruh nyetir mobil..."

"Udah woi, malu-maluin aja," sela Kai dengan sinisnya.

Beomgyu tertawa pelan, baru kali ini dia melihat seorang Hueningkai jadi sinis seperti itu, biasanya kan penuh senyum dan tawa.

"Makasih banyak, pak dokter. Kita pamit dulu, ya," ucapnya riang sambil melompat turun dari bangsal.

"Sama-sama...?"

"Beomgyu, Choi Beomgyu."

Dokter tersebut ikut tersenyum. "Sama-sama, Beomgyu. Hati-hati ya, selalu waspada dimanapun dan kapanpun."
















































"Ayo jujur, siapa yang bikin kepala Beomgyu bocor?" Tanya Soobin begitu mereka tiba di kosan.

Taehyun mendengus, menggeleng tanda tak tahu. Dia kan asik makan mie di dapur, mau menyikat kamar mandi tapi tidak jadi karena ada orang di dalamnya, yang katanya Kai ada disana.

"Lo ngapain tanya-tanya?" Tanya Yeonjun tak suka.

"Biar kita tau siapa orangnya, kita harus tanya apa alasannya bikin kepala Beomgyu bocor."

Beomgyu menatap keempat teman kosannya itu, lalu mendengus dan memilih ke dapur untuk mengambil minum. Dasar, aktingnya bagus sekali ya sampai tidak ada yang sadar kalau dia sedang bersandiwara.

Ckck, andaikan semua bukti sudah terkumpul, mereka pasti sudah dipenjara.

"Cih, galon habis?" Decihnya kesal, hampir mengumpat. Dilihatnya galon kosong dengan miris, kenapa sih tidak ada yang beli galon.

"Kak Beomgyu."

Beomgyu berbalik. "Ya, kenapa Kai?"

Kai merangkul Beomgyu dan membawanya ke dekat pintu belakang sambil menoleh kesana-kemari. Setelah dirasa aman, dia pun mulai bicara.

"Hidung gue gak patah karena jatuh atau kebentur, tapi karena ditonjok orang."

Beomgyu melotot kaget. "Hah? Sama siapa?"

"Gue gak bisa kasih tau secara terang-terangan, gue takut orang itu lagi nguping pembicaraan kita."

"Kenapa lo gak bilang?"

"Gimana gue mau bilang? Gue diancam, gue hampir aja dibunuh sama dia kalau gue gak mau rahasiain itu."

Beomgyu semakin kaget, jelas. Sirene menyala di kepalanya, tanda bahaya semakin dekat. Dia harus menyelesaikan semuanya dengan cepat, apapun resikonya.

"Kai, gue tau siapa yang lo maksud. Tapi tolong jaga diri baik-baik, dan tolong jaga Taehyun juga, ya. Gue janji, masalah akan selesai dalam waktu dekat."

"Tapi lo gimana?"

"Gue bisa jaga diri gue sendiri. Kalau lo ada di pihak gue, semua aman."

"Bentar..."

Kai menjauh sedikit dari Beomgyu, matanya menyipit curiga. "Maksudnya 'di pihak gue' itu apa?"

"Ada dua kubu disini, gue dan mereka. Mereka itu siapa? Mereka adalah orang yang disanjung-sanjung semua orang. Iya, mereka berdua."

"Maksud lo mereka yang-"

"Iya, Kai. Mereka pembunuh itu, mereka sahabat si korban. Mereka berdua kerja sama, dan salah satu dari mereka adalah orang yang benturin kepala gue ke tembok sampai bocor."

Kai membulatkan mata tak percaya, masa iya sih...










































"Kalian berdua... udah tau ya?"

DRAMA | TXT ✓Where stories live. Discover now