1 0

19.8K 6.1K 1.8K
                                    

Emot 👑 artinya banyak ya gaes, jangan terkecoh, yuk dipikirkan :)





Di kosan terasa canggung, mereka tidak mengobrol bersama lagi. Soobin bersama Yeonjun, Beomgyu bersama Taehyun dan Hueningkai.

Ada aura-aura hendak baku hantam, tapi tidak ada yang memulainya. Itu bagus, Kai tidak perlu pusing jika ada perkelahian lagi.

Beomgyu menutup laptopnya, kemudian meregangkan otot jarinya setelah lama berkutat dengan benda kesayangan nomor duanya itu.

Memindahkan dokumen dari ponsel ke laptop membutuhkan waktu yang lama, sebab laptopnya sempat error sebentar. Untung saja bisa, kalau tidak... Beomgyu tak tahu harus bagaimana.

Sejenak dia diam melihat-lihat isi kamarnya. Barang-barangnya masih tertata rapi, masih ada di dalam tas dan kardus. Dia tidak memindahkannya ke meja, dia kan hanya sebentar di kosan.

Iya, beberapa hari lagi dia akan angkat kaki dari sini, pulang ke rumahnya sendiri. Kenapa? Masalah akan selesai, semuanya akan terungkap.

Agak berat hati meninggalkan kosan, karena disini dia bertemu dengan Taehyun dan Kai, orang yang sejauh ini aman baginya.

Iya aman, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda berbahaya bagi pekerjaannya.

Tok tok tok

"Siapa?"

"Ehm.... gue Soobin."

"Mau ngapain?"

"Gue pengen ngobrol sebentar sama lo, gue janji gak bikin lo marah..."

"Masuk."

Ceklek!

Pintu terbuka, Soobin segera masuk ke dalam dan kembali menutup pintunya. Melihat Beomgyu diam saja dengan ekspresi datarnya itu, Soobin menghela nafas.

"Maaf udah ganggu waktu lo, gue mau ngobrol sebentar aja kok..."

"Tentang apa?"

"Tentang ucapan Bu Mel di sekolah tadi. Lo... detektif?"

"Gue gak bakal jawab, emangnya kenapa?"

"Gak apa-apa sih... cuma kepo aja."

Beomgyu menggerakkan kursi rodanya menghadap Soobin. "Ada yang mau diobrolin lagi gak? Gue mau tidur."

"Itu... gue minta tolong, jangan kasih tau siapa-siapa, ya," pinta Soobin terlihat gelisah.

"Hmm, soal apa?"

"Kak Yeonjun... dia memang suruh Adudu bully Taehyun. Tapi jangan sebarin ke siapapun, gue gak mau dilaporin ke polisi sama Bu Mel."

"Gue paham." Beomgyu mangut-mangut mengerti. "Lo bilang gitu bermaksud minta tolong ke gue untuk pecat Bu Mel, iya kan?"

"Iya?"

"Sorry, gue gak bisa," tolak Beomgyu. "Bu Mel gak pantas keluar dari sekolah, yang harusnya keluar dari sekolah itu pelaku pembunuhan."

"Lo tau banyak hal, ya?" Tanya Soobin menduga-duga.

"Kalau iya, kenapa? Oh ya, gue gak akan kasih tau apapun. Lo keluar aja gih, pengap, hehe."

"Kurang ajar," desis Soobin memalingkan wajahnya, sebelum tersenyum manis dan menganggukkan kepala. "Kalau begitu gue ke kamar ya, makasih waktunya."

"Bentar, kak."

"Apa?"

Beomgyu bangkit dari duduknya, menunjuk saku baju Soobin, dimana ada foto menyembul keluar. "Itu foto siapa? Kenalin ke gue, dong. Hehehe."





BRAK!






































































Yeonjun membanting buku ekonominya ke lantai, suaranya keras sekali. Dia marah dan bingung, dia harus apa sekarang?

Anak itu benar-benar mengancam kehidupannya, dia tidak bisa dibiarkan.

"Shhh, liat aja nanti, Choi Beomgyu."

Gelas di atas nakas ia ambil, bersiap meminumnya. Tapi, suara gebrakan jendela mengejutkannya. Ah, pasti ulah Taehyun yang suka marah-marah.

Bodo amat lah, dia tak peduli.

"Woi, mau kabur kemana lo?!"

Byur!

Air menyembur keluar membentuk air mancur, setelah itu dia terbatuk-batuk. Kaget, jelas. Itu kan suara Soobin.

Buru-buru ia keluar dari kamarnya menuju lokasi. Ternyata, Taehyun ada disana juga, memandang khawatir seorang Beomgyu yang duduk bersandar ke dinding memegang... kepalanya yang bocor?!

"Ini ada apa?! Kenapa jendela kebuka begitu?!" Tanya Taehyun sepanik-paniknya.

"Ada orang masuk lewat jendela, terus jedotin kepala Beomgyu ke tembok," jawab Soobin seraya mencari kain di tas Beomgyu.

"Kalian kenapa?"

Kai datang tergesa-gesa, dia terlihat panik. Tapi kenapa dia memegang kain dan ditaruh di depan hidung?

"Lo dari mana?" Tanya Taehyun penuh selidik.

Kai membuka kain di hidungnya, menunjukkan hidungnya yang penuh darah. "Kamar mandi, hidung gue patah."

DRAMA | TXT ✓Where stories live. Discover now