Bonus Chapter

9.8K 1.1K 38
                                    

Aku kasih satu bonus buat kalian, walaupun tidak sesuai ekspektasi....



_________

"Haru, bangun."

Junkyu menggoyangkan tubuh Haruto yang masih memeluk gulingnya erat sambil menggeram tertahan.

Semalam ia habis begadang bersama dengan Jihoon, Hyunsuk dan bocah tujuh tahun anak mereka, tanding PlayStation di rumah Watanabe.

Membuat Junkyu yang tidak mengerti apapun hanya jadi penyedia makanan ringan untuk mereka.

"Haruto bangun, Mayu gada di kamarnya." Mata Haruto terbuka sempurna membuat Junkyu yang berusaha untuk tidak panik tiba-tiba menjadi panik.

"Ah ??"

Seingat Haruto semalam ia menidurkan Mayu di kamarnya bersama dengan Youngmin, bocah laki-laki tujuh tahun itu.

Airmata Junkyu tiba-tiba keluar membuat Haruto bangkit dan memeluk Junkyu sayang.

"Mayu kemana ? Aku ga becus banget sih jadi papah." Haruto hanya bisa memeluk Junkyu erat sekali sampai membuat Junkyu membalas pelukan Haruto.

"Jangan begitu, kamu udah hebat kok jadi papah Mayu." Ucap Haruto membuat tangis Junkyu bukannya malah berenti malah semakin menjadi.

Mayu adalah anak angkat Haruto dan Junkyu, setelah pertemuan dramatis keduanya di toko kue ibu Junkyu, satu Minggu kemudian Haruto datang bersama kedua orang tuanya untuk mengatakan keinginan untuk menikahi Junkyu.

Junkyu yang saat itu habis begadang karena mempersiapkan ulangan tengah semester hanya bisa mengerjap matanya dengan mata panda.

Dua bulan setelahnya mereka menikah tanpa perayaan yang besar hanya orang-orang terdekat dari mereka yang di undang.

Dan Mayu adalah anak perempuan lucu yang di adopsi Junkyu di usia Mayu yang baru berusia satu tahun tapi sekarang usia Mayu sudah tiga tahun.

"Ayo cari dulu yuk pelan-pelan." Ucap Haruto sambil mendudukan Junkyu di kasur nya lalu Haruto mengusak kepala Junkyu sayang.

"Kamu tunggu sini dulu ya, biar aku bikinin teh anget dulu sekalian cari Mayu." Ucap Haruto dan Junkyu menganggukkan kepalanya pelan sambil menundukkan kepalanya.

Junkyu merasa tidak pantas sekali jadi seorang papah karena menjaga satu anak perempuan saja dirinya tidak bisa.

"Junkyu kamu bodoh sekali sih." Ucap Junkyu sambil menundukkan kepalanya dalam.

.

.

Haruto mencari ke sekitar rumahnya, rumah yang dia beli ini memang tidak terlalu besar tapi memiliki taman yang lumayan luas untuk bermain-main, belum lagi kolam renang yang ada disana.

"Mayu..." Panggil Haruto sambil mengitari taman belakangnya.

Lalu beralih ke kamar mandi dekat kolam renang.

Karena Haruto benar-benar ingat menidurkan Mayu di kasurnya lalu menutupi tubuh anak perempuan nya itu dengan selimut tebal.

"Mayu ?" Panggil Haruto lagi sambil berlari memasuki kamar si anak.

Sekalian Haruto memeriksa apa jendela kamar anaknya masih terkunci dan akan mencari seluruh sudut ruangan kamar anaknya.

Haruto masih mendapati jendela kamar Mayu terkunci rapat karena yang biasa membuka jendela kamar itu Junkyu, sebelum membangunkan Mayu dan mengantarnya kerumah ibu Junkyu untuk di titipkan.

Karena Junkyu dan Haruto masih sibuk bekerja.

'dug'

Haruto menoleh cepat kearah lemari baju Mayu lalu mengerjap matanya pelan.

Haruto mendekat jika pikiran nya jahat, ada orang yang tidak di kenal berada di dalam lemari bersama Mayu.

Haruto membuka lemari itu lalu mendelik pelan.

"Kamu ngapain ??" Haruto mendelik kaget melihat Mayu terduduk di dalam lemari memanyunkan bibirnya menatap Haruto lekat.

"Kok ayah sih ? Papah mana ?" Haruto langsung menggendong Mayu dan mendudukan bocah perempuan itu di tempat tidurnya.

"Ayah tanya kamu ngapain di dalem lemari ?" Tanya Haruto lagi membuat Mayu melipat kedua tangannya di dada menatap Haruto lekat.

Mayu memang bukan anak kandung Haruto tapi sifat membangkang Haruto benar-benar menurun pada Mayu membuat Haruto pusing sendiri.

Kalau Junkyu ? Sudah biasa.

Mengatur Haruto saat masih muda saja bisa.

"Mau nganggetin papah." Haruto menghela nafasnya pelan.

Setidaknya Mayu sudah di temukan dan dalam keadaan sehat, belum lagi Mayu melakukan itu atas dasar keinginan bukan paksaan dari orang lain.

Dan artinya tidak ada orang asing yang masuk kedalam rumahnya.

"Papah sedang menangis di kamar karena kamu." Mayu yang tadinya sok marah karena rencananya gagal jadi mengerjap matanya menatap sang ayah yang mulai bangkit.

"Gara-gara Mayu ya ?" Haruto mengangguk semangat membuat mata Mayu berkaca-kaca.

"Ayo liat papah." Ucap Haruto membuat Mayu langsung loncat menuruni kasur dan berjalan di sebelah Haruto bahkan ia berlari menuju kamar Junkyu membuat Haruto tertawa pelan.

.

.

Haruto hanya bisa melihat Mayu di peluk erat Junkyu yang seperti tidak mau melepaskan membuat Haruto tertawa pelan.

Mayu berusaha melepaskan pelukannya Junkyu tapi Junkyu malah makin memeluknya erat sekali sampai Mayu akhirnya menyerah dan menerima pelukan erat Junkyu.

"Jangan begitu lagi yaa, papah shock jantung pas tahu Mayu gada di kamar." Haruto bisa melihat Mayu menganggukkan kepalanya mantap dan Junkyu makin mengeratkan pelukannya.

"Maafkan Mayu ya papah." Kali ini Junkyu yang menganggukkan kepala sambil tersenyum membuat Haruto tersenyum hangat.

Sudah dua tahun menikah Haruto masih menyukai senyuman lebar dari Junkyu bahkan efek untuk jantungnya pun masih sama.

"Kenapa bisa Mayu punya ide sembunyi hmm ??" Tanya Junkyu sambil melepaskan pelukannya dan mengusap lembut rambut Mayu yang panjang.

"Kak Youngmin bilang, itu bakal mengejutkan papah." Ucap Mayu polos dan Haruto memejamkan matanya erat.

Bocah laki-laki tujuh tahun itu selalu saja.

"Kak Youngmin ?" Mayu mengangguk semangat dengan senyuman membuat Junkyu mengusap pipi tembam Mayu.

"Iya kak Youngmin bilang begitu, jadi Mayu mau coba." Ucap Mayu membuat Junkyu menghela nafasnya panjang.

Memang mengejutkan sekali hampir membuat Junkyu jantungan malah.

"Besok kamu jangan main lagi sama kak Youngmin ya." Ucap Haruto tiba-tiba membuat Mayu menoleh cepat kearah sang ayah yang sudah melipat kedua tangannya di dada.

"Eh ?? Kenapa ayah ??"

"Pokoknya gaboleh."

"Ayah kok begitu sama Mayu, nanti Mayu main sama siapa ??"

"Main sendiri aja, atau engga ajak om Junghwan ya." Ucap Haruto final membuat Mayu memanyunkan bibirnya dan Junkyu hanya tertawa pelan.

"Nanti main sama papah aja ya."

"Engga papah main sama ayah, kamu main sendiri."

"Ayaah ih."

"Haru..."

.

.

.

.

.

Selesai

Sekian dan terimakasih :))

Guru Kim (HaruKyu) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang