Bab 8

129K 12K 2.8K
                                    

"Jaehyun? Ini kau? Astaga, bagaimana kabar mu?"


Sontak Jaehyun dan Taeyong mengalihkan pandangan mereka, rasanya seperi deja vu, Taeyong melihat wanita itu dengan raut wajah yang bingung, sedangkan Jaehyun melihat wanita itu dengan raut wajah yang cukup terkejut.

"Kau?"

"Iya ini aku, apa kau merindukan ku? Aku sangat merindukan mu."

Siapa perempuan ini? apa dia kekasih Jaehyun? Tanya Taeyong dalam hatinya.

"Ekhem, Jaehyun aku akan ke toilet sebentar, berbicaralah dulu jika memang ada yang harus kalian bicarakan." Ucap Taeyong yang langsung pergi menuju toilet tanpa menunggu jawaban Jaehyun.

Saat Taeyong sudah berjalan menuju toilet, perempuan itu langsung duduk di sebelah Jaehyun dan memeluk lengan Jaehyun sedikit erat.

"Siapa lelaki tadi?"

"Dia kekasih ku. Lepaskan tangan mu ini, Krystal." Jaehyun langsung melepas paksa tangan Krystal dari lengannya.

"Kekasih?"

"Ya, dia kekasih ku. Lebih baik kau pergi sekarang, kau hanya akan mengganggu ku dengan kekasih ku disini."

Tak lama setelah Taeyong pergi ke kamar kecil, Taeyong pun kembali dengan perempuan yang ia lihat tadi sudah duduk dengan apiknya di sebelah Jaehyun, tempat di mana ia duduk tadi.

Melihat kedatangan Taeyong, langsung saja Jaehyun menarik pelan pinggang Taeyong supaya duduk di sebelahnya dan memeluk posesif pinggang Taeyong.

"Kau tidak mungkin berpacaran dengan lelaki, Jaehyun!" ucap Krystal tegas. Mendengar itu, Taeyong cukup terkejut, apa saja yang sudah mereka bicarakan saat Taeyong berada di toilet tadi?

"Mungkin saja, buktinya sekarang aku berpacaran dengan seorang lelaki manis yang lebih baik dari pada diri mu, dan lebih cantik dari pada diri mu." Balas Jaehyun.

Bisakah seseorang menjelaskan apa yang sedang terjadi di sini kepada Taeyong? Taeyong benar-benar bingung sekarang.

"Kau! Lihat saja, kau tak akan bahagia dengan lelaki ini Jaehyun! Akan ku pastikan kau menderita!" Ucap Krystal sambil menunjuk Taeyong dan langsung melesat pergi.

"Jae?"

"Hh... maafkan aku, Tae, hanya ini satu-satunya cara supaya dia pergi." Ucap Jaehyun yang langsung menyingkirkan tangannya di pinggang Taeyong.

"Memang dia siapa, Jae?"

"Dia mantan tunangan ku dulu, sudahlah jangan di bahas. Lanjutkan makan mu, lalu kita akan lanjut berjalan-jalan."

"Baiklah."

-

Setelah selesai mengisi perut, Jaehyun dan Taeyong langsung saja berjalan-jalan menyusuri mall. Sungguh, Taeyong benar-benar bahagia sekarang. Akhirnya setelah sekian lama, Taeyong bisa bepergian lagi di mall, benar-benar menyenangkan.

Melihat wajah Taeyong yang terus saja tersenyum membuat Jaehyun ikut mengembangkan senyum yang sangat jarang ia tunjukkan pada orang-orang.

"Apa kau ingin membeli sesuatu?" Tanya Jaehyun.

"Tidak. Aku hanya ingin berjalan-jalan saja." Balas Taeyong yang masih mempertahankan senyum manisnya.

"Bagaimana jika kita membeli sesuatu yang bisa mengisi waktu luang mu?" Tanya Jaehyun lagi.

"Tidak perlu, Jae. Aku bisa melakukan apapun di rumah saat aku bosan, tidak perlu membeli sesuatu. Lebih baik kau tabung saja uang mu." Jawab Taeyong.

"Tidak masalah, Tae. Belilah sesuatu jika ada yang sangat ingin kau beli. Uang bisa aku cari dengan mudah."

"Aku tidak menginginkan apapun Jae, percayalah."

"Baiklah-baiklah. Katakan saja pada ku jika ada yang ingin kau beli, hum?"

"Iya, Jae."

-

Cukup lama Jaehyun dan Taeyong berjalang-jalan di mall, meskipun tidak ada yang mereka beli selain makan tadi. Dan sekarang Jaehyun juga Taeyong sudah berada di rumah.

Sebenarnya saat di mall tadi Jaehyun sudah membeli beberapa novel bacaan untuk Taeyong, karena Jaehyun tau akhir-akhir ini Taeyong sangat suka membaca.

Sekitar 2 minggu belakangan ini Taeyong terus saja berfokus pada layar ponselnya. Dan Jaehyun pikir radiasi ponsel itu dapat merusak mata Taeyong jika Taeyong terus terusan menatap layar ponsel, maka dari itu Jaehyun membelikan Taeyong beberapa novel untuk Taeyong baca.

"Tae, kemari." Panggil Jaehyun dari atas kasur. Mendengar Jaehyun memanggil, Taeyong langsung saja meletakkan buku bacaannya dan duduk di kasur di sebelah Jaehyun.

"Kenapa?"

"Akhir-akhir ini aku melihat mu terus menatap layar ponsel mu, apa kau tau itu bisa merusak mata mu? Dan aku juga melihat kau sedang suka membaca akhir-akhir ini, jadi saat di mall tadi aku membelikan beberapa novel untuk kau baca."

"Huh? Novel?" Tanya Taeyong yang dibalas anggukan oleh Jaehyun.

"Tapi kau tak seharusnya membeli itu untukku, Jae."

"Tae, radiasi ponsel bisa merusak mata mu. Jadi lebih baik kau membaca dari bukunya langsung kan? Lagi pula kau tak memiliki kekuatan apapun untuk menolak pemberian ku 'kan?"

"Tapi—"

"Tidak ada tapi-tapi. Bacalah novel ini jika kau sedang bosan, jangan membaca lewat ponsel lagi, mengerti?"

"Baiklah, terima kasih, Jae." Ucap Taeyong.

"Sama-sama."

-

Sebenarnya bukan suatu masalah bukan apabila Taeyong menghampiri ayahnya dan datang ke tempat penyimpanan abu ibunya?

Ya, itu memang bukan suatu masalah, tetapi Taeyong tak cukup berani untuk mengutarakan apa yang sedang ia inginkan pada Jaehyun.

Taeyong takut jika Jaehyun akan marah atau menolak keinginannya, padahal Taeyong tidak tahu jawaban Jaehyun apakah membolehkan atau tidak.

-

Halo, semua

Gimana sama bab kali ini? Jangan lupa untuk share dan tinggalin vote juga komentar kalian ya. Terima kasih💚

>> TBC

Uploaded: 22-09-2020

-jaemjen127

maaf sedikit banget🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

maaf sedikit banget🙏

Baby Boy [JAEYONG] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang