Part 22 Season 2 (END)

348 36 19
                                    


[ LAST ARC : DARK SNOWFLAKE ]

________________________________

[Lelah]

Dalam ledakan yang luar biasa dahsyat itu, satu-satunya yang bisa bertahan dengan kekuatannya sendiri hanyalah Raizel saja!

Semuanya terkapar tidak berdaya, terperangkap ke dalam energi kebencian yang berbahaya itu. Bersamaan dengan itu, para mayat hidup dengan tubuh yang hancur mulai bangkit satu per satu, semakin lama semakin banyak, dan menyerang ke arah Raizel.

Dengan napas terengah-engah dan darah yang mengalir lewat hidung dan matanya, Raizel melenyapkan satu per satu mayat hidup itu. Pikirannya telah kosong, perasaannya telah hancur. Membunuh dan melenyapkan orang-orang yang telah mati-matian ia lindungi? Raizel tidak pernah membayangkan hal itu terjadi!

Namun sialnya, hal yang paling menyakitkan baginya itu kini benar-benar ia rasakan.

Sementara itu, Yong Hua berusaha melepaskan diri dari cengkeraman energi kebenciannya. Dengan susah payah dia bangkit, meski kini dia merasakan sakit yang sangat luar biasa menjalar ke seluruh tubuhnya. Napasnya terengah-engah karena perlawanannya dengan energi kebenciannya sendiri, yang juga membuat dirinya terluka cukup parah. Manik merahnya menatap ke arah Raizel yang tengah bertarung dengan mayat hidup itu dengan perasaan campur aduk.

Saat beberapa mayat hidup mulai mengeroyok Raizel dari belakang, entah kenapa tangan Yong Hua tergerak dan hanya dengan satu jentikan jarinya saja, seluruh mayat hidup itu tumbang dan perlahan lenyap.

Raizel mengusap darah di ujung bibirnya, lalu menatap ke arah Yong Hua dengan pandangan nanar. Dia berkata dengan nada serak, "apa yang kau inginkan, Pangeran?"

Raizel berkata lagi, "kenapa kau melakukan semua ini?"

Tanpa berkata apapun, Yong Hua melesat menghampiri Raizel yang sudah melemah itu, lalu mencengkeram erat kerah bajunya. Yong Hua menahan segala kebenciannya yang akan meluap sembari berteriak, "INI SEMUA KARENAMU, RAIZEL! INI SEMUA TERJADI KARENA DIRIMU!!"

Raizel menarik napas pasrah. "Kalau begitu, bunuh saja aku." Dia kembali menatap Yong Hua dengan nanar, sembari melanjutkan, "jika dengan kematianku bisa membuatmu tenang dan menghentikan semua ini, maka bunuh saja aku."

❄❄❄

Begitu energi kebencian itu meledak, Afryel merasa seluruh tubuhnya seakan hancur bersama ledakan itu. Dia kesusahan bernapas dan hanya kegelapan yang ia lihat. Selain rasa sakit yang teramat sangat, Afryel juga merasakan energi kebencian ini mempengaruhinya. Memaksanya untuk ikut merasakan betapa besar kebencian Yong Hua dengan Noblesse. Hal ini membuat Afryel tak sengaja melihat masa kecil Yong Hua, dan alasan kenapa Yong Hua seperti ini.**

(**akan diceritakan lebih jelas nanti di special chapter.)

Hingga tanpa ia sadari, Afryel telah tenggelam terlalu jauh. Memasuki kepingan-kepingan memori Yong Hua yang begitu kelam dan menyedihkan, membuat Afryel kebingungan.

Apa yang harus dia lakukan? Akankah dia mengasihani musuh utamanya ini?

Tetapi karena Afryel begitu lemah dengan orang yang menderita, meski dia menyadari jika ini adalah jebakan, tetap saja dia hampir terpengaruhi oleh kebencian Yong Hua. Namun sebuah perkataan tiba-tiba terlintas di benaknya.

"Afryel, tetaplah menjadi dirimu sendiri."

Pesan singkat yang diucapkan oleh gurunya dan Pangeran Yong Lian itu seketika menyadarkan Afryel dari kecerobohannya.

Noblesse : Snowflake [End✔]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant