Calling pt 2

3.7K 550 93
                                    

Jake terbangun tengah malam saat dia merasakan tubuhnya tiba-tiba panas. Memaki dalam hati karena Jungwon terlelap di sampingnya, dia pun turun dari tempat tidur dan berjalan menuju lemarinya. Dia ambil sebuah kotak kecil yang sengaja disembunyikan di bawah tumpukan baju, mengeluarkan satu tablet obat lalu berjalan keluar menuju dapur.

Napasnya terengah, keringat bercucuran deras dan suhu tubuhnya mendadak tinggi. Dia tau, ini dia sedang heat. Maka dari itu dia meminum obat suppressant karena kalau tidak begitu tentunya dia akan menderita selama seminggu.

Ibu Jungwon yang memberikannya supresan. Karena dia tau di setiap memasuki usia 18, omega akan mulai mengalami heat secara berkala. Sudah terhitung hampir setahun Jake mengonsumsi supresan, ya kali dia mau mencari alpha mate nya, ogah.

Supresan itu baru bereaksi 3 jam kemudian, dan selama menunggu obat bereaksi, dia harus menahan rasa sakit itu selama 3 jam penuh. Tersiksa sungguh!

Jake memutuskan tiduran di sofa depan TV. Bahaya kalau dia dekat-dekat Jungwon, bisa-bisa akal sehatnya hilang. Baru beberapa menit memejamkan mata sambil mengompres dahinya dengan kantung es, dia dipaksa melek lagi ketika mendengar suara yang ganjil dari sudut lain rumah keluarga Yang.

Buru-buru dia pasang mode siaga, memicingkan mata melihat sekeliling rumah.

Pelan-pelan Jake berjalan kembali menuju kamar sambil siaga melihat sekelilingnya. Begitu berhasil membuka pintu kamar, dia langsung melotot melihat orang asing ada di kamar, terlihat akan melakukan sesuatu pada Jungwon yang masih tidur.

"HEI! KAU SIAPA?!"

Gara-gara suara Jake, Jungwon jadi kaget dan terbangun. Dia awalnya belum sepenuhnya sadar, tapi begitu melihat ada orang asing yang menutupi wajahnya dengan masker hitam, dia pun berteriak dan akan beranjak menghampiri Jake tapi sudah keduluan ditahan lengannya.

"KAK JAKE!!"

Orang asing itu langsung mengunci leher Jungwon. Jake tentu saja marah melihatnya. Dia bersiap melayangkan cakarnya ke penyusup itu, tapi langkahnya terhenti di tengah jalan saat orang itu mendekatkan pisau tajam tepat ke leher adiknya.

"Kalau kau mendekat, dia tidak akan selamat," ancam penyusup itu sambil menatap Jake remeh.

"K-kak Jake...." panggil Jungwon yang sudah menangis. Dia takut. Orang ini hampir mencekiknya dan sekarang ada mata pisau tajam yang mengintai nadinya untuk dirobek.

Jake bimbang harus bagaimana. Di satu sisi dia ingin menghajar orang itu, tapi di sisi lain dia takut pisau itu akan benar-benar menusuk leher Jungwon.

Di tengah kebimbangannya itu, tiba-tiba...

"KAK JAKE AWAS DI BELAKANGMU!!"

Jake dengan cekatan langsung menghindar. Sayang sekali dia kurang cepat sehingga lengan kirinya tertebas pisau. Robekannya terlalu panjang dan cukup dalam, sehingga darah langsung mengalir deras begitu saja. Jungwon histeris melihat darah menetes ke lantai.

"KALIAN INI SIAPA SEBENARNYA?!" seru Jake sambil menatap tajam orang yang baru saja melukainya. Orang itu juga memakai masker hitam, jadi hanya terlihat matanya saja. Bedanya, ada mole di hidung orang itu sehingga bisa dibedakan dengan penyusup yang menahan Jungwon saat ini.

"Cepat bawa pergi dia. Aku akan urus orang ini," kata si penyusup kedua pada penyusup pertama.

Tapi Jake tidak akan membiarkan pacarnya dibawa kemana-mana.

"Berhenti di sana! Mau kau bawa kemana adikku hah?!"

Tapi dua penyusup ini bodo amat dengan ucapannya. Si penyusup pertama langsung membawa keluar Jungwon masih dengan pisau yang mengancam nadinya, dan Jake yang ingin menghentikan mereka langsung dihadang oleh si penyusup kedua.

Crush Where stories live. Discover now