p.r.o.m.p.t III

207 27 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Tao sudah merencanakan banyak hal untuk minggu ini, apa yang ingin ia lakukan, melakukan apa, seperti apa ia menghabiskan malam, tapi melihat wajah Baekhyun dengan ekspresi memohon dan mendengar jika pemuda itu sedang berada di dalam kesulitan bukanlah termasuk satu dari sekian banyak daftar yang ia buat.

Dan Tao tahu betul jika sahabat kecilnya itu tidak akan berhenti mengganggunya sampai apa yang dia inginkan terpenuhi. Atau lebih tepatnya sampai dia berhasil memaksa Tao untuk membantunya, yang dimana Tao tidak bisa melakukannya karena dia menolak mentah-mentah tepat setelah Baekhyun selesai bercerita.

"Please Tao, pleaseeeeeeee. Hanya kau yang bisa membantuku saat ini, aku tidak tahu lagi harus berbuat apa" Baekhyun mengatakannya dengan mata berkaca-kaca dan wajah seperti anak anjing yang hendak dipenggal.

Tao sangat mengenal Baekhyun, karena itu ia tahu jka saat ini sahabatnya tidak sedang berakting ataupun berpura-pura. Hal itu membuatnya mengerang kesal, tertempel jelas di wajahnya jika dirinya terganggu dengan permohonan Baekhyun.

"Aku sudah mengatakannya padamu, Baek, aku tidak bisa. Aku tidak bisa membantumu" ujarnya untuk yang ketiga kalinya dalam kurun waktu 30 menit ini.

"Nyawaku dipertaruhkan, Tao. Pilihannya hanya aku yang menghabisi mereka lebih dulu atau mereka yang menghabisiku"

"Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan sampai terlibat dengan kelompok pemujaan seperti mereka? Apa kau kehilangan akal sehatmu?" Tao bertanya kesal.

"Aku juga tidak tahu, oke? Kupikir laki-laki yang kukencani adalah pria normal pada umumnya! Siapa yang tahu kalau dia anggota perkumpulan aneh?" Baekhyun nyaris histeris mengatakannya. Dia benar-benar ketakutan.

Tao menggelengkan kepalanya tak berdaya. "Kau juga tahu aku sudah lama berhenti melakukan praktek sihir, aku sudah berjanji untuk tidak melakukan sihir lagi, jika mereka tahu aku bisa dipenjara, bahkan mungkin dipenggal"

"Sekali ini saja, please Tao. Hanya kau satu-satunya harapanku"

Tao mengerang lagi, merubuhkan tubuhnya ke tempat tidur yang empuk dan menyembunyikan wajahnya di atas boneka panda kesayangannya. Baekhyun masih saja merengek, mengguncang-ngguncang tubuhnya.

"Oke fine!" kembali duduk, tatapannya sangat serius kali ini. "Aku akan membantumu, tapi bukan aku yang akan melakukannya" kerutan tercipta di dahi Baekhyun.

"Aku akan memberitahumu orang yang bisa membantu, tapi ingat. Jangan pernah menyebut namaku sekalipun, jika mereka bertanya darimana kau tahu tentang mereka, katakan itu takdir atau semacamnya terserah kau mengarangnya, oke?"

Baekhyun mengangguk cepat tanpa keraguan. "Oke!"

Tao turun dari tempat tidurnya, membuka lemari pakaian untuk mencari sesuatu, kemudian mengeluarkan sebuah kotak berukuran sedang yang ia letakkan di lantai. Baekhyun beranjak turun, ikut mengamati isi kotak itu saat Tao mengeluarkan isinya yang seluruhnya adalah benda-benda sihir.

p. r. o. m. p. tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang