bicycle🚲

4.8K 474 45
                                    

Seharusnya hari libur menjadi hari yang menyenangkan bagi renjun kecil. SEHARUSNYA. Tapi itu semua pupus saat mamanya membangunkannya saat ia sedang nyenyaknya tertidur.

Hanya untuk menyuruhnya mandi dan bergegas karena mereka akan pergi ke desa mengunjungi nenek disana.

Si bungsu Huang yang baru berulang tahun yang kelima dua bulan lalu itu bersungut. Sudah tidur lagi harinya terganggu, kini ia harus merelakan juga hunian nyamannya dikota ditinggalkan sementara waktu.

Lebay? Wajar untuk anak seperti renjun yang sejak lima tahun dirinya menghirup udara dibumi, renjun selalu berada dikota.

Dan menganggap bahwa didesa itu adalah daerah tertinggal dan tidak menyenangkan.

"Ugh, injun tidak mau ikut. Disana tidak bisa bermain ponsel. Tidak ada jaringan." Mendengar gerutuan putra manisnya itu Chanyeol membawa tubuh mungil itu kegendongannya.

"Jangan berkata seperti itu injun. Lihat saja nanti kalau sudah sampai disana. Awas kalau kamu merengek tidak ingin pulang."

Injun tidak menggubrisnya. Bahkan saat Chanyeol masih asik menciumi pipi gembilnya yang semakin menggembung karena merajuk.

.

.

.

"Sudah injun bilangkan didesa tidak menyenangkan!" Renjun masih saja bersungut. Ia sekarang sedang duduk dengan nyaman dipangkuan winwin.

Ia mengeluh pantatnya sakit karena terus menerus terhantam kursi mobil karena jalan masuk yang mulai berbatu dan tidak rata.

"Injunie, sabar sebentar lagi jalanannya pasti akan mulus lagi."

"Ugh tapi pantat injun sakit Gege!"

"Kan sudah duduk dipangkuan Gege? Lagi pula, sepertinya kamu suka pemandangan disepanjang jalan tadi?"

Bohong kalau renjun tidak terpesona dengan pemandangan yang ia lihat selama perjalanan tadi.

Sawah yang membentang luas bak permadani hijau. Belum lagi udara segar yang tidak bisa ia dapat saat dikota. Langit biru bersih tanpa polusi.

Bahkan selama perjalanan sikecil itu terus membuka jendela mobil dan menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.|

"Tapi tetap saja injun tidak suka."

Winwin menghela nafas. Renjun itu keras kepala, pendapatnya tidak boleh dibantah. Kalau sudah A, ya akan tetap A.

Untung winwin menyayanginya.

"Injun sini sama mama, Gege pegel itu mangku kamu. Kamu ngga ngantuk apa? Ini udah masuk jam tidur siang kamu loh."

Renjun langsung mengulurkan tangannya kearah Wendy, dan terlelap dipelukannya selagi menghabiskan sisa perjalanan.

.

.

.

"Injun ngga mau bangun? Kita udah nyampe dirumah nenek loh."

"Eungh." Renjun menggeliat dipelukan Wendy, lalu kembali memeluk leher sang mama erat. Wendy terkekeh, renjun kelelahan ya?

"Sapa dulu neneknya njun." Mereka sudah ada didalam rumah nenek renjun yang tidak sebesar rumah mereka dikota, tapi masih terasa nyaman dan hangat.

"Tidak mau, disini tidak enak. Ayo pulang mama, tidak ada AC huks. Tidak bisa bermain ponsel huks."

Aah, sikecil masih saja menangis dan merengek ingin pulang. Dan masih teguh mempertahankan pendapatnya tentang desa itu tidak menyenangkan.

Buciners [Renjun W//3B] ✓Where stories live. Discover now