Penjelasan

1.2K 43 0
                                    

"Assalamualaikum" ujar Naya.
"Wa'alaikumussalam, kenapa kamu ngos-ngosan Nay?" tanya Mama heran.
"Ga apa-apa Ma"
"Ya udah makan dulu yuk" ajak Mama.
Naya hanya menganggukan kepalanya.

***
Seselesainya makan malam, Naya masuk ke dalam kamarnya, dan membersihkan dirinya.

Naya segera menunaikan salat isya.
"Ya Allah kenapa aku harus bertemu lagi dengan dia? Mengapa ia selalu hadir di kehidupanku ya Allah. Hamba tidak ingin bertemu dengannya lagi. Hamba sudah benar-benar lelah ya Allah" doa Naya, sambil terisak.

Perasaan Naya sungguh tak karuan.
"Kaya nya aku harus cepet tidur, biar aku ga mikirin hal yang tadi" gumam Naya.
Naya melepaskan mukenanya, dan merapikannya.
Naya menghempaskan tubuhnya di kasur, dan bergegas tidur, dengan keadaan yang masih terisak.

***
Gawai Naya berdering, tanda ada telepon yang masuk.
"Assalamualaikum, bangun Nay" ujar Dirga.
"Iya Mas, makasih ya"
"Ya udah, yuk salat dulu, takut keburu subuh"
"Iya Mas"
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam" jawab Naya.
Dirga pun mematikan sambungan teleponnya.

Naya segera menunaikan salat tahajud.

Naya masih saja terisak, dan perasaannya masih saja kalut.

"Allahuakabar allahuakbar" suara azan subuh berkumandang. Rupanya Naya sempat terlelap. Naya membuka mukenanya dan mengambil wudu kembali, dan segera menunaikan salat subuh.

Seselesainya salat subuh, Naya segera bersiap-siap untuk berangkat kerja.

"Nay.." panggil Mama.
Naya segera menghampiri Mamanya.
"Iya Ma?"
"Mama berangkat duluan ya, soalnya Mama mau ada perlu dulu sama kesiswaan di sekolah. Buat sarapan, udah Mama siapin, jadi kamu tinggal makan aja"
"Iya Ma, makasih ya. Mama hati-hati di jalan"
"Iya Nay, assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam" jawab Naya.

Naya pun mulai sarapan. Entah kenapa makanan yang ia makan terasa sangat hambar. Naya benar-benar tidak nafsu makan.

***
"Assalamualaikum" ujar seseorang sambil mengetuk pintu rumah Naya.
"Wa'alaikumussalam" jawab Naya, sambil membukakan pintu rumah.
"Eh Mas, sebentar ya aku ambil tas dulu"
"Iya, aku tunggu di mobil ya" ujar Dirga.

Dirga berjalan ke mobilnya, dan Naya segera bergegas mengambil tasnya.

***
"Udah selesai Nay?" tanya Dirga.
"Udah "
"Ya udah, kita jalan sekarang ya"
Naya hanya menganggukan kepalanya.

"Nay kamu kenapa lagi?" tanya Dirga heran.
"Ga kenapa-kenapa"
"Nah kan mulai lagi" ujar Dirga sambil tersenyum.

Dirga memipirkan mobilnya di sebuah mini market.

"Sebentar ya Nay, aku mau beli sesuatu dulu" ujar Dirga, sambil turun dari mobilnya.

Beberapa menit kemudian ia datang, dan masuk ke dalam mobil.
"Nih.. " ujarnya sambil menyodorkan sekantong keresek.
"Ini apa?" tanya Naya bingung.
"Es krim sama cokelat"
"Kenapa beli ini?" tanya Naya makin bingung.
"Katanya makan makanan manis itu bisa bikin mood kita bagus lagi loh"
"Makasih ya Mas, maaf aku malah ngerepotin. Harusnya Mas ga usah ngasih ini, aku ga kenapa-kenapa kok"
"Kamu ga usah mengelak Nay, aku tau kamu lagi kenapa-napa. Mata kamu sembab hari ini, mau kamu pake kacamata yang lebih tebal dari ini pun, aku bakal tau Nay. Mata kamu ga bakal pernah bisa bohong ke aku. Semenjak kamu pulang ke Bandung, kamu jadi tambah murung Nay. Apa ada suatu hal yang terjadi?"
"Maaf aku belum bisa cerita Mas"
"Apa aku sebegitu tidak meyakinkannya ya Nay? "
"Ga gitu kok Mas, hmm.. Aku.. Aku.. Cuma.. "
"Ga usah dijelasin Nay, aku ngerti kok"
"Maaf" ujar Naya dengan perasaan bersalah.
"Ga masalah Nay. Ya udah kita berangkat ya. Kamu makan es krimnya. Nanti takut keburu cair"
"Iya Mas, sekali lagi makasih ya"
"Sama-sama Nay" jawab Dirga.

***
Hari ini Naya tidak ada jadwal siaran. Jadi setelah selesai survei gedung, Naya langsung diantar pulang oleh Dirga.

"Alhamdulillah, udah sampai" ujar Dirga, begitu sampai di depan rumah Naya.
"Yuk masuk dulu" ajak Naya.
"Maaf ya Nay, kaya nya aku harus langsung pulang, soalnya tugas aku masih numpuk"
"Oh ya udah deh. Semangat ya, kalau butuh bantuan nanti hubungi aku aja ya"
"Iya Nay"
"Hati-hati di jalan Mas"
"Iya Nay, aku pulang ya. Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam" jawab Naya.

Naya pun turun dari mobil Dirga.

Sebelum melajukan mobilnya, Dirga melambaikan tangannya kepada Naya. Setelah mendapatkan balasan lambaian dari Naya, Dirga pun begegas melajukan mobilnya.

Naya melihat pintu rumahnya terbuka, sepertinya sedang ada yang bertamu ke rumahnya itu.

"Assalamualaikum" ujar Naya saat masuk ke dalam rumahnya.
"Wa'alaikumussalam" jawab Mama dan seorang pria yang sudah tak nampak asing bagi Naya.
"Tante, saya mau minta izin ya ajak Naya keluar sebentar" ujarnya.
"Iya, pulangnya jangan malem-malem ya"
"Iya siap tante, assalamualaikum" ujarnya sambil mencium tangan Mama.
"Yuk Nay" ajaknya.
"Mau kemana?" tanya Naya dengan nada suara yang malas.
"Udah ikut aja" ujarnya.

Naya menghela nafasnya sejenak.

"Ma Naya pergi dulu ya" ujar Naya sambil mencium tangan Mamanya.
"Assalamualaikum" ujar Naya dan ujar Kenan berbarengan.

Pada saat di halaman rumah, Kenan menyalakan motornya. Bahkan ia memakaikan helm ke kepalanya Naya.

"Yuk naik" ajaknya.
Naya pun naik ke motornya, dan Kenan pun melajukan motornya.

"Lo mau bawa gue kemana?" tanya Naya.
"*WS Karangsetra" jawab Kenan enteng.
(*WS: Waroeng Steak)
"Ngapain jauh-jauh kesana?"
"Ya makanlah"
"Gue ga laper"
"Tapi gue laper" ujarnya.
Bahkan ia melajukan motornya dengan begitu cepat.
Naya memukul helm Kenan, karena terkejut.
"Pelan-pelan bego" ujar Naya kesal.
"Astaghfirulullah ukhti, kok kasar banget ngomongnya" ledeknya.
Naya tidak menanggapi omongan Kenan, karena percuma jika berdebat dengannya.

Sesampainya di WS Karangsetra.

"Mau makan apa Nay?" tanya Kenan.
"Terserah" jawab Naya singkat.
Kenan menulis kata "Terserah" di menunya.
"Kok nulis itu?" tanya Naya bingung.
"Lah kan tadi lu bilang terserah Nay, ya udah gue tulislah"
"Au ah bete"
"Ya elah si ukhti ngambek. Iya-iya gue benerin lagi nih"
Kenan pun memesan makanan dengan benar kali ini.
"Bentar ya, gue ngasih ini dulu" ujar Kenan.
Naya hanya mengangguk kepada Kenan.

Selang beberapa menit kemudian, Kenan datang lagi. Ia duduk di samping Naya.
Kenan memang sangat menyebalkan. Ia mengambil kacamata yang tengah Naya kenakan.
"Gua kira lu minus Nay. Taunya cuma buat gaya-gayaan ya" ledeknya.
"Rese ya lo" jawab Naya ketus.
Kenan malah tertawa.
"Nay lo kemana aja sih?" tanyanya.
"Ga kemana-mana kok"
"Kenapa lo jauhin gue? Emangnya gue ada salah ke lo Nay?"
"Banyak"
"Ya elah gitu banget sih lu Nay ke gua"
Naya hanya diam, dan tak menghiraukan perkataan Kenan.
"Nay.." panggilnya lembut.
"Ya?"
"Gue kangen sama lo Nay. Lo jangan pergi dari kehidupan gue lagi ya"
Perasaan Naya terasa sangat tidak karuan, ia bingung dengan perasaan yang tengah ia rasakan.
"Gue pengen kita kaya dulu lagi. Oke katakanlah dulu kita pisah secara baik-baik kan? Jadi ga masalah dong kalau kita deket kaya biasa lagi? Kita masih temenan kan Nay?" tanya Kenan.
Naya sempat terdiam sejenak. Apa yang dikatakan Kenan memang ada benarnya. Sepertinya selama ini, Naya terlalu terbawa perasaan. Lagipula tidak ada salahnya jika Naya kembali berteman dengan Kenan.
"Nay.." panggil Kenan dengan lembut.
Naya menatap ke arahnya.
"Maafin gue ya Nay, kalau gue banyak salah ke lo. Jujur Nay, gue ga pernah bermaksud buat nyakitin perasaan lo. Gue bener-bener pengen kita kaya dulu lagi. Lo mau kan temenan lagi sama gue?" tanyanya penuh harap.
"Apaan sih lo Nan, alay banget. Lagian dari dulu sampai sekarang lo tetep jadi temen gue kok"
"Kalau gitu jangan ngilang lagi ya Nay"
"Iya"
"Janji?" tanyanya sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
"Iya janji" jawab Naya, sambil melingkarkan jari kelingkingnya kepada Kenan.

Bersambung....

Hai haii apa kabar nih? ketemu lagi di hari mingguuu

Semoga kalian suka ya sama ceritanyaa

Jangan lupa like dan komentarnya yaa

Terima kasih 🤗💓

JALANG: "KEDUA". [TAMAT]Where stories live. Discover now