Ragu

956 37 0
                                    

Perasaan Naya kepada Kenan sudah hilang sepenuhnya. Itu pun berkat bantuan Dirga. Dirga selalu menghibur Naya. Dirga mampu mengobati setiap luka Naya. Dirgalah yang selalu ada di samping Naya.
Semenjak kejadian Naya melabrak Kenan, Kenan tidak pernah muncul lagi di hadapan Naya. Bahkan Kenan pun tidak pernah menghubungi Naya lagi. Kini Kenan bak di telan bumi. Lagipula Naya sudah tidak peduli lagi pada hal yang bersangkutan dengan Kenan.

***
Tring.. Tring.. Tring..

Ponsel Naya bergetar, tanda ada panggilan yang masuk.

"Assalamualaikum Nay, ayo bangun" ujar Dirga.
Naya langsung bangun dari tidurnya, dan beranjak duduk.
"Eh iya, wa'alaikumussalam. Iya ini bangun"
"Ya udah gih ambil wudu ya"
"Iya Mas"
"Ya udah, aku tutup dulu ya teleponnya. Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam" jawab Naya.

Naya segera mengambil air wudu, dan melaksanakan salat malam.
Lagi dan lagi bayangan tentang Dirga, muncul di benak Naya.

"Astaghfirullah, kenapa sih malah kepikiran Mas Dirga mulu" gumam Naya, begitu menyelesaikan salatnya.

Setelah melaksanakan salat malam, Naya melanjutkannya dengan membaca al-qur'an sembari menunggu azan subuh berkumandang.

"Allahuakbar.. Allahuakbar.. " azan subuh berkumandang.

Setelah azan selesai berkumandang, Naya segera melaksanakan salat subuh.

Lalu setelah melaksanakan salat subuh, Naya masuk ke kamar Mamanya.

"Ma.. " panggil Naya.
"Ada apa Nay?"
"Hmm.. Kalau aku ajak Mas Dirga sarapan di sini boleh ga Ma?"
"Ya boleh atuh, sok ajakin aja Nay"
"Iya Ma, nanti Naya telepon Mas Dirganya. Ya udah Naya beres-beres dulu ya Ma"
"Iya sok Nay" jawab Mama.

Sebelum merapikan rumahnya, Naya menghubungi Dirga terlebih dahulu.
"Mas, nanti sarapan di rumah aku ya" ajak Naya melalui pesan WhatsApp.
"Iya, Nay. InsyaAllah nanti aku ke rumah kamu. Makasih ya Nay 😊🙏" balas Dirga.
"Iya, sama-sama Mas 😊" balas Naya.

Naya pun mulai merapikan rumahnya dan memasak. Setelah semuanya selesai, Naya pun membersihkan dirinya.

"Aduh pake baju apa ya?" gumam Naya.
Naya mengeluarkan semua baju-bajunya. Ia sedang bingung harus mengenakan baju yang mana.
"Yang ini aja kali ya" ujar Naya sembari mencoba mengenakan gamis berwarna merah marun.
"Ah ya udahlah ini aja" putus Naya.
Baru kali ini, Naya bingung untuk memilih baju yang ingin ia kenakan, karena Naya termasuk orang yang cuek terhadap penampilannya itu. Tapi, hari ini sangat spesial bagi Naya, jadi dia ingin mengenakan baju yang spesial juga.

"Nay itu Dirga udah di meja makan" ujar Mama.
"Iya, bentar Ma, ini kerudungnya ga bener terus"
"Ya gimana mau bener atuh, udah di pake, malah di buka lagi. Biasanya juga kamu suka langsung sekali jadi pake kerudungnya"
"Ga tau nih Ma, hari ini susah banget pake kerudungnya"
"Oh Mama tau, kamu pengen tampil rapi kan buat ketemu Dirga?" goda Mama.
"Ih Mama" rengek Naya.
Mama menjadi tertawa karena rengekan Naya.
"Ya udah atuh, sok kamu cepetan ya. Kasian Dirga, nunggunya kelamaan"
"Iya Ma" jawab Naya.

"Ah bodo ah, susah banget pake pasmina. Yang penting pake kerudung, ga rapi-rapi amat juga ga apa-apalah" gerutu Naya.

Akhirnya Naya pun keluar dari kamarnya, dan langsung menghampiri Mama dan Dirga, yang sudah terlebih dahulu di meja makan.

"Nih akhirnya datang juga Naya nya" ujar Mama.
Naya hanya tersenyum ke arah Mama dan Dirga.
"Tuh liat, Dirga udah mau habis makanannya, kamu baru keluar Nay" ujar Mama lagi.
"Iya maaf" ujar Naya.
"Ya udah, sok kamu sarapan Nay. Mama mau berangkat dulu, takut telat"
"Iya Ma, hati-hati"
"Ya udah Mama pergi dulu ya" ujar Mama kepada Naya dan Dirga.
"Mau saya anter Ma?" tanya Dirga.
"Ga usah, kamu habisin aja sarapannya nak"
"Ya udah, ya assalamualaikum" ujar Mama.
"Wa'alaikumussalam" jawab Naya dan Dirga.

"Nay, kamu beda banget hari ini. Ganti model kerudung ya?" tanya Dirga.
"Iya, ga cocok ya?"
"Cocok kok, kamu cantik Nay" jawab Dirga.

Naya begitu tersipu, sampai-sampai sendok yang ia pegang terjatuh.
Dirga mentertawakan tingkah konyol Naya.

"Ga usah salting gitu Nay" goda Dirga.
"Udah ah, aku rapiin makanannya dulu ya"
"Tuh kan salting"
"Ih Mas Dirga" rengek Naya.
"Haha iya deh, ya udah aku tunggu di depan ya Nay. Ga enak di rumah cuma berdua gini. Nanti bisa-bisa kita dinikahin sama tetangga-tetangga kamu" canda Dirga.
"Iya deh Mas, nanti aku nyusul ke depan ya" ujar Naya.

Naya merapikan makanan yang ada di meja makan, dan Dirga pun melangkah ke depan rumah Naya.

Setelah merapikan makanan, Naya mengambil tasnya, dan segera menemui Dirga.

"Udah selesai Nay?" tanya Dirga begitu melihat Naya keluar dari rumahnya.
"Udah"
"Ya udah, aku tunggu di mobil. Kamu jangan lupa kunci pagarnya"
"Okidoki" jawab Naya.
Dirga pun tertawa karena tingkah Naya.

***
Dirga menghampiri Naya di ruangannya.
"Nay hari ini siaran ga?" tanya Dirga.
"Nggak Mas"
"Mau makan apa?"
"Mau ramen"
"Kamu sehat kan Nay?"
"Sehat kok, emangnya kenapa?" tanya Naya aneh.
"Biasanya kamu jawab terserah Nay. Kamu bisa masuk ke keajaiban dunia nih, kamu termasuk wanita langka Nay" canda Dirga.
"Ih apaan sih Mas" ujar Naya sambil memukul pelan lengan Dirga.
"Ya udah yuk, jalan sekarang" ajak Dirga.
"Yuk" jawab Naya.

Naya dan Dirga pun berangkat ke salah satu tempat makan di jalan Lengkong.

"Mau pesen apa?" tanya Dirga.
"Aku mau yang pake katsu ya, minumnya es teh aja" ujar Naya.
"Bener Nay, kamu bakal masuk ke ketujuh keajaiban dunia nih" canda Dirga.
"Udah ah Mas" rengek Naya.
"Haha iya deh" ujar Dirga.

Setelah menunggu sekitar lima belas menit, makanan pesanan mereka pun datang. Naya dan Dirga pun segera melahap makanan pesanan mereka.

"Nay.." panggil Dirga.
"Ya?"
"Emang ga etis kalau aku ngomong kaya gini sekarang. Tapi Nay, aku pengen ngejaga kamu selalu. Aku ga pengen kamu terluka lagi. Aku ga pengen kamu nangis sejadi-jadinya, kaya bulan lalu. Izinin aku ya, buat bisa jagain kamu selalu"
"Maksudnya Mas apa?"
"Kamu pasti ngerti apa maksud aku Nay"
"Kenapa Mas selalu baik sama aku?"
"Kan aku pernah bilang Nay. Aku selalu mempunyai keyakinan, kalau aku harus selalu menjaga dan melindungi kamu"
"Tapi Mas, aku ga pengen ngejadiin Mas sebagai cadangan aku"
"Aku ga pernah ngerasa kaya gitu kok Nay. Kamu cuma sempat tersesat aja Nay, dan sekarang aku bakal nuntun kamu ke rumah kamu yang sebenarnya. Lagipula aku tau, dan kamu pun pasti tau, harus pulang kemana"
"Terus aku ga mau ngerasa bersalah terus Nay, karena waktu itu aku sempet menjauh dari kamu. Ya sebenernya, aku ngelakuin itu karena aku ga mau ganggu momen kamu sama Kenan.Tapi, ternyata aku salah Nay. Aku ga mau melakukan kesalahan itu lagi. Aku sayang kamu Nay, aku pengen jaga kamu selalu"
"Tapi aku takut Mas"
"Kamu ga perlu takut Nay. Aku ga bakal menyakiti kamu, karena pada saat aku menyakiti kamu, maka rasa sakit itu bakal sampai ke aku. Jadi insyaAllah aku ga bakal menyakiti kamu"
"Makasih ya Mas. Udah ini aku mau pulang ya"
"Ya udah nanti aku antar" ujar Dirga.

Dirga paham, jika Naya membutuhkan waktu untuk menjawab ajakannya, jadi ia tidak mempermasalahkan jika Naya tidak langsung menjawab ajakannya itu.

***
Bukannya Naya tidak ingin menjadi pasangannya Dirga, hanya saja Naya masih ragu kepada Dirga. Apakah Dirga memang orang yang tepat? Untuk ia jadikan sebagai pendamping hidupnya.


Bersambung...

Happy weekend 🤗
Gimana nih kabarnya?
Kalau kalian jadi Naya, kalian bakal jawab apa nih?
Yuk tulis di kolom komentar yaa, dan jangan lupa untuk votenya juga hehe
Terima kasih 🥰❤️

JALANG: "KEDUA". [TAMAT]Where stories live. Discover now