6- Valkyrie's way

140 66 21
                                    

Kaum valkyrie tengah mengadakan rapat akbar di markas besar, pemimpin rapat itu tentu saja Dewi Taurus

"Hilangnya mahkota Helizabeth adalah sebuah bencana bagi kaum kita dan juga manusia." ujar Dewi Taurus sebagai pembuka rapat.

"Mahkota itu dikabarkan hilang oleh pihak museum, tapi mereka tidak memberi tahu detail kronologi kasusnya. Polisi dan detektif masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, tidak ada tanda-tanda pencuri yang masuk atau keluar."

"Kita harus bisa menemukan mahkota itu sebelum para manusia yang haus akan harta menemukannya, kalau sampai mahkota Helizabeth jatuh ke tangan yang salah.." Dewi Taurus menjeda ucapannya.

".. Maka dunia dalam bahaya."

"Tapi mahkota itu hilang karena anak-anak ini lalai menjaganya, haruskah mereka dihukum Yang Mulia Dewi?" tanya salah satu valkyrie, Sakura namanya.

"Aku tak ingin menyalahkan siapapun disini, semua yang terjadi sudah diatur takdir maka kita hanya bisa pasrah menerimanya." balas Dewi Taurus.

"Tapi Dewi kami merasa bersalah karena kami lalai, kalau boleh.. Kami ingin ambil bagian dan ikut mencarinya juga." Chan angkat bicara.

"Hei bocah! Menjaganya saja kalian lalai, apa yang akan terjadi jika kalian ikut mencari!" sela yang lain, Lino.

"Lino duduk, semua makhluk pasti pernah berbuat salah jadi tak ada salahnya memberikan mereka kesempatan lagi."

"Cih, kau terlalu sayang pada anakmu Dewi." cibir Sakura.

Jeyu yang merasa kesal menggebrak meja seraya berdiri memandang sinis setiap valkyrie yang ada di ruangan itu.

"Diamlah noona, kau tak berhak mencibir keluarga ku." geram Jeyu sembari menggertakkan giginya.

"Sopanlah sedikit, kedudukanku lebih tinggi darimu! Kau tak lebih dari anak manusia!" gertak Sakura.

Dewi Taurus membentangkan sayapnya, tanda ia mulai jengah dengan perdebatan mereka.

"Cukup! Kita disini untuk berdiskusi dan bekerja sama! Bukan untuk saling merendahkan yang lain!" bentaknya.

Dewi Taurus menghela nafasnya pelan dan mengatupkan sayapnya kembali sebelum duduk.

"Keputusanku sudah bulat kalau anak-anak ini akan ikut mencari, dan ingat! Ini bukan kompetisi, melainkan kerjasama." Dewi Taurus menatap satu persatu semua valkyrie disana.

"Jadi jangan sampai aku mendengar laporan kalau kalian saling menjatuhkan." peringatnya.

"Aku ingin setiap tim memikirkan rencana masing-masing dengan baik. Akan kutunggu kabar baiknya, rapat selesai dan kalian boleh bubar."

***

Anak Too duduk melingkar saling diam, bukannya apa-apa tapi Jeyu yang masih badmood akan sangat memicu perdebatan tanpa henti jika diajak bicara.

"Kalian tak memulai diskusi?" tanya Dewi Taurus sambil menghidangkan kue coklat.

"Ya begitulah." Dewi Taurus jelas melihat arah mata Minsu yang menunjuk Jeyu, putranya itu masih marah rupanya.

"Jeyu? Mama ingin berbicara sebentar." Jeyu meninggalkan yang lain mengikuti ibunya dibelakang.

Diluar ruangan

"Jeyu? Hei sudah jangan marah, kasihan mereka ingin berdikusi namun takut padamu."

Jeyu hanya merentangkan tangannya meminta pelukan dan dengann senang hati Dewi Taurus memeluk putranya.

"Masih kesal dengan ucapan Sakura?" Jeyu hanya mengangguk kecil.

"Mama malu gak sih punya anak manusia?"

"Kok tanya begitu? Mama justru beruntung punya putra sepertimu, ucapan orang tak perlu didengar sayang."

Jeyu hanya terdiam menikmati pelukan hangat sang ibu.

"Hei, pergilah diskusikan rencanamu dengan yang lain, buktikan pada mereka kau bisa lebih dari sekedar Kim Jeyu."

Dewi Taurus menangkup wajah putranya dan mengecup keningnya lembut, "dan jangan lupa meminta maaf pada Woonggi."

"Iya ma, terimakasih." ucap Jeyu lalu tersenyum, ia kembali masuk kedalam ruangan untuk berdiskusi.

***

Diskusi berjalan lancar, mereka akhirnya sepakat untuk membuat rumor tentang mahkota itu. Guna menakuti manusia yang mencoba untuk mencarinya.
Dengan menakuti manusia, mereka akan lebih mudah mencari mahkota itu tanpa harus melibatkan yang lain. Semoga saja rencana mereka bisa berjalan lancar.

Woonggi hendak keluar ruangan saat tangan Jeyu menahannya, "A-ada apa kak?" tanyanya gugup.

"Soal waktu itu, aku minta maaf karena sudah membentakmu." ucap Jeyu pelan.

"A-aku dimaafin kak?" raut wajah Woonggi terlihat senang.

Tuk

Jeyu menumpu kaleng soda ke kepala Woonggi, "iya sudah kumaafkan."

Woonggi ingin memeluk Jeyu, tapi langsung ditahan oleh sang empu. "Aku ingin peluk kak."

Melihat wajah cemberut Woonggi, Jeyu jadi tak tega. "Baiklah, kamu boleh peluk tapi cuma  5 detik."

"5 menit?!" pekik Woonggi senang.

"Hah? Bukan tap-" Woonggi langsung memeluk Jeyu erat.

"Sudahlah." Jeyu membalas pelukannya.

***

"Jadi bener ini ulah 'makhluk' mitologi?" tanya Minchan.

"Ya itu yang bisa disimpulkan, makhluk apa yang bisa menyelinap keluar masuk tanpa meninggalkan jejak?" Jawab Yeonho.

"Tuh kan bener! Aku bilang juga apa, ini tuh pasti ulah makhluk mitologi!" sahut Kangmin bersemangat.

"Yang sekarang jadi masalahnya kan kita gak bisa ngapa-ngapain kalau kasusnya udah campur tangan 'makhluk' seperti itu." kata Dongheon.

"Gue punya kenalan yang mungkin bisa bantu." ujar Yongseung.

"Siapa?" tanya Hoyoung.

"Dia junior di kelas dance, dan mungkin dia juga termasuk 'makhluk' yang lagi kita omongin." jelas Yongseung.

"Siapa namanya?" tanya Minchan.

"Kyungho, Jang Kyungho." jawab Yongseung mantap.

MedinaBlue   zfnnn13_

[i]𝘛𝘩𝘦 𝘊𝘶𝘳𝘴𝘦𝘥 𝘊𝘳𝘰𝘸𝘯✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang