31- Kim Minkyu

56 33 7
                                    

"Kalian siap?" tanya Jaeyun, yang lain mengangguk mantap.

"Ini kesempatan terakhir sebelum semuanya terlambat dan gue gak mau ada yang pergi lagi setelah ini," kata Gyehyeon.

"Kita pasti bisa, harus!" sahut Minchan penuh keyakinan.

"Gue titip yang lain ke lo ya Junkyu, jagain semua, kabarin kalau ada apa-apa." pesan Jeyu.

"Wish you luck brother, lo juga harus balik dengan selamat." balas Junkyu.

"Ayo!?" ajak Chan.

Mereka berlima --Jeyu, Jaeyun, Chan, Gyehyeon dan Minchan-- akhirnya pergi untuk melanjutkan pencarian yang tertunda. Yaitu mencari Minkyu sang harapan terakhir.

Perlahan punggung kelimanya menjauh dari pandangan, mereka yang tersisa di markas hanya bisa berdoa agar mereka kembali dengan selamat.

"Yang lain atur jadwal, habis ini kita bakal mulai latihan." ucap Jisu.

"Susah gak?" tanya Yoshinori.

"Kita semua belajar dari nol, kita belajar dasarnya dulu baru perlahan ningkatin skill," jawab Chihoon.

"Nanti bertarung pake senjata apa?" tanya Daehwi.

"Banyak pilihan, terserah. Tapi kalau kalian milih pistol, tuh kak Hyunjae sama Kangmin siap bantu." jawab Minsu menunjuk dua orang yang dimaksud.

Mereka hanya bisa berdecak kagum menatap Hyunjae dan Kangmin. Wajar sih, yang satu mantan pencuri dan yang satu lagi anggota polisi.

***

Disebuah rumah kumuh dengan suasana yang suram dan gelap, tak ada penerangan sama sekali, bahkan rumah ini sudah seperti kuburan. Seorang pemuda terbangun karena terkejut sebab tubuhnya disiram air dingin, ia meringis pelan sebab perih di wajahnya yang terluka.

"Bangun!!" ucap suara dingin itu.

Tangannya menjambak rambut yang lebih muda dan memaksanya untuk mendongkak keatas menatapnya.

"Selamat pagi Kim Minkyu," sapanya penuh intimidasi.

"M-mau apa lagi lo?" tanya Minkyu dengan suara bergetar.

"Kau tak ingat? Ini hari dimana kau akan mati," ucapnya datar.

"Jangan mimpi terlalu tinggi, penyelamat akan segera datang dan bebasin gue." balas Minkyu sinis.

"Hm? Benarkah? Kau sudah berada disini 2 minggu dan tak ada satupun yang datang menolong,"

"Ya sudahlah, waktumu sudah habis, tak ada yang datang untuk menjemput tapi ajalmu sudah menunggu." lanjutnya.

Sebuah pedang dikeluarkan dari sarungnya, cahaya kilau itu mengkilat tajam di mata Minkyu. Ia hanya bisa menunduk dalam menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya

"Any last word?"

'Save me..' batin Minkyu pasrah.

"So long kid." pedang itu diayunkan tepat kearah leher Minkyu, namun..

ZTAAAS

Minkyu membuka matanya perlahan, tapi ia tak merasakan sakit dimanapun. Padahal pedang itu jelas mengarah pada lehernya siap untuk memenggal kepalanya.

Matanya membelalak ketika melihat seseorang dengan rambut merah berdiri didepannya, darah merembes dari lengan atasnya tanpa henti.

"S-siapa lo?" gumam Minkyu bertanya.

"Diam sebentar, kami akan melepaskanmu." bisik Minchan dibelakang sana sibuk membuka ikatan di tangan dan kaki Minkyu.

"Ah putra Taurus.. Haha, sedang apa kau disini?" sarkas si valkyrie hitam.

"Untuk menyelamatkan harapan terakhir dunia dari kehancuran yang disebabkan dirimu." jawab Jeyu dingin, ia sama sekali tak peduli dengan darah yang terus bercucuran dari lengannya.

"Ayo pergi!" ajak Gyehyeon seraya membopong Minkyu yang sudah terlepas dari ikatan talinya.

"Kalian duluan! Aku sama Jeyu disini." ucap Jaeyun.

"Jangan! Lo yang harus pergi duluan, gimana kalau lo gak selamat?!" bentak Jeyu.

"Itu tugas aku sebagai pemimpin untuk melindungi kalian."

"Lo gak inget Kangmin disana? Dia nungguin lo pulang dengan selamat, jangan sampe karena kehilangan lo dia makin hancur!" peringat Chan.

Jaeyun dilema, disatu sisi ia ingin membenarkan ucapan Chan tapi sisi yang lain mengatakan kalau dia tak bisa pergi meninggalkan Jeyu disini.

"Udah gak usah mikir! Lo pergi bareng Gyehyeon sama kak Minchan, gue sama Jeyu bisa tahan disini." titah Chan.

"Tapi tangan dia--"

"Gue bisa jagain Jeyu, udah sana cepet! Jangan buang-buang waktu!"

Akhirnya Jaeyun hanya bisa mengangguk pasrah, ia menyusul Minchan, Gyehyeon dan Minkyu yang sudah berlari lebih dulu. Lagipula mereka butuh pelindung agar tetap selamat.

"Haha lihatlah, putra kesayangan Taurus berdiri disini menggantikan temannya bertemu ajal. Setahuku Taurus selalu membatasimu, apa yang membuatmu diperbolehkan kemari?" tanya sang valkyrie hitam dengan nada mengejek.

"Ibuku depresi kehilangan putra dan suaminya karena kau! KIM RAVN!" teriak Jeyu kesal.

"Begitukah?" Ravn tersenyum miring saat berhasil membuat keponakannya kesal.

"Karena dirimu keluargaku terpecah belah! Saudaraku mengira ibu tak sayang padanya karena dia merasa dibuang, padahal kau yang memisahkannya!"

"Dan kau.. Membunuh ayahku tepat didepan mataku," lanjut Jeyu dengan suara bergetar menahan tangis.

"Kita selesaikan urusan keluarga ini nanti, sekarang.. Aku mau kau membayar perbuatanmu karena telah merusak rencana besarku." ucap Ravn dingin.

Ia kembali mengayunkan pedangnya dan menghunuskannya mengarah tepat ke jantung Jeyu.

***

Mereka yang sedang berlatih dibuat kaget saat pintu utama dibuka secara kasar. Awalnya Chihoon ingin protes, tapi segera ia urungkan saat melihat siapa yang datang.

"Kak Minkyu!" teriak Youngtae yang langsung berlari memeluk kakaknya. Anak itu juga baru saja dijemput oleh Yongseung.

"Youngtae! Kak Yongseung!" Minkyu menyambut pelukan hangat saudaranya dan bernafas lega saat tahu mereka baik-baik saja.

"Syukurlah lo selamat," ucap Yongseung lega disertai senyuman.

"Kakak jangan pergi lagi ya." pinta Youngtae.

"Iya enggak kok," kata Minkyu.

"Kak Gyehyeon! Kak Minchan!" Kangmin memeluk keduanya erat dan tentu saja dibalas keduanya.

Yang lain hanya bisa tersenyum hangat melihat interaksi mereka, membuat Junkyu tersadar bahwa saudaranya tak ada disana.

"Jae, Jeyu mana?" tanya Junkyu.

"Dia dan kak Chan masih disana untuk menahan Kim Ravn dan melindungi kita dari belakang."

"KIM RAVN?!" pekik Minsu kaget.

"Ada apa dengan dia?" tanya Jacob heran.

"Dia saudara tiri Dewi Taurus, paman dari Jeyu." sahut Donggeon.

"Lah? Paman gue juga dong?" tanya Junkyu.

"Iya, dia orang yang sudah memisahkan kakak dari keluarga ini," kata Kyungho membuat Junkyu terkejut.

"Tanya Dewi Taurus atau kak Jeyu, kita cuma tau sebatas itu aja." kata Jerome sebelum Junkyu bertanya macam-macam.

Mereka kembali dibuat terkejut saat pintu utama kembali dibuka kasar, kali ini pelakunya adalah Cho Chanhyuk yang pulang dengan Jeyu yang pingsan dalam gendongannya.

"JEYU!!!" pekik Junkyu saat melihat saudara kembarnya yang dipenuhi oleh darah.

"Gue bawa dia ke ruang medis dulu." ucap Chan seraya jalan tergesa-gesa dengan wajah khawatir.

"Jangan pergi Je.." lirih Junkyu menatap sendu wajah Jeyu.

MedinaBlue  

[i]𝘛𝘩𝘦 𝘊𝘶𝘳𝘴𝘦𝘥 𝘊𝘳𝘰𝘸𝘯✔Where stories live. Discover now