15- Incoming

82 40 12
                                    

Keesokan harinya, cuaca sedikit mendung dan matahari tak menampakan sinarnya sedikitpun. Minsu yang saat itu tengah mengawasi anak-anak magnum bersama Woonggi merasa ada yang aneh.

"Gi, kamu merasa ada yang aneh gak?" Tanya Minsu pada Woonggi.

"Enggak tuh kak." Jawab Woonggi.

Minsu menatap kearah langit yang diselimuti awan mendung, tiba-tiba saja turun salju dari sana.

"Gi salju!?" Ucap Minsu histeris.

Woonggi menegadahkan tangannya, dan setetes salju mengenai tangannya dan meleleh disana.

"Kenapa ada salju kak? Bukannya ini masih musim semi?" Tanya Woonggi heran.

"Kakak juga gak tau."

Minsu lalu memutuskan bertelepati bersama Jisu.

"Jisu?"

"Ada apa Min?"

"Salju turun padahal masih musim semi, kamu bisa kasih tau yang lain?"

"Iya Min, nanti aku kasih tau mereka."

"Makasih, kalau bisa juga kasih tau warga buat jangan keluar rumah. Aku takut ada badai salju."

"Iya Minsu, nanti aku minta bantuan sama kak Donggeon."

"Jaeyun sama kamu?"

"Dia sama kak Chihoon."

"Ahhh gitu."

Minsu lalu memutuskan telepatinya.

Benar saja, beberapa jam kemudian, badai salju datang dan menerjang kota. Minsu dan Woonggi yang berada diluar rumah Mashiho melihat sesuatu ditengah badai.

"Kakak liat itu?" Tanya Woonggi pelan.

Minsu menganggukkan kepalanya, "Sayap hitam."

"Apa jangan-jangan dia....?" Woonggi dan Minsu saling tatap.

Dunia dalam bahaya.

***

Jeyu sedari tadi hanya mondar-mandir di aula pertemuan. "Siapa dia?" Gumamnya sedari tadi.

"Jeyu!?" Panggil seseorang atau mungkin dua?

Dan benar saja, disana aja Jerome dan juga Dewi Fortuna.

"Ahhh, salam hormat Dewi." Jeyu membungkukkan badannya.

Dewi Fortuna tersenyum, "Aku sudah mendengar kabar mahkota yang dicuri oleh valkyrie hitam dan juga soal badai salju yang datang tiba-tiba di musim semi ini." Jelas Dewi Fortuna.

"Untuk valkyrie hitam dan yang lainnya serahkan pada yang lain. Aku mempunyai tugas untukmu dan Jerome."

"Tugas apa itu Dewi?" Tanya Jerome.

"Menemukan seorang anak yang bisa menyelamatkan dunia ini." Jawab Dewi Fortuna.

"Siapa gerangan itu Dewi?"

Dewi Fortuna tersenyum, "laki-laki dengan kalung berbentuk bulan sabit."

Selepas itu Dewi Fortuna meninggalkan Jeyu dan Jerome.

"Kakak tau maksudnya apa?" Tanya Jerome.

"Bukannya lo ngasih kalung ke Kangmin, apa dia?"

"Iya, tapi bandulnya cincin bukan bulan sabit."

Jeyu menghela napas, "Mungkin ini sulit, tapi kita harus cari orangnya." Ucap Jeyu dengan penuh tekad.

Jerome tersenyum dan mengangguk.

***

Jaeyun dan Chihoon tengah berada di rumah para kepolisian.

"Badainya besar banget." Ucap Yongseung yang mengintip ke jendela.

"Kita disini dulu yaa sampai badainya reda." Kata Jaeyun.

"Iya."

"Hei ayo sini?!" Panggil Hoyoung.

Mereka lalu berkumpul di ruang tengah ditemani coklat hangat dan beberapa camilan.

"Dingin banget." Gumam Chihoon, padahal ia sudah menyelimuti dirinya dengan sayapnya.

"Ini kak dipake selimutnya." Kata Yeonho sambil memberikan selembar selimut pada Chihoon dan Minchan memberikan selimut pada Jaeyun.

Penghangat ruangan sudah dinyalakan sejak tadi, mereka sudah memakai selimut dan meminum coklat hangat untuk menghangatkan tubuh.

"Uhhh kok makin dingin sih." Keluh Gyehyeon.

"Ini bukan badai biasa." Ucap Jaeyun.

"Maksudnya?" Tanya Dongheon bingung.

Jaeyun tak menjawab, ia meletakkan tangannya diatas meja dan keluar cahaya putih menyilaukan.

"Apaan itu?" Tanya Minchan.

"Supaya kalian gak kedinginan, cuman bisa bertahan semalaman. Jadi kita nginep disini boleh?" Jawab dan tanya Jaeyun.

"Boleh banget kak." Jawab Kangmin girang.

Yang lain cuman bisa angguk, kalau udah sama maknae apalah daya?

zfnnn13_   MedinaBlue

[i]𝘛𝘩𝘦 𝘊𝘶𝘳𝘴𝘦𝘥 𝘊𝘳𝘰𝘸𝘯✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang