[CH 4] Siapa yang bersalah?

1.3K 303 252
                                    

"Kak, kak!"

"Kak Heeseung, buka pintunya dong!"

"Kak?"

Sunoo menghela napas sejenak, panggilan sudah beberapa kali ia suarakan. Tapi kakak keduanya tidak mau menjawab.

Sunoo harus bagaimana ini?

Mau tidak mau Sunoo harus memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan ibu-nya nanti dibawah. Dengan tungkai kaki yang terpaksa berbalik arah, ia turun menapaki anak tangga. Selepas itu menghampiri sang ibu di dapur.

Kamar Heeseung itu sebetulnya ada dilantai atas bersama Sunoo dan juga Daniel. Namun letak posisinya sedikit jauh dari keduanya dan terpilih pojok ujung kanan.

Ibu tak sengaja melihat Sunoo yang hendak menghampirinya, di tengah ia mengambil telur di kulkas. "Noo, kakak udah dibujuk?"

"Maaf bu, aku udah panggil belasan kali tapi kakak gak jawab juga."

Lalu dengan pendar mata sedikit menancap tajam, ibu berkata. "Lagian ngapain sih kamu harus berantem sama kakak? Cuma rebutin sesuatu, harusnya kamu ngalah aja Noo. Ibu gak mau kalau Heeseung bisa sakit karena belum makan dari semalam."

"Aku udah nga-"

"Pokoknya Ibu gak mau tau ya, ini jadi tanggung jawab kamu dari kesalahan waktu semalam. Kakak kamu yang lain pada keluar rumah dan adek masih futsal. Ayah bakal pulang malam ini, dan siang ini ibu sendirian."

Tuhkan, ini yang Sunoo resahkan. Ibu-nya ini jika sendirian ingin ditemani, entah ibu nya masih dirumah atau hendak keluar. Dan kakak keduanya itu memang paling dekat dengan ibu.

Meski di rumah ada 3 orang. Mungkin ibu lupa dengannya.

"Kamu dengerin omongan ibu kan?"

Sunoo menarik senyuman tipis, "Sunoo dengerin bu. Jadi sekarang aku harus apa nih bu?"

"Nanti kan gudang bakal di renov jadi kamar tamu. Jadi kamu bersihin semua, barang-barangnya gak usah dipindahin biar tukang renovasi yang ngatur."

"Bukannya kamar tamu udah ada bu? Apa bakal ada tam-"

Ibu membalas dengan sedikit tidak enak. "Kamu tadi dengerin ibu kan? Bersihin semua Sunoo, udah sana. Kamu ganggu ibu yang lagi masak."

Ah, ini kesalahannya. Sunoo belum berubah akan yang namanya "kepo", lain kali ia harus sedikit demi sedikit menutupi sikap itu.

"Maaf ibu."

▪︎▪︎▪︎

"Uhuk uhuk! Ya ampun berdebu banget."


Sunoo menaikkan tirai jendela keatas untuk membuka ventilasi agar udara dari luar masuk ke dalam.

Sunoo dengan rapi dan telaten nya ia menyapu debu lantai, sudut tembok, sudut jendela, dan area lain yang masih kotor. Ruangan gudang terbilang cukup banyak space untuk dijadikan kamar tamu.

Kemudian ia mengepel, dan apapun itu untuk membersihkan keseluruhan gudang ini. Barang-barangnya pun tengah di vacum olehnya.

Hampir sekitar 2 jam, Sunoo baru menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

Lega.

"Hah hah."

Wajar sih jika Sunoo lelah habis menguras tenaga, namun helaan napas ini berbeda. Lebih terkesan terburu-buru, ada apa ini?

[1] Sudah Menjadi Keluarga yang Baik? | I-LAND ft. ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang