[CH 10] Kakek curiga

1.1K 279 510
                                    

"Ini pada udah siap semua?" Tanya Eje yang masih menggenggam penutup bagasi mobil.

Saat dirasa semuanya cukup, mereka semua pada mengangguk. Kecuali Sunghoon.

Setelah Eje menutup bagasi mobil, Eje langsung mengarah pada Kei, masih ragu dengannya omong-omong. Karena pasti jadwal pasien itu terkadang suka mendadak dan alhasil Kei lebih memprioritaskan hal tersebut. Jadi ia pun menanyakan secara khusus untuknya. "Kak Kei, kakak beneran kosong banget jadwalnya? Takutnya pas kita mau ke Bali-"

Kei menyela, ia merasakan Eje kurang percaya dengannya. "Nggak, serius. Kakak udah minta izin sementara kok. Tenang aja."

Akhirnya Eje mengangguk lantas memanggil Heeseung untuk menyetir mobil. Sebab mungkin seharusnya Bapak yang mengemudikan, namun beliau dengan ibu sudah duluan setelah sehabis pulang kerja.

Jadi di mobil ini, hanya ada anak-anak dari keluarga Kim.

Heeseung yang menyetir, disampingnya ada Kei -tugasnya mengatur arah jalan-. Lalu ditengah ada Jay, Jimin, Eje, dan Daniel. Seharusnya Daniel ada di belakang bersama Sunghoon juga Sunoo.

Tapi alasannya simpel, ia masih tidak ingin berdekatan dengan Sunoo.

Mereka memakluminya karena kejadian dua bulan yang lalu itu. Daniel masih saja bersikap tidak enak pada kakaknya yang satu ini, walaupun tidak dapat dipungkiri jika yang lain pun sedikit tidak mengharap apa-apa pada Sunoo.

Saat di perjalanan, Sunghoon tidak menengok pada adiknya. Tapi hanya dari lirikan arah kanannya saja -tanpa berpindah tempat dari pandangan depan- sudah cukup untuk melihat Sunoo di sampingnya.

Sunghoon menghela napas, membuatnya mengingat kembali sekilas kejadian itu.

"K-kak Sunghoon? Niki?"

Tanpa basa-basi, Niki langsung mendekapnya penuh hangat. Sedikit ada rasa bersalahnya saat melihat Sunoo masih berupaya sebisa mungkin untuk menolong teman adiknya sendiri.

Ketika Sunoo memukul dadanya, Niki melepaskan dekapan. Katanya 'sesak, jadi jangan dulu peluk-pelukkan.'

Namun bukannya tertawa, Niki malah khawatir dengannya. Lalu memeriksa seluruh tubuhnya dan beralih pada perut Sunoo. "Noo, ya ampun. Lo harus di periksa dokter juga-Kak Sunghoon, sini deh liat. Ini lumayan parah. Noo, pas kesini... Lo gak ada gejala-gejala gitu kan?"

Sunoo menggeleng tanda 'tidak ada', tapi Sunghoon melihatnya ada sedikit keraguan. Jadi ia tetap memilih diam.

'Ada saatnya Sunghoon bisa melihat dan mengorek apa yang Sunoo pendam'.

"Iya nggak kok, tapi Niki makasih banget udah bantuin aku. Dan juga kak.....Sunghoon." Balas Sunoo pada Niki lalu berpaling menatap kakak ketiganya.

"Iya, cuma pokoknya setelah ada jawaban dari dokter yang tanganin temen adik lo, nanti lo yang gantian buat di periksa ya?"

Sunoo menggeleng lagi, ia tidak ingin membuang waktu percuma. "Luka kaya gini bisa di kompres kok di rumah tanpa harus periksa disini."

Niki hendak membalas, namun Sunghoon langsung mengiyakan. "Terserah dia, kalau memang tambah parah. Kak Kei yang bakal urus itu."

Omongan Sunghoon lantas membuat Sunoo dan Niki sedikit melongo. Baru pertama mereka mendengar bait panjang dari mulut Sunghoon, biasanya selalu irit bicara dan terkesan tidak peduli dengan omongannya yang tidak begitu panjang.

Setelah dirasa semua cukup, kemudian dokter sudah menangani pasien yang terkena racun. Lalu mereka bertiga pamit untuk segera pulang, dan lain waktu bisa menjenguk kembali.

[1] Sudah Menjadi Keluarga yang Baik? | I-LAND ft. ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang