1. The Beginning

7.7K 718 174
                                    

______________________________
Hello! come back with me. This is my second fantasy story. I hope you like it and happy reading!

•••
Tinggalkan jejak dengan memberi vote dan komentar pada cerita, jangan jadi silent readers guys,,belajar menghargai karya yukk ♡ usahakan vote kalo kalian lagi online yaa ♡♡

•••Tinggalkan jejak dengan memberi vote dan komentar pada cerita, jangan jadi silent readers guys,,belajar menghargai karya yukk ♡ usahakan vote kalo kalian lagi online yaa ♡♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Park Sunghoon!!"

"Park Sunghoon!!"

Para fans berteriak mendukung seorang lelaki tampan bernama Park Sunghoon, dia yang dijuluki 'Ice Prince' tengah beradu dengan dunianya.

Lelaki tampan berumur 19 tahun itu bermain dengan sangat indah, dia sudah lama menjadi figure skating sejak umur 9 tahun. Sudah sangat terkenal hingga mempunyai beribu-ribu penggemar.

Dia memiliki kaki yang jenjang, wajah bak pangeran, senyuman yang lembut, tubuh yang proporsional, pesona? jangan ditanya lagi! Sudah berapa banyak gadis yang dibuat pingsan oleh pesonanya.
Jangan lupa, dia memiliki bakat yang terbilang istimewa, separuh dunianya sudah ia jalani sebagai figure skating. Dia juga pandai bernyanyi.

Sunghoon mempunyai sahabat yang cukup introvert, tapi asal kalian tau dia itu cerewet juga memiliki sifat yang random. Namanya adalah Shim Jaeyoon, Sunghoon memanggilnya Jae. Dia adalah seorang lelaki berdarah campuran Aussie, terkadang Sunghoon memanggilnya bule saat dia sedang marah marah dengan menggunakan aksen aussie nya itu. Sungguh, sudah berapa kali dan berapa banyak cara yang telah dilakukan Sunghoon untuk menghindari kemarahan Jae. Tapi tanpa Jae, Sunghoon bukanlah Sunghoon yang sekarang.

___

"Udah gue duga lo bakal menang! Nggak peduli lo males atau gimana, tapi siapa sih yang bisa ngalahin skill Park Sunghoon. Setau gue enggak ada, lo udah banyak bawa pulang medali, semua orang tau bakat lo hoon!" Seperti itulah Jae mengoceh didepan sahabatnya. Tapi, melihat wajah Sunghoon yang lesu dengan tatapan kosong Jae ingin sekali mengoceh sekali lagi, namun tidak untuk saat ini. "Hoon! Sunghoon, Park Sunghoon lo dengerin gue apa enggak sih?" kesalnya.

"Gue denger ocehan lo" jawabnya lalu mengambil minuman di tangan Jae. "Dari tadi lo nggak ngasih minuman, bawa cuma satu lagi." tambahnya. Tak heran jika sahabatnya itu sedikit pelupa, perlombaan hari ini saja Jae lupa padahal dia yang pertama kali memberi tahu Sunghoon tentang perlombaan ini.

"Iya iya, eh lo mau mancing nggak? Besok, jam...9 gue tunggu di toko om Tae! Jangan sampai lupa, awas kalau lupa!"

Tunggu, apa tidak salah jika Jae yang mengatakan 'Jangan sampai lupa'?

"Lo yakin ngingetin gue?"

"Yakin dengan sangat" Jae segera pamit setelah mengetahui kalau sudah jam 9 malam. "Jangan lupa! Gue pulang ya!" ucapnya lalu berjalan keluar gedung.

Sunghoon berdehem saja, selang beberapa menit Jae kembali. "Gue lupa, kan harus nganterin lo hoon!" wajah polos Jae mengalihkan semuanya, Sunghoon tersenyum lalu membereskan bajunya dan segera pulang dengan Jae.

❝ꜱɪᴅᴇ ᴏꜰ ᴇᴠᴇɴᴛ'ꜱ❞||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ] ✔Where stories live. Discover now