Game Over

3 0 0
                                    

Yuhuuuu. Up lagi, nih. Karyanya Kak Niswah49_ don't forget to vote, coment and share, ya.
Happy reading!
Semoga suka.

Suara bising di belakang rumah membuat gadis yang baru saja terlelap itu kembali terbangun. Dia mengikat rambutnya dan berjalan keluar untuk melihat apa yang terjadi. Hingga senyuman merekah dari sang kekasih hati membuat Alice menatap tak percaya. Belakang rumahnya sudah seperti taman indah penuh balon.

"Selamat ulang tahun, Sayang," ucap Samuel sembari memberikan buket bunga.

Alice menerima bunganya dengan mata yang masih menatap tak percaya. "Ini semua ...."

Samuel mengangguk. "Semoga makin dewasa, makin sayang sama aku," ucapnya lagi sembari mengusap kepala Alice penuh kasih. "Yuk, duduk di sana," ajak Samuel dan dibalas dengan anggukan.

"Aku belum mandi, ih," bisik Alice membuat Samuel tertawa.

"Masih cantik," puji kekasihnya itu.

"Hilih! Gombal! Tapi, makasih banyak, ya, kamu selalu berusaha bikin aku seneng. Padahal keluarga aku aja ...." Ucapan Alice terhenti dengan air mata yang menetes.

"Percaya, deh, suatu hari nanti orangtua kamu bakalan nyesel udah nyia-nyiain putrinya yang cantik ini," ujar Samuel dengan senyuman. “Jangan nangis, air mata kamu lebih berharga,” lerai Samuel mengusap kepala kekasihnya dengan lembut.

Alice mengangguk paham. Itu kalimat kesekian kali yang Samuel lontarkan demi menenangkan dirinya. Sejak Rendra, sang papa, memutuskan cerai dengan Airin atau mamanya yang sangat sibuk dengan karier, kehidupan Alice berubah. Apalagi ketika Rendra memutuskan untuk kembali menikah dengan Ileana yang seperti ibu tiri dalam cerita dongeng.

“Kerjaan kamu gimana?” tanya Alice mulai mengubah topik obrolan.

Terlihat Samuel yang menghela napas berat. “Aku harus ke Aussie buat selesaiin masalah perusahaan,” jawabnya lesu.

Alice mengangguk paham. “Kapan?”

“Mungkin besok aku udah berangkat. Gak tahu, deh, pulangnya kapan lagi. Doa-in semoga cepet selesai, ya, Sayang.” Samuel membenarkan helaian rambut yang menghalangi wajah kekasihnya itu.

“Good luck,” sahut Alice dengan senyuman. “Eh, tapi ....”

“Kamu enggak perlu anter aku ke bandara. Aku paham kita sama-sama punya kesibukan,” ujar Samuel dengan senyuman yang senantiasa terukir.

“Terima kasih banyak untuk semuanya.” Alice sudah tidak lagi bisa mengatakan apa pun selain berterima kasih kepada sang kekasih.

Hari itu, seakan menjadi perpisahan untuk Samuel dan Alice. Mereka menghabiskan waktu untuk bersama. Bercerita dan melakukan apa saja seakan menabung pertemuan sebelum berganti kerinduan. Satu pesan dari Samuel, “Jaga diri baik-baik.”

Alice mengangguk dan menatap Samuel yang sudah berada di mobil. Perlahan tetapi pasti, mobil yang dibawa Samuel mulai tertelan jalanan. Rasanya aneh, Alice seakan merasa bahwa mereka benar-benar tidak akan pernah bertemu lagi.

Tidak ingin terlarut dalam pikirannya, Alice bergegas ke kamar. Besok ia harus kuliah sekaligus bekerja. Menjadi anak yang dipaksa mandiri karena keadaan. Hingga hanya rumah mewah ini yang keluarganya tinggalkan.

Uang jajan? Sebenarnya Alice juga masih mendapat kiriman untuk kuliah. Hanya saja, Alice ingin lebih mandiri dan menyibukkan diri dengan cara bekerja. Lagi pula ia tidak mungkin terus bergantung pada orangtuanya yang alamat lengkapnya saat ini pun tidak Alice ketahui.

Kidung SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang