Waiting For Love

6 1 0
                                    

Cerita ini kak Ruthlaqe didedikasikan buat kalian-kalian yang pernah terjebak dalam zona friendzone.

Happy reading, ya.

###

'Sakit. Hatiku sakit melihatmu tertawa bersamanya, Darryl. Tapi, aku tidak dapat membagikan rasa ini padamu. Tidak, jika rasa ini akan membuatmu menjauh dariku,' batin Adelia saat melihat Darryl, sahabatnya dari kecil sedang bermesraan dengan Felicia, sang kekasih di ruangan kelas. Sejak 2 minggu yang lalu mereka resmi berpacaran.

Adelia masih ingat wajah bahagia Darryl yang bercerita padanya kalau Felicia menerima pernyataan cintanya. Adelia hanya dapat memberikan senyum palsu pada saat itu. Hatinya hancur mendengar setiap perkataan Darryl.

“Loh, Lia. Kamu mau langsung pulang ya?“ Darryl bertanya melihat sahabatnya yang sudah membereskan peralatan menulis serta bukunya ke dalam tas.

“Ah, iya. Aku pulang duluan, ya.Dah Darryl, Feli,“ ucap Adelia tanpa basa-basi.

Adelia segera mengambil tas sekolahnya dan bergegas pulang tanpa menunggu Darryl. Kali ini dan mungkin seterusnya Adelia akan selalu pulang sendiri. Dia tidak sanggup apabila berada di antara sepasang kekasih itu.

Hari-hari berlalu begitu saja. Tidak terasa Darryl dan Felicia sudah berpacaran selama 3 bulan. Dan hubungan Darryl dan Adelia semakin menjauh. Darryl tidak punya waktu sedikit pun untuk Adelia karena Felicia yang selalu menyita waktunya. Dan Adelia, gadis itu terlalu  sibuk dengan pengobatannya bersama dokter Ryan. Setiap hari, Riana, mommynya dan dokter Ryan selalu  menyemangatinya.

Hingga hari itu tiba. Penyakit leukemia yang diderita Adelia semakin parah. Sejak itu, Adelia tidak pernah lagi datang ke sekolah. Penyakit itu membuatnya harus tetap berada di rumah sakit. Setelah seminggu lamanya, Darryl akhirnya menyadari ketidakhadiran Adelia. Darryl sempat berdebat dengan Felicia karena dirinya yang ingin menemui Adelia. Pada akhirnya, Darryl tetap pergi menemui Lia, sang sahabat.

Darryl terkejut mendengar kabar yang diterimanya. Ditambah dengan sebuah fakta yang baru saja diketahuinya dari sebuah buku diary kecil yang sedang dipegangnya. Darryl sedang berada di rumah Lia. Namun, rumah bertingkat itu sepi tanpa adanya sang gadis penghuni rumah itu. Tanpa basa-basi, Darryl segera pergi dari rumah Lia. Dia ingin menemui Lia berbekal alamat rumah sakit yang diberikan mommy sang gadis.

Ceklek!

Pintu ruangan bercat putih itu terbuka perlahan. Lia menolehkan kepalanya ke arah pintu ruangan tempat dirinya dirawat saat ini.

“Hei!“ ucap Lia disertai senyuman khas yang selalu ditunjukkannya di depan Darryl.

Darryl sangat terkejut melihat sang sahabat. Lia terlihat sangat kurus dan pucat. Rambutnya juga sudah rontok dan selang-selang penunjang kehidupan ada di hidung dan tangannya.

“Lia … Aku … Ini … Sudah berapa lama?“ tanya Darryl pada akhirnya sembari berjalan mendekati Lia. Pria itu mengusap wajah Lia halus. Lia hanya menggelengkan kepalanya.

“Aku … Tidak tahu. Aku tidak mau mengingatnya,“ ucap Lia disertai air mata yang mulai mengalir di pipinya.

Cup

Ciuman singkat itu sukses menghentikan tangisan Lia. Darryl mencium bibirnya. Ciuman yang singkat namun lembut itu membuat Lia menatap Darryl dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Aku sudah tahu,“ ucap Darryl sambil menunjukkan buku diary kecil milik Lia. Lia langsung gelagapan.

“Itu … Darimana kamu mendapatkannya?“ tanya Lia pada Darryl.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kidung SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang