Jeonghan's sweety

78.6K 1K 6
                                    

"Emang harus aku banget ya ketemu Jeonghan-oppa?" gerutuku sambil menatap teman-teman kuliahku. Jadi hari ini kami ada jadwal punishment karena sempat bolos praktikum di lain hari, dan asisten yang menangani tentang punishment ini adalah salah satu asisten yang terkenal jahat. "Iya, siapa lagi? kamu yang paling berani" ucap Chan sambil mengedipkan matanya. "Cih jinjja, yaudah sana tunggu aja di depan" aku mendengus kesal. Seharusnya ada 3 orang lelaki dan 2 orang wanita lainnya tapi kenapa mereka hanya jago saat di line kemarin dan sekarang malah melemparkannya padaku. Aku berdiri di depan ruang klub musik tempat Jeonghan oppa minta ditemui. Aku menghela nafas dan membuka gagang pintu.

"geudae misoe bomi dwaejulgeyo.." petikan gitar lembut yang mengaluni suara Jeonghan oppa yang manis sangat serasi. Aku baru tau kalau Jeonghan oppa mampu bernyanyi selembut dan semanis ini. Ia terkenal sebagai pengiring entah gitar, atau drum saja dan dia tidak pernah memamerkan suaranya. "Sejak kapan kau disitu?" suara berat Jeonghan oppa memecahkan lamunanku setelah terhanyut oleh suara manisnya. "Ah, ne oppa, saya perwakilan dari yang terkena punishment" jawabku sedikit ragu. Jeonghan oppa meletakkan gitarnya dan menoleh ke arahku ia melihat kebelakangku dan memiringkan kepalanya. "Kau hanya sendirian?" tanya Jeonghan kebingungan. Aku menatapnya bingung dan bertanya "Ne? Mwo?". Jeonghan oppa berdiri dan membereskan kertas-kertas diatas mejanya lalu memasukkan ke dalam tasnya "Aku sudah memberi info kepada Seokmin bahwa aku butuh sukarelawan untuk membersihkan laboratorium dan membantuku membawa beberapa barang ke apartement ku, sepertinya kau tidak tau info" jelasnya.

SIALAN! batinku, aku hanya tersenyum semanis mungkin. Jeonghan oppa membuka pintu klub dan mengisyaratkan aku untuk segera mengikutinya. Bersih-bersih dan membawa beberapa perlengkapan yang berat, namun rupanya aku salah kostum hari ini. Aku memakai cardigan crop dengan v cut dan rok pendek diatas lutut, untung saja aku hari ini memakai sepatu sneakers. Saat melewati lorong aku sudah tak melihat teman-teman sialanku itu, benar-benar mereka ya. Setibanya di depan pintu lab, bau debu menyeruak. Aku memandangi bajuku sekali lagi, 'Aish! bagaimana caranya aku bersih-bersih dengan baju seperti ini?' gumamku. Akhirnya mau tidak mau aku bersih-bersih dengan sedikit tidak nyaman, karena saat menunduk maka bagian dada ku akan terlihat sehingga sebisa mungkin aku menghindari menunduk di dekat Jeonghan oppa. Setelah semuanya bersih, Jeonghan oppa menumpuk dua kardus lalu mengangkatnya "Kau bawakan buku-buku diatas meja itu dan ambil kartu apartemen ku di dalam tas". Aku merogoh tas ransel Jeonghan oppa lalu menemukan kartu apartemen nya dan mengambil buku yang dimaksud diatas meja.

Selama perjalanan ke apartemen kami tidak berbicara apapun, dan hari semakin gelap sehingga sangat sunyi hanya terdengar sesekali dentingan lempengan seng di dalam kardus yang dibawa Jeonghan oppa. Aku baru tau ternyata Jeonghan oppa benar-benar tinggal di kawasan apartemen mewah dan gedungnya merupakan gedung yang masih bersih juga terawat. "Lantai 15" ucapnya singkat. Aku menekan tombol lift dan menatap pantulan diriku pada dinding lift, untungnya muka ku tidak berminyak. Setelah membukakan pintu apartemennya aku hendak segera pulang karena ya ini terlalu canggung, dan berniat segera memarahi teman-teman laknatku. "Masuk dulu saja, ini sudah malam.. tunggu aku mandi dan aku akan mengantarkanmu pulang" jelas Jeonghan oppa. Aku hendak menolaknya tapi ia segera meletakkan kardus yang ia bawa dan menarik tanganku. Jika dipikir-pikir benar juga ini sudah malam dan jalan menuju halte bus sangatlah sepi, dasar apartemen elit tidak ramai sama sekali.

Akhirnya sembari menunggu Jeonghan oppa mandi aku membantunya memasukkan peralatan tadi ke dalam gudang. Tadi sebelum mandi Jeonghan oppa juga berpesan jika di rak atas tidak sampai aku bisa meletakkannya tetap dikardus dan bermain dengan Coco anjingnya. Saat aku menggendong Coco sialnya ia malah mengencingiku. 'How perfect' gerutuku. "Oh, mianhae Y/N-ah, Coco baru saja di kebiri jadi aku rasa ia masih belum bisa mengontrol kandung kemihnya" ucap Jeonghan lalu mengangkat Coco menjauh dan segera berlari mengambil baju ganti untukku.  Ia memberikanku kaosnya yang aku rasa akan menjadi dress untukku. Setelah itu aku masuk ke kamar mandinya dan melepas bajuku. "Hmm, dalamanku bau pipis juga" aku berpikir sambil menatap cermin. "Ah sebentar lagi aku pulang, jadi mungkin tidak masalah jika tidak memakai. Toh aku pulang juga diantar Jeonghan oppa" ucapku lalu mulai membilas badanku. Setelah mengeringkan badan aku memakai kaos Jeonghan oppa dan memasukkan bajuku kedalam tas. Saat keluar aku melihat Jeonghan oppa duduk di meja depan tv dan menyantap makanan delivery. "Y/N, ayo makan dulu sebelum kuantar pulang. Aku sedang streaming film, apa kau keberatan makan sambil menonton film?" tanyanya. Aku mau menolak untuk makan tapi tidak mungkin bukan aku pulang dengan keadaan begini tanpa dalaman.

[M] Seventeen Sweetness [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang