Marriage

13.2K 970 89
                                    

Tidak terasa sepekan hampir berlalu.

Hari ini, Taehyung bermalam di mansion besar keluarga atas permintaan ibu karena besok adalah hari pernikahannya.

Keluarga Taehyung sangat menyambut baik keinginannya untuk menikah. Ditambah lagi mereka menyukai karakter sang kekasih yang ramah dan rendah hati walau sibuk berkerja di perusahaan sendiri yang bergerak di bidang arsitektur.

"Adeul."

Mendengar panggilan itu, Taehyung tersenyum pada ibu yang berdiri di ambang pintu. Ah, ibu pasti baru datang dari acara pesta atau jamuan makan malam. Itu bisa dilihat dari tas kecil yang masih menggantung di lengan sang ibu.

"Ya, eomma."

"Apa kau sudah lama di sini?" Mrs. Kim melangkah mendekat dan mendudukkan diri tidak jauh dari Taehyung yang tengah duduk di kursi dengan kertas dan pensil, seperti biasa.

Seketika saja Taehyung mengecek jam tangan, "Tidak, baru 23 menit yang lalu, eomma."

"Eomma tak menyangka kalau besok adalah hari pernikahanmu, adeul. Padahal baru kemarin kau mimpi basah."

Perkataan ibunya membuat Taehyung memanyunkan bibir kesal, "Eomma, itu sudah lama sekali dan kemarin aku tidak mimpi basah."

Tawa renyah Mrs. Kim memenuhi ruangan. Dielusnya surai Taehyung dengan lembut seraya berucap, "Bagi eomma itu baru saja terjadi. Kau tumbuh dengan sangat cepat. Eomma bahagia akhirnya ada anak eomma yang akan menikah."

Kali ini Taehyung mengulas senyum lagi. Ia senang jika ibunya bahagia.

"Apa kau siap untuk hari esok, adeul?"

"Tentu saja, eomma."

"Setelah menikah sering-seringlah kalian berkunjung kemari." Itu suara Mr. Kim. Sosoknya muncul dari balik pintu dan melangkah memasuki kamar Taehyung.

Lagi. Taehyung kembali mengulum senyum tampan, "Ya, appa."

"Kau adalah anak kebanggaan dan kesayangan kami, adeul." Sambung Mrs. Kim sembari memeluk Taehyung.

"Lantas bagaimana denganku?" Timpal Namjoon yang tengah berdiri di ambang pintu. Entah sejak kapan dia ada di sana.

"Tentu kau juga, Namjoon-ah." Jawab Mrs. Kim, "Sini eomma peluk."

Namjooon sama sekali tak berkeinginan mendekati ibunya, "Tidak, eomma."

Tentu saja itu membuat wajah Mrs. Kim berubah menjadi masam, anak pertamanya memang sangat sulit disentuh. Mr. Kim tertawa hangat melihat reaksi sang istri, dan Taehyung juga mengulum senyum.

Lihat. Keluarganya bahagia, kan.

.

.

.

Keesokan harinya, pernikahan Taehyung di gelar di sebuah hotel megah milik Victory Group. Banyak tamu dari kalangan pembisnis, selebritis, dan politikus yang hadir. Bahkan presiden juga turut hadir.

Di tempatnya berdiri, Taehyung mengatur nafas sebelum memasuki aula. Ia berjalan dengan gagah dan sesekali tersenyum kepada tamu undangan. Didepan sana, ada Pastor yang tengah menunggu.

Dari atas altar pernikahan, Taehyung dapat melihat ayah dan Namjoon yang tersenyum tipis serta ibu yang menangis haru. Selain itu, ada Jimin dan Yoongi yang duduk bersebelahan. Mereka tersenyum bahagia ke arah Taehyung.

Tidak lama kemudian pintu kembali terbuka, menampakkan sosok bergaun putih panjang dan elegan. Gaun yang minggu lalu dirancang oleh Taehyung sendiri.

Sosok itu tersenyum cerah berjalan didampingi oleh pamannya, Kwon Ji Yong. Manik hazel Taehyung bersitatap dengan netra kekasihnya yang telah menjalin kasih sejak dua tahun yang lalu.

Mereka dulunya menempuh pendidikan dasar di sekolah yang sama. Kala itu mereka tidak terlalu dekat. Taehyung hanya sekedar mengenal nama wanita yang lumayan terkenal di sekolah. Setelah kelulusan, mereka tidak pernah berhubungan sampai akhirnya bertemu secara tak sengaja di Paris 3 tahun lalu.

Semenjak pertemuan itu, mereka menjadi dekat. Walau keduanya tinggal di negara yang berbeda tapi sering melakukan interaksi melalui smart phone. Mungkin karena rasa nyaman antara satu sama lain, akhirnya mereka memutuskan untuk menjalin kasih. Sosok cantik itulah yang mengungkapkan isi hati lebih dulu setahun setelah pertemuan mereka di Paris.

Kini, Taehyung balas menyunggingkan senyum dan berbisik tanpa suara, "Jennie."

Acara pernikahan berlangsung dengan lancar dan begitu hangat. Aura bahagia terpancar di wajah setiap orang yang ada di pesta itu.

Selang waktu berlalu, akhirnya malam ini Taehyung dan Jennie sudah berada di mansion peninggalan keluarga Jennie. Kedua orangtua sang istri telah meninggal dunia saat usia Jennie masih 5 tahun. Selama ini, ia dibesarkan oleh paman dari keluarga ibunya.

"Yeobo. Lucu sekali. Aku masih aneh dengan panggilan yeobo." Jennie tertawa kecil menggemaskan.

Dengan lembut, jemari panjang Taehyung mengelus surai Jennie. "Panggil aku sesukamu, sayang."

Jennie pun mendongak untuk menatap manik hazel sang suami, "Aku ingin memanggil dengan sebutan yeobo. Terdengar lebih dekat."

Mengangguk setuju. Taehyung tersenyum dan mengecup singkat kening Jennie, "Sekarang tidurlah, kau pasti lelah."

"Ya, lelah sekali. Tapi aku tak sabar menunggu hari esok."

Chu~

Dikecupnya kilat tepat di pipi sang suami. Jennie langsung memejamkan mata dan menenggelamkan wajah pada dada bidang nan hangat, sementara Taehyung hanya memandang lamat Jennie. Tak lama, dirinya menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka dan ikut memejamkan mata.

Besok pagi mereka akan pergi ke Australia. Hanya seminggu.

.

.

.

Sudah dua bulan berlalu.

Kehidupan rumah tangga Taehyung dan Jennie terlihat harmonis tanpa ada masalah. Walaupun keduanya sibuk di kantor masing-masing, tapi mereka selalu menyempatkan waktu untuk sarapan, makan siang, dan makan malam bersama.

Orang terdekat Taehyung dan Jennie pasti melihat mereka seperti pasangan yang kembali di mabuk cinta. Mereka terlihat cocok saat bersama.

"Yeobo, lihat aku."

Ckrik

"Yeobo, kau tampan sekali sih. Uh.. aku semakin cinta."

Taehyung tersenyum simpul, "Aku memang tampan."

Mendengar itu, tentu saja Jennie tertawa ceria disusul kembali mengambil gambar suami tercinta. Begitu pula dengan Taehyung, dirinya turut mengambil gambar Jennie. Saling bercanda dengan wajah ceria dalam ruang yang dipenuhi kehangatan.

Sekali lagi. Semua berjalan lancar dan bahagia, bukan?

.

.

TBC

Let Me In ╬ KOOKV [END]Where stories live. Discover now